Kepedulian terhadap Sampah Menjadi Indikator Perkembangan Moral yang Optimal
Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan
Kelas Reguler (Kelas A), Psikologi UP45
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
Semester
Genap 2021/2022
Dwi Ratri Octavianita (20310410002)
Menurut
UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (dalam Dewilda, Rizki, &
Fauzi. 2019) mengartikan bahwa yang disebut dengan sampah intinya ialah sisa
dari aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia atau suatu proses alam
yang bentuknya padat. Menurut FAO dan FUSIONS (dalam Chaerul & Zatadini,
2020) sampah makanan atau limbah makanan merupakan jenis sampah yang berasal
dari buangan pada tahap konsumsi yang terakhir pada rantai pasokan makanan.
Sampah makanan ini sangat perlu untuk mendapat perhatian yang khusus karena kita
tahu bahwa sampah makanan telah menjadi isu global di berbagai negara di dunia.
Perhatian khusus dapat ditunjukkan dengan adanya kepedulian dalam diri seorang
individu terhadap lingkungannya. Kepedulian tersebut berkaitan dengan
perkembangan moral seorang individu.
Berbicara tentang moral,
Hook (dalam Nurhayati, 2006) mendefinisikan moral sebagai suatu keyakinan dan
sikap individu yang membantu individu tersebut untuk dapat memutuskan mana hal
yang benar dan mana hal yang salah. Kepedulian terkait dengan permasalahan
sampah menyangkut juga dengan moral seseorang yang berbeda-beda dalam
perkembangannya. Perkembangan moral ini dimulai sejak individu masih anak-anak
hingga dewasa, pernyataan ini dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg (dalam
Rohyati, Reni, Sobar, Widuri, & Yudha, 2019) yang merupakan salah satu
tokoh Psikologi. Teori Lawrence Kohlberg ini disebut dengan Cognitive Moral Development atau
disingkat dengan CMD. Dalam teori ini, moral dijelaskan sebagai alasan-alasan
seorang individu memutuskan untuk memilih suatu perilaku dan kemudian
menganggap perliaku yang telah ia pilih tersebut benar ataupun salah. Rohyati,
dkk (2019) menambahkan bahwa teori milik Kohlberg ini bukan menekankan kepada
keputusan terkait individu yang memilih perilaku, akan tetapi pada sebuah
proses pembuatan alasan pada seorang individu untuk berperilaku tertentu atau
khusus seperti perilaku yang memiliki keterkaitan dengan sebuah situasi atau kondisi
yang cenderung dilematis. Sehubungan dengan persoalan sampah, maka seorang
individu yang sebaiknya peduli atau tidak itulah yang menjadi situasi
dilematisnya (Rohyati, dkk, 2019).
Permasalahan pada
pembahasan kali ini adalah kepedulian terhadap kebersihan lingkungan nampaknya
perlu untuk terus dipupuk. Persoalan mengenai sampah sepertinya belum juga tuntas.
Masih banyak orang yang kurang peduli akan hal ini dan bahkan belum sadar akan
persoalan sampah yang semakin hari semakin memprihatinkan. Mirisnya lagi masih
ada masyarakat yang menganggap enteng persoalan sampah ini. Keadaan seperti ini
tentunya menyangkut soal moral seorang individu.
Teori Cognitive Moral
Development ini mendasari persoalan mengenai sampah yaitu sebagian besar
masyarakat kebanyakan masih belum dapat menyadari akan persoalan sampah serta
masih belum memiliki kesadaran juga untuk mengelolanya dengan environmentally friendly (Rohyati, dkk,
2019). Teori ini merupakan salah satu teori yang ikut menyumbang dalam mata
kuliah Psikologi Lingkungan. Teori CMD ini dapat memantik kepedulian generasi
millenial khususnya mahasiswa Psikologi UP45 dalam pengendalian sampah makanan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diwujudkan dengan beberapa langkah yang
dapat diambil untuk mengelola sampah makanan. Dan berikut beberapa tips
mengelola sampah makanan yang dapat kita lakukan (Wisanggeni, Puteri, &
Albertus, 2022):
Pertama, saat belanja
periksa dulu isi dalam kulkas, buat shoplist
dan jangan lupa untuk memeriksa tanggal kadaluarsa pada makanan.
Kedua, saat menyimpan
dalam kulkas letakkan makanan yang beru dibeli pada sisi paling belakang agar
makanan yang terlebih dahulu dibeli bisa dihabiskan lebih dulu.
Ketiga, memasak dengan
secukupnya dan juga mengambil makanan secukupnya.
Keempat, menanam
biji-bijian dari buah-buahan yang telah dikonsumsi dan membuat kompos.
Itulah tadi beberapa tips
yang sangat berguna dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan
pengelolaan sampah makanan dengan baik, hal ini membuktikan bahwa kita memiliki
kepedulian terhadap persoalan sampah. Kepedulian ini menandakan bahwa moral
kita berkembang dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Chaerul,
M., & Zatadini, S.U. (2020). Perilaku membuang sampah makanan dan
pengelolaan sampah makanan di berbagai negara: Review. Jurnal Ilmu Lingkungan. 18(3), 455-466.
Dewilda,
Y., Rizki,, A., & Fauzi. M. (2019). Kajian potensi daur ulang sampah
makanan restoran di kota Padang. Jurnal
Serambi Engineering. 4(2), Juli, 482-487.
Nurhayati,
S.R. (2006). Telaah kritis teori perkembangan moral lawrence kohlberg. Jurnal Paradigma. 2(1), Juli, 93-104.
Rohyati, E., Reni, S., Sobar, H., Widuri, M, & Yudha, A.R. (2019). Memahami pengelolaan sampah pada pendidikan usia dini melalui moral reasoning. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019, 463-469.
Wisanggeni, S.P., M Puteri, R.,
& Albertus, K. (2022, Mei 2022). Tips mengelola sampah makanan. Kompas.id. Diakses
dari https://www.kompas.id/baca/kuliner/2022/05/18/tips-mengelola-sampah-makanan
0 komentar:
Posting Komentar