Teknik Penyusunan Skripsi
Meringkas
Jurnal 2
Shafadita
Putri Trisdianty (20310410042)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.
Topik |
Harga
Diri, Sikap Asertif, Kekerasan Pacaran (DatingViolence) |
Sumber |
Hulu, V. C. (2022). HUBUNGAN HARGA DIRI
DENGAN SIKAP ASERTIF TENTANG KEKERASAN BERPACARAN (DATING VIOLENCE) PADA
REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN
2022. Public Health Journal, 9(1). |
Permasalahan |
Remaja
yang memilih untuk berpacaran mulai mendapat permasalahan yakni terjadi
kedekatan fisik maupun emosional dan di dalamnya sudah ada rasa memiliki yang
bisa berkembang pada kecenderungan menguasai dan mengontrol sepenuhnya
kehidupan pasangan yang dapat mengakibatkan kekerasan dalam pacaran (dating
violence). |
Tujuan
Penelitian |
Untuk
mengetahui hubungan harga diri dengan sikap asertif tentang kekerasan
berpacaran (dating violence) pada remaja putri kelas xi di sma negeri 1
sunggal kabupaten deli serdang tahun 2022 |
Isi |
·
Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi
seorang remaja adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis dimana remaja
harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan pasangan hidup, dimana hal
tersebut merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilewati. ·
Kekerasan pacaran/dating violence adalah pola
kekerasan dalam hubungan cinta yang dilakukan seseorang untuk mengatur dan
mengendalikan pasangannya agar menuruti semua keinginannya. Kekerasan dalam
pacaran (dating violence) dapat terjadi karena rasa cinta yang berlebihan dan
ingin memiliki yang terkadang diiringi oleh dominasi dari salah satu pihak
yang biasanya didominasi oleh laki-laki. ·
Di Indonesia, menurut catatan tahunan Komnas
Perempuan yang dirilis pada Maret 2014, terdapat 269.760 kasus kekerasan
terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani sepanjang tahun 2013. 65%
kasus kekerasan dialami oleh istri,21% kekerasan dalam pacaran, 7% kekerasan
terjadi terhadap anak perempuan dan 6% kekerasan terjadi dalam relasi lain. ·
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang
dilakukan pada bulan Januari pada remaja kelas XI di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Sunggal, sebanyak 11 orang remaja ini, mereka berpendapat bahwa
mereka sebagian mendapat perlakuan kasar dari pasangan mereka. ·
Tindakan kekerasan yang terjadi dalam masa pacaran
membawa dampak negative bagi korban. Dampak yang terjadi pada korban pun
sangat beragam, bersifat fisik, dan psikis. Dampak fisik yang terjadi, antara
lain kematian, cacat tubuh (kehilangan fungsi anggota tubuh), atau luka-luka.
Sedangkan dampak psikis yang ditimbulkan diantaranya adalah rasa cemas dan
takut yang berlebihan terutama terhadap tindakan pembalasan pasangan
(Kurniawan, 2010). |
Metode |
·
Penelitian ini bersifat analitik dengan
menggunakan desain cross sectional. · Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja putri
kelas XI, sampel berjumlah 52 responden dengan menggunakan teknik random
sampling. ·
Pengumpulan data menggunakan kuesioner kemudian
diolah dengan uji-chisquare |
Hasil |
Berdasarkan
analisa data korelasional dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa
hipotesis diterima, yaitu ada hubungan harga diri dengan sikap asertif dalam
kekerasan berpacaran (dating violence) pada remaja putri kelas XI di SMA N 1
Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016. Hal ini dapat dilihat dari p=0,000
dan 𝛼 = 0,05 sehingga p< 𝛼. Hasil menunjukkan semakin tinggi harga diri
remaja maka semakin tinggi sikap asertif nya sehingga menurun kecenderungan
mengalami kekerasan berpacaran (dating violence). |
Diskusi |
·
Remaja yang memiliki harga diri tinggi umumnya
terlihat aktif dan dapat mengekspresikan diri dengan baik dilingkungannya.
Tidak mudah terpengaruh dan tidak mudah bergantung pada orang
lain.Sebaliknya, individu yang memiliki harga diri rendah, merasa dirinya
tidak berharga, dan sangat tergantung pada orang lain. Biasanya individu yang
memiliki harga diri tinggi mampu bersikap asertif. ·
Asertivitas pada diri perempuan merupakan hal yang
cukup penting untuk menanggapi hingga menghindari kasus kekerasan yang
dilakukan lakilaki terhadap perempuan. Respon terhadap kekerasan tersebut
dapat menerima atau menolak tergantung dari perilaku asertif yang dimiliki. ·
Program Organisasi Intra Sekolah (OSIS) harus
dikembangkan sebagai wadah untuk menampung, dan menyalurkan aspirasi serta
memberi informasi bagi siswa/siswi khususnya remaja putri tentang bagaimana
sikap remaja putri menanggapi kekerasan berpacaran, maka cara yang dipandang
tepat untuk meningkatkan perilaku mereka adalah dengan bersikap asertif |
0 komentar:
Posting Komentar