Teknik
Penyusunan Skripsi
Meringkas
Jurnal 2
Gideon
Petra Malia (20310410066)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.
Topik |
Media Sosial; Pemuda; Literasi Sampah. |
Sumber |
Silaningrum, R. Peran Media Sosial dalam
Membangun Kompetensi Literasi Sampah Generasi Muda di Kabupaten Sleman.
Jurnal Kawistara, 12(3), 401-418. |
Permasalahan |
Indeks ketidakpedulian masyarakat dalam
pengelolaan sampah DIY mencapai angka 0,66 yang berarti 66 persen orang di
DIY tidak peduli terhadap persoalan sampah (Laporan Indeks Perilaku
Ketidakpedulian Lingkungan Hidup Indonesia BPS, 2018). |
Tujuan Penelitian |
Untuk
menganalisis pengaruh peranan media sosial terhadap kompetensi
literasi sampah generasi muda di Kabupaten Sleman. |
Isi |
Produksi sampah di Indonesia sebesar 67,8
juta ton di tahun 2020 (KLHK, 2020). Berdasarkan dokumen Pilar Lingkungan
Indikator Pembangunan Berkelanjutan Indonesia, sampah menjadi salah satu
masalah serius di Indonesia. Pengelolaan sampah merupakan masalah penting
yang harus diperhatikan karena dampaknya terhadap lingkungan seperti
pencemaran air, udara, dan tanah; peningkatan gas rumah kaca (GRK), timbulnya
penyakit seperti diare, dan bencana banjir (BPS Indonesia, 2018). Di tengah permasalahan laju sampah,
Kabupaten Sleman memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan yaitu dengan
meningkatkan literasi sampah pemuda untuk mengurangi dan menyelesaikan
masalah sampah. Literasi generasi muda di Kabupaten Sleman tentang sampah
diharapkan dapat dimaksimalkan melalui platform yang dekat dengan keseharian
mereka, yaitu media sosial. Generasi pemuda yang disebut digital Native
menghabiskan 79% waktunya untuk mengakses internet setiap hari (Supratman,
2018). Berdasarkan data We Are Social (dalam Rahmawati dkk, 2020), 59%
pengguna media sosial berasal dari usia 17-34 tahun yang disebut digital
natives. Menurut Khuzaifah (2019) media sosial memberikan kemudahan bagi
penggunanya untuk memperoleh informasi dan sebagai media untuk menyebarkan
informasi sampah serta pengelolaannya. Media sosial dapat membantu pemuda
untuk mengetahui isu sampah. Media sosial juga dapat digunakan untuk
menghubungkan orang dengan minat yang sama. Literasi sampah merupakan pengetahuan,
kesadaran, dan kecakapan seseorang atau kelompok dalam mengelola sampah
berdasarkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) (Antin, 2019). Berdasarkan
North American Association for Environmental Education (dalam Hollweg et al.,
2011), kompetensi literasi sampah merupakan kelompok keterampilan dan
kemampuan yang dapat digunakan dan diekspresikan dalam dunia nyata dan
pengaturan nilai untuk tujuan tertentu. |
Metode |
Penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif survei. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, obsevasi, wawancara,
dan studi dokumen. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 124
sampel. Sementara itu teknik pengambilan sampel karang taruna dan pemuda
anggota karang taruna dilakukan dengan teknik random sampling . |
Hasil |
Hasil menunjukkan jalur optimal pengaruh
variabel peranan media sosial terhadap variabel kompetensi literasi sampah
yaitu secara langsung tanpa melalui perantara. Kekuatan pengaruh langsung
dari media sosial disebabkan oleh persilangan kekuatan efektifitas media
sosial dan karakteristik generasi muda sebagai generasi Z dan milenial yang
memiliki ciri dekat dengan teknologi internet dan terbuka terhadap isu
lingkungan. Efek langsung media sosial terhadap
kompetensi literasi sampah generasi muda juga dilandasi oleh karakteristik
generasi muda sebagai generasi Z dan Milenial yang tumbuh dan berkembang
bersama teknologi internet. Mereka memiliki kedekatan dengan media sosial dan
lingkungan maya yang turut memengaruhi cara berfikir dan mengambil keputusan. |
Diskusi |
Media Sosial berpengaruh positif terhadap
kompetensi literasi sampah generasi muda di Kabupaten Sleman secara langsung.
Semakin tinggi peranan media sosial maka kompetensi literasi sampah generasi
muda di Kabupaten Sleman terhadap isu 3R akan meningkat tanpa melalui
variabel perantara. Peranan media sosial juga berpengaruh positif secara
tidak langsung terhadap kompetensi literasi sampah sampah melalui sikap dan
melalui pengetahuan dan sikap. Media sosial berpengaruh secara langsung
dan tidak langsung dalam membangun kompetensi literasi generasi muda di
Kabupaten Sleman, namun demikian tingkat peranan media sosial masih berada
pada kategori kadang-kadang, padahal hampir semua generasi muda pernah
terhubung dengan isu sampah di media sosial. Sementara itu peningkatan kesadaran
generasi muda terhadap sampah juga dapat dioptimalkan melalui program-program
yang tertuju pada karang taruna di level desa khususnya terkait penanganan
masalah sampah 3R dengan pemanfaatan dana Desa. Program tersebut dapat
ditujukan kepada generasi muda, dengan pendampingan oleh Dinas Lingkungan
Hidup, institusi pendidikan di bidang lingkungan, atau komunitas-komunitas
peduli sampah. |
0 komentar:
Posting Komentar