Rabu, 12 Oktober 2022

Bangkit dari Kegagalan Bukanlah Penderitaan

 

Bangkit dari Kegagalan Bukanlah Penderitaan

Essay Pengganti Kuliah Psikologi Inovasi

(Semester Ganjil 2022/2023)

 

Rifa Rufianti (20310410053)

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 


Gambar 1. Foto diri

        Banyak dari kita yang mendambakan kesuksesan dan benci dengan kegagalan. Karena pada dasarnya, kita berasumsi bahwa kegagalan adalah penderitaan. Padahal kegagalan bukanlah suatu hal yang buruk. Dari kegagalan kita bisa memahami bahwa kita harus selalu berjalan dan berproses. Hal ini yang akan membuat kita hati-hati dan sebisa mungkin meminimalisir kegagalan (Puspitasari, 2018). Dengan kegagalan yang pernah terjadi, kita akan berusaha mempersiapkan diri, merencanakan, dan memiliki strategi untuk menjadi lebih baik. Namun, banyak dari kita masih belum memiliki pemahaman yang baik akan kegagalan itu. Justru kita memilih untuk terpuruk, sedih, kecewa, dan berlarut dalam kegagalan itu. Permasalahan inilah yang membuat kita semakin gagal kedepannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui dan memahami bagaimana upaya bangkit dari kegagalan.

Adapun langkah-langkah kongkrit dalam kehidupan sehari-hari untuk bangkit dari kegagalan yaitu sebagai berikut (Tresnani & Casmini, 2021):

1. Menerima Kegagalan

Kegagalan memanglah hal yang tidak menyenangkan. Namun, bukan berarti kita selalu menolak dan menentang apabila kegagalan terjadi pada diri kita. Hal pertama yang bisa kita lakukan yaitu menerimanya. Dengan menerima kegagalan ini, akan lebih baik daripada menggerutu dan menolak. Menerima kegagalan memang hal yang menyesakkan dada, tetapi bukan berarti akan memperburuk keadaan.

2. Instropeksi Diri.

Dengan instropeksi kita menjadi paham bahwa kegagalan itu terjadi karena ada suatu hal yang belum sempurna dari proses yang telah kita jalani. Proses instropeksi diri ini, harus diawali dengan penerimaan diri bahwa kita memang gagal dan harus segera bangkit dari kegagalan itu.

3. Merencanakan Strategi Kedepannya

Belajar dari kegagalan, kita bisa lebih memahami bahwa akan ada langkah-langkah terbaik yang akan kita jalani kedepannya. Langkah itu tidak akan mengantarkan kita pada kesuksesan jika kita masih ragu dan takut akan kegagalan. Padahal kegagalan yang pernah terjadi bukan merupakan hal hina yang selalu kita ratapi. Namun, sebagai langkah awal untuk menyiapkan langkah-langkah terbaik selanjutnya.

 

        Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kegagalan merupakan langkah awal kita untuk memulai langkah-langkah terbaik selanjutnya. Dengan menerima kegagalan, instropeksi diri, dan menyiapkan strategi terbaik untuk langkah selanjutnya kita akan memahami bahwa konsep dari kegagalan yaitu sebuah energi besar yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan selanjutnya. Namun, jika ternyata pada hasil akhirnya kita justru menemui kegagalan lagi, maka percayalah kegagalan itu menyertai kita karena kita dituntut untuk menyiapkan langkah-langkah terbaik selanjutnya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Tiada hari tanpa ujian. Entah itu sekadar menguji kesabaran atau kesulitan yang membuatmu dilanda kebingungan. Itu berarti tidak ada lagi yang perlu ditanyakan. Intinya, Allah sayang”. Dapat dipahami bahwa kegagalan bukanlah penderitaan. Dari kegagalan kita akan belajar lebih dalam lagi dan melangkah lebih baik lagi. Tentu saja dengan tujuan yang semakin matang kedepannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari, D. I. (2018). Berdamai dengan Kegagalan: Beratus-ratus Kali Jatuh, Beribu-ribu Kali Bangkit. Anak Hebat Indonesia.

Tresnani, L. D., & Casmini, C. (2021). Penerimaan diri dari kegagalan akademik perempuan perfeksionisme. Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan, 18(2), 110-122.

0 komentar:

Posting Komentar