Selasa, 18 Oktober 2022

MERINGKAS ARTIKEL KORAN & OPINI SAYA TENTANG MEMBANGUN FASILITAS PENDIDIKAN DI DESA

 

SUPARDI: SANGGAR BAGI ANAK-ANAK DESA

Essay 1 Persyaratan Ujian Tengah Semester Psikologi Inovasi dengan Dosen Pengampu Dr.Arundati Shinta, M.A

Siti Nurhaliza (20310410055)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Topik

Membangun fasilitas pendidikan di desa melalui Sanggar.

Sumber

Zakaria, Ismail. (2022). Supardi: Sanggar bagi anak-anak desa. Kompas. 4 Oktober, hal. 16.

Ringkasan

·         Supriadi membangun sanggar dikampungnya yang bernama sanggar Bale Ade. Sanggar Bale Ade awalnya bernama Sanggar Kampung Kertas, nama Bale Ade baru digunakan pada 2017. Perubahan nama untuk menghindari kesalahpahaman yang menganggap nama kampung kertas sebagai kampung wisata dengan berbagai karya dari kertas. Supriadi merintis Bale Ade saat baru pulang dari Nusa Tenggara Timur usai mengikuti program pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (PSP3). Alasan ia membuat sanggar ini untuk menumbuhkan minat literasi dikalangan anak-anak, selain itu penduduk desa semakin padat situasi ini membuat tempat bermain anak-anak semakin berkurang. Maka ia merancang Sanggar Bale Ade jadi tempat berkumpul dan bermain bersama untuk anak-anak dikampung.

·         Bermodal uang saku dari program PSP3, ia memulai kegiatan sanggar dengan sederhana. Dana dipakai untuk membeli perlengkapan mengajar, kegiatan dipusatkan di rumah Supardi. Ia memilih memberi les bahasa inggris gratis dan juga layanan perpustakaan. Sepanjang 2013-2014, ia menggerakan sanggarnya sendirian. Saat itu dia masih bekerja diperkebunan kapas di Sumbawa, NTB. Setiap minggu ia pulang ke Lombok untuk menggelar kegiatan sanggar. Pada 2015, mulai banyak sukarelawan yang terlibat. Seiring bertambahnya orang yang terlibat, kegiatan di Bale Ade juga kian banyak. Kegiatan tersebut antaralain belajar gratis matematika dan membuat prakarya. 3 bulan sekali digelar kegiatan Panggung Kita yang terdiri dari pentas monolog, tetrikal puisi, dan menari. Kegiatan Panggung Kita dibuat untuk mengubah cara pandang anak-anak di kampungnya tentang panggung. Kegiatan lainnya ialah Ransel Pustaka setiap satu kali seminggu. Lewat Ransel Pustaka, buku-buku yang didapatkan dari para donatur dibawa sekitar 25 anak-anak di bukit Cacing.

·         Jaringan menjadi modal besar dalam menjalankan sanggar Bale Ade, kolaborasi dengan banyak pihak juga dilakukan untuk menjalankan beragam kegiatan. Kolaborasi itu memungkinkan kegiatan di Bale Ade tetap berjalan. Supardi berusaha menjaga sanggar konsisten menggelar acara. Konsistensi itu yang juga membuat kegiatan sanggar tetap berjalan saat terjadi gempa bumi di Lombok pada 2018. Kehadiran sanggar membawa banyak perubahan bagi anak-anak di kampung Supardi. Anak-anak yang tadinya pendiam atau takut pada orang baru pelan-pelan menjadi percaya diri. Selain itu, Supardi mengakui adanya banyak kendala yang dihadapinya, terutama bagaimana menyediakan bacaan untuk anak-anak. Peralatan sanggar juga terbatas. Supardi tidak jarang merogoh kantong sendiri untuk membiayai sanggar. Supardi berharap ke depan bisa mencari sumber pendanaan sendiri untuk Sanggar Bale Ade. Misalnya, usaha produk-produk kerajinan atau lainnya yang selama ini dipelajari di Bale Ade. Sejalan dengan itu, ia ingin program yang ada terus berjalan dan berkembang.   

Permasalahan

Terjadinya kesenjangan antara fasilitas pendidikan di kota dan desa, selain itu penduduk di desa semakin padat yang menyebabkan tidak adanya lahan untuk anak-anak bermain dan berkumpul, sehingga anak-anak akan bermain di rumahnya masing-masing dan tidak mau berinteraksi atau bersosialisasi dengan teman dilingkungannya, hal ini bisa menyebabkan anak-anak menjadi anak-anak yang individualis.

Opini saya

·         Fasilitas pendidikan di Indonesia belum seluruhnya merata, masih banyak daerah-daerah yang masih memiliki fasilitas pendidikan yang rendah, ini biasanya banyak terjadi di desa-desa atau daerah terpencil. Padahal fasilitas pendidikan ini menjadi salahsatu faktor pendukung dalam kelancaran belajar. Maka diperlukan kesadaran dari berbagai pihak terkait hal ini, misalnya seperti pembangunan Sanggar yang bertujuan untuk memberikan fasilitas pendidikan kepada anak-anak yang dilakukan oleh Supardi. Dalam melakukan perubahan ini memanglah tidak mudah butuh usaha keras, kesabaran, konsistensi, dan juga semangat yang tinggi.

·         Hal-hal yang perlu saya lakukan agar saya dan keluarga bisa menjadi inisiator adalah berani melakukan atau mencoba hal baru meskipun resikonya berat, percaya diri dan tidak mudah menyerah.




0 komentar:

Posting Komentar