Tugas Mata Kuliah Teknik Penyusunan Skripsi
Dosen Pengampu: Dr. Arudati Shinta, M.A.
Rifa Rufianti (20310410053)
Prodi Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Motivasi belajar, kecemasan,
ujian nasional. |
Sumber |
Suardana, A. A. P. C. P., & Simarta, N. Hubungan
antara motivasi belajar dan kecemasan pada siswa kelas vi sekolah dasar di
Denpasar menjelang ujian nasional. |
Permasalahan |
Kecemasan siswa sekolah
dasar saat menghadapi evaluasi atau ujian meningkat berdasarkan tingkatan
kelas. Ujian merupakan sumber kecemasan bagi siswa yang ditandai dengan
ketakutan, kekhawatiran, dan kegelisahan akan hal-hal yang tidak diinginkan
dalam ujian nasional. Pada dasarnya ujian nasional dapat mejadi penentu
kelulusan siswa. Kecemasan yang berlebihan akan mengganggu psikis dan mental
siswa. Soal yang seharusnya bisa dijawab oleh siswa justru tidak bisa dijawab
karena rasa cemas yang menyertai. |
Tujuan Penelitian |
Untuk mengetahui hubungan
antara motivasi belajar dan kecemasan pada siswa kelas VI sekolah dasar di Denpasar
menjelang Ujian Nasional. |
Isi |
·
Kecemasan
adalah suatu pengalaman subjektif terkait ketegangan mental yang membuat
penderitanya merasa gelisah dan tidak mampu menghadapi masalah. Gejala fisiologis
yang muncul yaitu gemetar, berkeringat, dan detak jantung meningkat. Sedangkan
gejala psikologisnya yaitu panik, tegang, bingung, dan sulit berkonsentrasi.
Kecemasan ini juga akan terjadi saat seseorang mengalami konflik dan
dihadapkan dengan situasi yang membuatnya tidak nyaman. ·
Pelaksanaan
Ujian Nasional menimbulkan kecemasan bagi siswa karena ujian ini menjadi penentu
kelulusan siswa. Perubahan standarisasi nilai rata-rata yang semakin tinggi
dan bertambahnya jumlah mata kuliah yang diujikan membuat siswa menjadi takut,
tertekan, dan depresi saat menghadapi ujian. Kecemasan dirasakan oleh siswa
kelas VI karena mereka dituntut untuk lulus sebagai syarat keberhasilan
belajar setelah menempuh pendidikan di bangku SD. ·
Siswa
wajib mempersiapkan diri sebelum menghadapi ujian. Persiapan ini tidak hanya dengan
mempelajari materi soal, tetapi juga harus mempersiapkan mental secara fisik
ataupun psikis agar tidak menghambat pelaksanaan ujian nasional. ·
Motivasi belajar merupakan daya penggerak
dari dalam diri siswa yang berhubungan dengan kegiatan belajar dan
berpengaruh kelangsungan belajar siswa baik dari dimensi intrinsik maupun
ekstrinsik. Dimensi intrinsik merupakan hasrat dan keinginan untuk berhasil
ditandai dengan adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, penghargaan dan
cita-cita masa depan juga mendorong seseorang untuk giat dalam belajar. Sedangkan
dimensi ekstrinsik merupakan penghargaan dalam belajar. Lingkungan yang
kondusif memungkinka seorang siswa dapat belajar dengan baik. |
Metode |
·
Penelitian ini menggunakan kuantitatif
korelasional. ·
Subjek
dalam penelitian ini merupakan 100 siswa kelas VI di salah satu sekolah dasar
di Denpasar. Pemilihan subjek menggunakan metode cluster random sampling.
Peneliti mengumpulkan nama-nama sekolah dasar di Denpasar, kemudian diundi
untuk menentukan sekolah mana yang terpilih. ·
Responden
yang ditetapkan yaitu dengan kriteria usia 11-12 tahun, laki-laki dan
perempuan, sehat jasmani dan rohani, meampu berkomunikasi secara lisan maupun
tulisan, dan bersedia menjadi responden. ·
Penelitian
ini dilakukan di SD Negeri Tulangampiang Denpasar dan dilaksanakan pada bulan
Februari saat siswa menjalani masa try out dalam rangka menjelang ujian
nasional. ·
Pengumpulan
data menggunakan skala dengan menyebarkan daftar pernyataan secara tertulis,
kemudian subjek menjawab pernyataan tersebut. Adapun skalanya yaitu skala
untuk mengukur motivasi belajar dan skala untuk mengukur kecemasan. ·
Teknik
analisa data menggunakan metode teknik korelasi Karl Pearson. |
Hasil |
·
Melalui
hasil pengolahan secara komputasi diperoleh nilai koefisien korelasi ( r )
sebesar -0,303. Menunjukkan adanya hubungan antara motivasi belajar dan
variabel kecemasan, sedangkan tanda ( - ) menunjukkan bahwa semakin rendah
motivasi belajar maka semakin tinggi kecemasan. Begitu pula sebaliknya, semakin
tinggi motivasi belajar maka semakin rendah kecemasan. ·
Dari
korelasi motivasi belajar dan variabel kecemasan, diperoleh angka
probabilitas (p) 0,001 yang mencerminkan p < 0,05. Hipotesis alternatifnya
diterima, ada hubungan negatif antara motivasi belajar dan kecemasan siswa
kelas VI Sekolah dasar di Denpasar. ·
Sumbangan
variabel motivasi belajar terhadap kecemasan dapat dilihat dari koefisien
determinasi (r2) yaitu 0,092 yang memiliki arti bahwa sumbangan variabel
motivasi belajar terhadap variabel kecemasan sebesar 9,2%, sedangkan 90,8%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel motivasi belajar. |
Diskusi |
·
Siswa
kelas VI yang memiliki motivasi belajar tinggi mampu menghadapi situasi
secara baik dan mampu mengatasi kecemasan menjelang ujian nasional. Mereka
akan memiliki banyak energi untuk belajar. Sehingga mereka lebih siap dalam
mengikuti ujian nasional. ·
Sedangkan
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan cenderung mengalami
kecemasan saat menjelang ujian nasional. Jika kecemasan ini tidak diatasi
maka akan membuat siswa tidak bisa mengendalikan diri dan menjadikan ujian
nasional sebagai beban yang menakutkan. ·
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecemasan siswa selain motivasi belajar yaitu lingkungan,
kondisi kesehatan, kondisi psikologis, sarana, dan fasilitas. |
0 komentar:
Posting Komentar