Nama : Sillvi Yunia Anggraeni
Nim : 22310410019
Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
Start
Up di Jogja Tak Terpengaruh SVB
Topik | Penutupan
Silicon Valley Bank (SVB) Dikhawatirkan Akan Berimbas Pada Perkembangan Perusahaan
Rintisan (Start Up) di Negara Lain, Terkecuali Indonesia. |
Sumber | Abdul Hamid
Razak (2023) | hamied@harianjogja.com | Start Up di Jogja Tak Terpengaruh SVB
| Harian Jogja | 3 april | hal. 12 |
Ringkasan | · OJK menilai perbankan
Tanah Air memiliki kondisi yang kuat dan stabil. “Likuidasi SVB tidak
berdampak langsung terhadap industri jasa keuangan di Indonesia termasuk di
Jogja, karena tidak ada ekposure langsung ke SVB. Kalaupun ada yang
bermasalah di Jogja, bukan karena penutupan SVB,” kata Kepala OJK Jogja, Parjiman,
Sabtu (1/4). · Kepala Eksekutif
Pengawas Perbank OJK, Dian Ediana Rae mengatakan Indonesia pascakrisis
keuangan 1998 telah melakukan Langkah-langkah yang mendasar dalam rangka
penguatan kelembagaan, infrastruktur hukum dan penguatan tata Kelola serta
perlindungan nasabah. Hal tersebut dinilai mampu menciptakan sistem perbankan
yang kuat, resilien dan stabil. · “Pada saat ini,
kondisi perbankan Indonesia Menunjukan kinerja likuiditas yang baik antara
lain rasio AL/NCD [alat likuid terhadap non-core deposit] dan AL/DPK
[alat likuid terhadap non-core deposit dana pihak ketiga] di atas threshold
yakni sebesar 129,64 persen dan 29,13 persen, jauh diatas ambang batas
ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen,” katanya. · Demikian juga,
untuk kinerja lainnya seperti risiko kredit, risiko pasar, permodalan dan
profitabilitas masih terjaga dan tumbuh positif. · Sebelumnya, Regulator
California akhirnya memutuskan untuk menutup SVB dan menempatkannya di bawah
kendali US Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). Hal itu menyusul
ditetapkannya status kolaps pada SVB di awal Maret lalu setelah sebelumnya
selama 48 jam mengalami krisis modal. · Salah satu
faktor kebangkrutan SVB adalah kenaikan suku bunga agresif bank sentral AS
(The Fed) selama setahun terakhir. Untuk menopang neraca, SVB menjual US$2,25
miliar saham baru.
|
Permasalahan | Penyebab utama yang
membuat SVB bangkrut adalah dampak kenaikan suku bunga Federal Reserve, Bank
sentral di Amerika Serikat (AS). Namun OJK menilai kalau perbankan di Indonesia
memiliki kondisi yang kuat dan stabil. OJK juga menilai kalau penutupan SVB
oleh Federal Deposit Insurance Carporation (FDIC) Amerika Serikat pada 10
Maret lalu tidak akan berdampak terhadap Industri Perbankan Indonesia. |
Opini saya | o
Penutupan SVB tidak akan mempengaruhi jasa keuangan
yang ada di Indonesia tergantung dari model berbisnis dan target start up
tersebut. o
Supaya Industri jasa keuangan menjadi kuat, relien
dan stabil. Maka industri jasa keuangan harus lebih berhati-hati terutama
jika ada yang membiayai start up dan juga perdagangan kripto. |
0 komentar:
Posting Komentar