Sabtu, 22 April 2023

Meringkas Jurnal 2

 

Teknik Penyusunan Skripsi

Meringkas Jurnal 2

Gideon Petra Malia (20310410066)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.

 


 

Topik

Media Sosial; Pemuda; Literasi Sampah.

Sumber

Silaningrum, R. Peran Media Sosial dalam Membangun Kompetensi Literasi Sampah Generasi Muda di Kabupaten Sleman. Jurnal Kawistara, 12(3), 401-418.

Permasalahan

Indeks ketidakpedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah DIY mencapai angka 0,66 yang berarti 66 persen orang di DIY tidak peduli terhadap persoalan sampah (Laporan Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup Indonesia BPS, 2018).

Tujuan Penelitian

Untuk  menganalisis pengaruh peranan media sosial terhadap kompetensi literasi sampah generasi muda di Kabupaten Sleman.

Isi

Produksi sampah di Indonesia sebesar 67,8 juta ton di tahun 2020 (KLHK, 2020). Berdasarkan dokumen Pilar Lingkungan Indikator Pembangunan Berkelanjutan Indonesia, sampah menjadi salah satu masalah serius di Indonesia. Pengelolaan sampah merupakan masalah penting yang harus diperhatikan karena dampaknya terhadap lingkungan seperti pencemaran air, udara, dan tanah; peningkatan gas rumah kaca (GRK), timbulnya penyakit seperti diare, dan bencana banjir (BPS Indonesia, 2018).

Di tengah permasalahan laju sampah, Kabupaten Sleman memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan yaitu dengan meningkatkan literasi sampah pemuda untuk mengurangi dan menyelesaikan masalah sampah. Literasi generasi muda di Kabupaten Sleman tentang sampah diharapkan dapat dimaksimalkan melalui platform yang dekat dengan keseharian mereka, yaitu media sosial.

Generasi pemuda yang disebut digital Native menghabiskan 79% waktunya untuk mengakses internet setiap hari (Supratman, 2018). Berdasarkan data We Are Social (dalam Rahmawati dkk, 2020), 59% pengguna media sosial berasal dari usia 17-34 tahun yang disebut digital natives. Menurut Khuzaifah (2019) media sosial memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk memperoleh informasi dan sebagai media untuk menyebarkan informasi sampah serta pengelolaannya. Media sosial dapat membantu pemuda untuk mengetahui isu sampah. Media sosial juga dapat digunakan untuk menghubungkan orang dengan minat yang sama.

Literasi sampah merupakan pengetahuan, kesadaran, dan kecakapan seseorang atau kelompok dalam mengelola sampah berdasarkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) (Antin, 2019). Berdasarkan North American Association for Environmental Education (dalam Hollweg et al., 2011), kompetensi literasi sampah merupakan kelompok keterampilan dan kemampuan yang dapat digunakan dan diekspresikan dalam dunia nyata dan pengaturan nilai untuk tujuan tertentu.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif survei. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, obsevasi, wawancara, dan studi dokumen.

Jumlah sampel yang diambil sebanyak 124 sampel. Sementara itu teknik pengambilan sampel karang taruna dan pemuda anggota karang taruna dilakukan dengan teknik random sampling .

Hasil

Hasil menunjukkan jalur optimal pengaruh variabel peranan media sosial terhadap variabel kompetensi literasi sampah yaitu secara langsung tanpa melalui perantara. Kekuatan pengaruh langsung dari media sosial disebabkan oleh persilangan kekuatan efektifitas media sosial dan karakteristik generasi muda sebagai generasi Z dan milenial yang memiliki ciri dekat dengan teknologi internet dan terbuka terhadap isu lingkungan.

Efek langsung media sosial terhadap kompetensi literasi sampah generasi muda juga dilandasi oleh karakteristik generasi muda sebagai generasi Z dan Milenial yang tumbuh dan berkembang bersama teknologi internet. Mereka memiliki kedekatan dengan media sosial dan lingkungan maya yang turut memengaruhi cara berfikir dan mengambil keputusan.

Diskusi

Media Sosial berpengaruh positif terhadap kompetensi literasi sampah generasi muda di Kabupaten Sleman secara langsung. Semakin tinggi peranan media sosial maka kompetensi literasi sampah generasi muda di Kabupaten Sleman terhadap isu 3R akan meningkat tanpa melalui variabel perantara. Peranan media sosial juga berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap kompetensi literasi sampah sampah melalui sikap dan melalui pengetahuan dan sikap.

Media sosial berpengaruh secara langsung dan tidak langsung dalam membangun kompetensi literasi generasi muda di Kabupaten Sleman, namun demikian tingkat peranan media sosial masih berada pada kategori kadang-kadang, padahal hampir semua generasi muda pernah terhubung dengan isu sampah di media sosial.

Sementara itu peningkatan kesadaran generasi muda terhadap sampah juga dapat dioptimalkan melalui program-program yang tertuju pada karang taruna di level desa khususnya terkait penanganan masalah sampah 3R dengan pemanfaatan dana Desa. Program tersebut dapat ditujukan kepada generasi muda, dengan pendampingan oleh Dinas Lingkungan Hidup, institusi pendidikan di bidang lingkungan, atau komunitas-komunitas peduli sampah.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar