Jumat, 21 April 2023

Meringkas Jurnal 1

Teknik Penyusunan Skripsi

Meringkas Jurnal 1

Shafadita Putri Trisdianty (20310410042)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.

 


Topik

Harga Diri, Perilaku Asertif

Sumber

Aryanto, W., Arumsari, C., & Sulistiana, D. (2021). Hubungan Antara Harga Diri Dengan Perilaku Asertif Pada Remaja. QUANTA5(3), 95-105.

Permasalahan

Masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Diantaranya pelanggaran tata tertib sekolah, seperti merokok di lingkungan sekolah, perilaku membolos saat pembelajaran dan masih banyak siswa yang kesiangan berangkat sekolah akibat pengaruh temannya sendiri, selain itu banyak siswa yang berperilaku pasif ketika dikelas karena merasa takut pada guru, tidak percaya diri apabila mengungkapkan pendapat,kurang harmonis dengan teman sekelas karena memiliki kelompok sendiri dan saling menjelek-jelekkan atau saling menjatuhkan. Hal tersebut memicu kenakalan pada siswa, karena merasa ada teman dalam melakukan prilaku menyimpang.  

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku asertif pada remaja.

Isi    

    ·         Sekolah sebagai tempat pendidikan formal yang utama bagi setiap individu dalam menggali ilmu dan mengembangkan kemampuan diri, agar siswa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihapinya. Masa yang menjadi perhatian pendidik adalah masa remaja saat duduk di bangku SMP dan SMA ataupun sederajatnya, karena masa ini yang rentan terjadinya perilaku menyimpang (Mantiri, 2014: 2).

    ·         Fenomena yang menghambat perkembangan masa remaja yaitu seperti fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari, contohnya dilingkungan sekolah banyak ditemukan siswa yang berprilaku menyimpang seperti, merokok, berbohong, bolos sekolah, hingga kenakalan yang bersifat kriminal seperti tawuran, mabuk dan seks bebas, hal ini disebabkan oleh kepribadian yang lemah yaitu ketidakmampuan para remaja untuk bersikap asertif.

    ·         Coopersmith memberikan pengertian tentang harga diri adalah penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap, interaksi, penghargaan, dan penerimaan orang lain terhadap individu.

    ·         Perilaku asertif adalah perilaku yang memungkinkan seseorang untuk bertindak sendiri terkait kepentingan atau kebutuhan untuk diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, sehingga dapat mengekspresikan perasaan jujur, tenang dan nyaman, selain itu individu dapat memanfaatkan hak sendiri tanpa menyangkal hak orang lain (Alberti & Emmons, 2017).

    ·         Salah satu faktor yang paling penting dalam berperilaku asertif adalah harga diri, karena harga diri dipandang sebagai salah satu aspek yang paling penting dalam pembentukan kepribadian seseorang (Yasdiananda, 2013). Perilaku asertif akan muncul apabila individu memiliki harga diri yang positif, maka akan tumbuh keyakinan dalam diri bahwa semua prilaku yang dilakukan itu sangat berharga bagi oranglain, sehingga individu akan mudah menyatakan pendapat dengan tegas, jujur, terbuka, dan berani mengatakan iya atau tidak tanpa adanya kecemassan dalam diri serta dapat menghargai atau menjaga perasaan oranglain.

Metode

    ·         Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif.

    ·         Menggunakan desain korelasional.

    ·         Teknik pengambilan sample dengan purposive sampling sebanyak enam kelas.

    ·         Instrument yang digunakan dalam membuat pernyataan harga diri, mengunakan aspek-aspek yang digunakan oleh Coopersmith, sedangkan interument yang digunakan untuk membuat pernyataan prilaku asertif, merujuk pada aspek-aspek yang dikembangkan oleh Alberti & Emmons (2017).

Hasil

    ·         Gambaran umum harga diri yakni secara keseluruhan siswa kelas XI di SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya mayoritas berda pada kategori tinggi.

    ·         Gambaran umum perilaku asertif yakni secara keseluruhan siswa kelas XI di SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya mayoritas berda pada kategori rendah.

    ·         Hasil uji korelasi antara harga diri dengan prilaku asertif menghasilkan koefisien 0,694.

Diskusi

    ·         Anak kelas XI memiliki harga diri yang sangat baik. Dengan kata lain, siswa pada tingkat ini dapat mengekspresikan diri, tidak mudah menyerah, menerima diri apa adanya, dan mengikuti norma, kode etik, dan prinsip-prinsip agama, tetapi mereka tidak merasakannya setiap hari (20-30). kali setahun). 1 bulan), harga diri sangat tinggi, hanya 10 siswa (6%), sebagian besar siswa kurang percaya diri, 71 (39%) dan sangat rendah, 15 (8%). Siswa rendah dan sangat rendah tetap ada. Intervensi diperlukan untuk meningkatkan harga diri siswa ke tingkat yang sesuai. Siswa dengan harga diri yang kuat percaya bahwa mereka dapat relevan dan dihargai. Siswa dengan harga diri yang buruk tidak memahami dan menghargai diri mereka sendiri, yang menyebabkan perasaan tidak menyenangkan.

    ·         Secara keseluruhan, 46% (82 siswa) perilaku asertif siswa kelas XI SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya tergolong rendah. Pada tingkat ini, siswa tidak dapat dengan jujur ​​mengkomunikasikan perasaan dan pikirannya, sehingga mereka tidak dapat berkata "tidak" pada apapun. Kategori sangat rendah 13 siswa (7%), 74 (41%), dan 11 (6%). • Uji korelasi antara harga diri dengan perilaku asertif pada siswa kelas XI SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya menunjukkan hubungan yang kuat dengan nilai 0,694. Tabel Pearson menyatakan bahwa nilai uji korelasi mendekati 1. Hasil ini menunjukan bahwa semakin tinggi harga diri maka semakin tinggi prilaku asertif karena pengaruh harga diri sangat kuat terhadap prilaku asertif siswa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah harga diri yang dimiliki oleh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya maka akan semakin rendah juga perilaku asertif yang akan dimilikinya.


0 komentar:

Posting Komentar