Pengaruh Pendidikan Formal, Pelatihan, Dan Intensitas Pertemuan Terhadap Kompetensi Penyuluh Pertanian
Essay 3
ANDIKA SATRIA SURYA PAMUNGKAS (22310410068)
Dosen Pengampu : Dr.,Dra.ARUNDATI SHINTA,MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Topik | Pengaruh Pendidikan Formal, Pelatihan, Dan Intensitas Pertemuan Terhadap Kompetensi Penyuluh Pertanian |
Sumber | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19, Nomor 1, Hal. 50 – 62 |
Permasalahan | Penyuluh pertanian Pegawai Negeri Sipil garapan padi di Kabupaten Karawang dan penyuluh garapan sayuran di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat kurang diperhatikan. |
Tujuan Penelitian | 1. Untuk mengidentifikasi tingkat pendidikan formal, intensitas pelatihan, intensitas pertemuan antarpenyuluh, dan kompetensi penyuluh pertanian. 2. Untuk mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan formal, intensitas pelatihan, dan intensitas pertemuan antarpenyuluh terhadap peningkatan kompetensi penyuluh pertanian. |
Isi | 1. Tingkat pendidikan formal yang diikuti penyuluh setelah menjadi penyuluh PNS tidak cukup signifikan berpengaruh dalam membentuk kompetensi penyuluh pertanian. 2. Intensitas mengikuti pertemuan antarpenyuluh yang tinggi berpengaruh signifikan terhadap kompetensi penyuluh pertanian. 3. Intensitas mengikuti pelatihan yang sangat rendah berpengaruh signifikan terhadap kompetensi penyuluh pertanian yang juga rendah. 4. Kontribusi variabel intensitas mengikuti pertemuan antarpenyuluh dan intensitas mengikuti pelatihan terhadap kompetensi penyuluh pertanian sebesar 30,9%. Ini berarti masih terdapat sekitar 69.1% |
Metode Penelitian | 1. Menggunakan metode survei, yaitu cross sectional survey. 2. Variabel yang diteliti yaitu : •Tingkat pendidikan formal (X1) •Intensitas pelatihan (X2) •Intensitas pertemuan antarpenyuluh (X3) – Kompetensi penyuluh pertanian (Y) 3. Sampel diambil secara random menggunakan teknik random sampling dengan menggunakan rumus Slovin 4. Jumlah sampel sebanyak 170 orang, yang terdiri dari 80 orang penyuluh yang bertugas di pertanian padi dan 90 orang penyuluh yang bertugas di pertanian sayuran. 5. Instrumen penelitian : – Uji validitas : validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). – Reliabilitas : data diolah dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. 6. Pengumpulan data : menggunakan beberapa cara, yaitu: pengamatan (observation), kuesioner (questioner), dan wawancara (interview). 7. Pengolahan data digunakan analisis |
Hasil | 1. Tingkat pendidikan formal yang dilakukan penyuluh cukup menyebar yaitu 34% dalam katagori sedang, 28% dalam katagori rendah, 21% sangat rendah, dan hanya 17% dalam katagori tinggi. Namun dari rata-rata skor sebesar 50, berada dalam katagori rendah (skor 26 s.d. 50). 2. Intensitas pertemuan antarpenyuluh sebagian besar (78%) dalam katagori tinggi. Begitupun rata-rata skor (sebesar 93) yaitu ada dalam katagori tinggi (skor 76 s.d. 100). Pertemuan antarpenyuluh ini rutin dilakukan sebulan dua kali. Tempat pertemuan dilaksanakan di tingkat kecamatan masing masing atau kadang-kadang ditingkat kabupaten. 3. Intensitas pelatihan yang diikuti penyuluh dalam lima tahun terakhir menunjukkan sebagian besar (71%) sangat rendah. Begitu pula rata-rata skor sebesar 20, berada dalam katagori sangat rendah (skor 0 s.d. 25). 4. Kompetensi penyuluh menunjukkan lebih dari setengahnya (64%) dalam katagori rendah. Begitu pula rata-rata skor berada dalam katagori rendah (skor 26 s.d. 50). 5. Hasil uji regresi berganda diketahui bahwa yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap kompetensi penyuluh yaitu: 1) Intensitas pertemuan antarpenyuluh (p=0,000) 2) Intensitas pelatihan (p=0,000) 3) Tingkat pendidikan formal lanjutan terbukti tidak berpengaruhsecara signifikan (p=0,680) 6. Nilai R Square diketahui sebesar 0,309. Artinya, kontribusi varaibel intensitas pertemuan dan intensitas pelatihan terhadap kompetensi penyuluh sebesar 30,9%. Ini berarti masih terdapat sekitar 69.1% variabel lain yang mempengaruhi kompetensi penyuluh di luar kedua variabel tersebut. |
0 komentar:
Posting Komentar