Kamis, 20 Oktober 2022

MERINGKAS ARTIKEL KORAN & OPINI SAYA TENTANG INISIATOR

MEILISA ANITA MANSULA: KEPEDULIAN MENGELOLA BANK SAMPAH

Essay 1 Pra-syarat Ujian Tengah Semester Psikologi Inovasi

Semester Ganjil (2022/2023)

Shafadita Putri Trisdianty (20310410042)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.

Topik

Menjadi inisiator dalam lingkungan masyarakat yakni dengan mendirikan dan mengelola bank sampah.

Sumber

Ama, K.K. (2022). Meilisa Anita Mansula: Kepedulian mengelola bank sampah. Kompas. 17 Oktober, hal.16

Ringkasan

§  Meilisa Anita Mansula (Nita) tidak tahan melihat sampah yang berserakan di sekitarnya. Dengan memberdayakan masyarakat sekitar, dia mengumpulkan sampah plastic untuk didaur ulang. Kepedulian terhadap masalah sampah diwujudkan melalui Bank Sampah Mutiara Timor di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

§  Nita memulai usaha pengelolaan sampah dengan focus pada sampah kantong plastic yang dinilai sangat berbahaya bagi lingkungan, termasuk mencemari laut. Selain kantong plastik, ia juga mengumpulkan benda-benda plastik, dan sampah jenis lainnya yang keseluruhannya terdapat 26 jenis dalam bank sampah miliknya.  Nita tidak mengejar keuntungan dari sisi bisnis, tetapi lebih mengutamakan kebersihan kupang sebagai kota pintar.Sampah tersebut dikirim ke Pasuruan dan Sidoarjo, Jawa Timur untuk didaur ulang menjadi benda-benda yang bermanfaat seperti sandal, keset, sapu, dan selang air.

§  Untuk menjalankan tanggungjawabnya yang besar, Nita ingin lebih mengembangkan bank sampah yang dikelolanya dengan salah satu upayanya yakni melakukan studi banding ke sejumlah perusahaan daur ulang sampah di Jawa Barat dan Jawa Timur dengan harapan bank sampah yang dikelolanya bisa memproduksi barang-barang daur ulang bukan sekedar mengirim sampah. Selain itu Nita juga menjajaki kerja sama dengan beberapa perusahaan pengelolaan sampah. Nita juga belajar bagaimana caranya membangun tempat pengolahan sampah reduce, reuse, dan recycle (TPS3R) untuk dibangun di Kota Kupang.

Permasalahan

Masyarakat sudah terbiasa dengan kebiasaan habis pakai buang sehingga masih banyak sampah berserakan di jalanan, ruang publik, pusat perbelanjaan, dan lingkungan sekolah. Budaya bersih dari diri, keluarga, dan masyarakat masih sulit terbentuk dan butuh proses panjang dan waktu yang lama.

Opini Saya

§  Nita yang memiliki pendidikan S2 Perencanaan Lingkungan di Grififth University dan S1 di Universitas Brawijaya Malang sehingga berbekal pengetahuan yang cukup di bidang Lingkungan dan Wilayah berusaha memberikan edukasi kepada masyarakat dan berkeinginan mengelola bank sampah di Kota Kupang sehingga kota yang juga dijuluki smart city bukan hanya impian semata terutama sebagai kota bersih, tampilan indah, dan masyarakat bebas dari bencana dan serangan penyakit. Hal tersebut sangat luar biasa karena Nita sebagai seorang inisiator yakni pahlawan pemberdayaan masyarakat melalui program pengelolaan bank sampah dan punya cita-cita untuk memperbaiki kondisi di masyarakatnya.

§  Nita sebagai inisiator di lingkungan masyarakatnya punya tekad dan pengorbanan yang perlu diapresiasi karena Nita dalam pengumpulan saat itu masih menumpang di rumah orangtuanya, sebelum akhirnya menjajaki satu bidang tanah yang lebih luas untuk pengumpulan dan proses pengelolaan sampah.

§  Hal-hal yang sudah saya lakukan agar saya dan keluarga bisa menjadi inisiator dalam masyarakat ialah meningkatkan  rasa percaya diri, berani mencoba berbagai program atau hal baru kemudian di evaluasi atau dikembangkan, dan dengan menyiapkan diri agar lebih siap menghadapi tantangan dan peluang dalam kehidupan.

 



0 komentar:

Posting Komentar