Review Jurnal
Pengalaman Psikologis Kehamilan Pranikah Pada Usia Remaja di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen
Essay
III
Mata
kuliah Teknik Penyususnan Skripsi
Siti
Harnisa Taonu
20310410016
Prodi
Psikologi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Pengalaman Psikologis Kehamilan Pranikah Pada Usia Remaja di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen |
Sumber |
Wulandari, P., Fihastutik, P., &
Arifianto, A. (2019). Pengalaman Psikologis Kehamilan Pranikah Pada Usia
Remaja Di Keluarahan Purwosari Kecamatan Mijen. Journal of Holistic
Nursing Science, 6(2), 64-73. |
Permasalahan |
Kehamilan remaja merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh remaja akibat dari seks bebas.Angka kejadian kehamilan remaja didunia pada kalangan wanita yang berusia 15 sampai19 tahun adalah 49/1000 perempuan (world health statistics, 2014). Angka kehamilan remaja menerun sebanyak 1% dari semua kelahiran diseluruh dunia, sebagian kelahiran ini 95% terjadi di negara-negara yang berpendapatan rendah dan sedang (WHO, 2014). Pada tahun 2015 prevalensi Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Mijen sebanyak 10895 dan pada tahun 2016 meningkat sebanyak 11122, jumlah penduduk di Kecamatan Mijen menurut Badan Pusat Statistik Kota Semarang (BPS) pada tahun 2014 sejumlah 58708 jiwa dan meningkat pada tahun 2015sejumlah 59950 jiwa. Ditemukan data penduduk yang menikah di usia kurang dari 20 tahun di Kelu rarahan Purwosari Kecamatan Mijen pada tahun 2015 sebanyak 9 pasangan, tahun 2016 sebanyak 19 pasangan dan pada tahun 2017 sampai bulan maret sebanyak 4 pasangan, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan pernikahan usia kurang dari 20 tahun, sementara itu di bidan setempat remaja yang hamil melakukan ANC pada tahun 2015 sebanyak 11 orang, pada tahun 2016 meningkat menjadi 13 orang, dan pada tahun 2017 sampai bulan April sebanyak 3 orang, dan jumlah remaja yang melahirkan pada tahun 2015 sebanyak 13 orang, tahun 2016 sebanyak 9 orang serta pada tahun 2017 sampai bulan April sebanyak 2 orang, dari data tersebut data disimpulkan bahwa terjadi peningkatan tiap tahunnya baik angka pasangan usia subur, perkawinan dini ataupun ANC ada remaja.Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 2 Januari 2017 melalui wawancara secara langsung di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen terhadap 2 remaja, mengatakan malu dengan kehamilannya karena hamil diluar nikah, takut untuk keluar rumah karena menjadi perbincangan tetangga serta merasa canggung dengan keluarga saat berkumpul karena telah melakukan kesalahan selain itu juga merasa takut apabila nanti bayinya mengalami kecacatan dan merasa bingung dengan perubahan bentuk tubuh saat hamil seperti payudara terasa kencang perut terasa sakit dipagi hari mual dan muntah hingga lemas, selain itu satu diantaranya mengatakan ingin menggugurkan kandungannya karena sang pacar tidak mau bertanggung jawab dan merasa malu, serta masih ingin melanjutkan sekolahnya. |
Tujuan
Penelitian |
Untuk menggali fonomema tentang Pengalaman Psikologis Kehamilan Pranikah Pada Usia Remaja di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen |
Metode |
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pendekatan fenomenologi dengan menggali fenomena tentang pengalaman psikologis kehamilan pranikah pada usia remaja di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling, peneliti dalam memvalidasi data dengan partisipan menggunakan member check. |
Isi |
Kenakalan remaja merupakan suatu perilaku yang menyimpang yang sering dilakukan oleh remaja masa ini, karena terdapat penyimpangan pada aturan-aturan sosial, nilai norma sosial yang berlaku dan bahkan hingga melanggar aturan hukum yang berlaku. Eraglobalisasi ini banyak remaja yang melakukan penyimpangan sosial hingga menimbulkan kerugian bagi keluarga, masyarakat ataupun fasilitas umum yang ada. Tidak sedikit kenakalan remaja ini menimbulkan beban fisik pada orang lain, remaja berani untuk merampok, membunuh, tawuran, bahkan melakukan pemerkosaan terhadap anak kecil dan melakukan seks bebas. Seks
pranikah banyak terjadi
dikalangan remaja, seks
bebas pada awalnya
bisa terjadi karena
seseorang mengalami pemaksaan
ataupun pemerkosaan dan
dampak dari pacaran.
Akibat yang akan
ditanggung jika terus-terusan melakukan
seks bebas adalah penularan
seks bebas, kehamilan tak diinginkan, aborsi, tekanan psikologis dan
pernikahan secara dadakan atau married by accidental (Dion, 2010) Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN, 2013), menyatakan bahwa angka fertilitas remaja pada kelompok usia 15-19 tahun mencapai 48 dari 1000 kehamilan. Terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun sebanyak 0,02% dan kehamilan pada umur 15-19 tahun sebesar 1,97% (Riskesdas, 2013).Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam 3 hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental dan kesiapan ekonomi. |
Hasil |
Identifikasi tanda- tanda kehamilan : Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran bahwa seluruh partisipan mengalami tanda -tanda kehamilan, seperti keterlambatan haid, payudara kencang, sering Buang Air Kecil, mual muntah, perubahan uterus, dan juga perubahan psikologi, perubahan ini meliputi kaget, takut dan juga menerima. Identifikasi dampak psikologis : Berdasarkan hasil wawancara dengan partisipan, mereka mengaku kaget dengan kehamilannya, baik dari keluarga maupun pasangan. Partisipan mengaku belum siap dengan kehamilannya dan tidak siap untuk menjadi ibu selain itu mereka juga merasakan masalah psikologis berupa takut,marah, kecewa, khawatir, serta stress dan depresi. Identifikasi meknisme koping : Hasil
wawancara yang telah
dilakukan didapatkan ketiga partisipan menggunakan mekanisme
koping adatip, pada
partisipan pertama dirinya mengungkapkan bahwa
“kasihan dengan yang
didalam jika stress”
sehingga partisipan
pertama lebih memilih
bersenang- senang untuk
menghilangkan stress yang
dialaminya dan berfikir
positif dengan selalu
mengingat keluarga dan agamanya, serta
bersikap pasrah dan
menerima terhadap kenyataan yang dialaminya, pada partisipan
kedua mengungkapkan bahwa
akan mengambil hikmah dari
setiap kejadian yang dialaminya dan berfikir positif, sementara untuk partisipan ke tiga mengatakan lebih baik dibuat tidur terus dan sholat, namun ketiga partisipan kadang masih menunjukkan koping yang maladaftip sebagai pelarian dengan menangis dan merasa cemas terhadap kejadian yang dialaminya selain itu ketiga partisipan mempunyai keinginan untuk menggugurkan kandungan dan mencoba bunuh diri, namun dievaluasi kembali dan mengurungkan niatnya, dalam hal ini bentuk mekanisme koping seluruh partisipan adalah, EFC dimana berfokus dalam mengatasi emosi akan menjadi lebih baik. |
Diskusi |
Bagi
Mayarakat : Masyarakat harus berpartisispasi membantu mengawasi dan
mengontrol pergaulan warganya agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang
dari norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat yang telah mengalami hamil
di luar nikah serta mengadakan penyuluhan tentang seks bebas bagi remaja
desa. Diharapkan kejadian tersebut dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat
supaya tidak mengalami hal yang sama. Bagi
Orang Tua : Orang tua harus lebih
mengontrol dan mengawasi pergaulan anak terkait dengan pergaulannya agar
tidak mengalami hamil di luar nikah dan orang tua diharapkan menanamkan
pendidikan agama kepada anak dalam kehidupan seharihari serta memberikan
pendidikan seks sejak dini agar anak tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. |
0 komentar:
Posting Komentar