Rabu, 12 Oktober 2022

Regulasi Diri untuk Bangkit dari Kegagalan

 

SelfCompassion: Regulasi Diri untuk Bangkit dari Kegagalan

Essay tugas harian mata kuliah Psikologi Inovasi

 (Semester 5 Ganjil 2022/2023)

Rahayu (20310410061)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A



Banyak perubahan yang dialami atau lalui oleh setiap individu baik itu dari kalangan mahasiswa ketika menjalani masa pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dulu dengan masa proses perkuliahan. Perubahan tersebut terdiri dari perbedaan sistem pendidikan, tugas dan tanggung jawab yang semakin bertambah seiring dengan berjalannya perkuliahan. Selain itu, perguruan tinggi mendorong mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan memberikan mahasiswa kebebasan dalam menentukan pilihan. Namun ditengah perjalanan atau proses saat mahasiswa menempuh pendidikan untuk mencapai cita-citanya pasti pernah mengalami yang namanya kegagalan. Kemudian dari peristiwa tersebut bisa disimpulkan bahwa bukan hanya mahasiswa saja yang pernah mengalami kegagalan namun setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan maka dari itu diperlukan yang namanya Regulasi diri.

Self compassion adalah strategi regulasi  emosi  yang  dengan  sadar  menerima kegagalan dan kekurangan diri sebagai bagian dari   pengalaman   setiap   orang.   Neff (2003) mengatakan bahwa: Self    compassion terdiri    dari    tiga komponen    dasar    yaitu    :    1) Self kindness yaitu  berbuat    baik dan memberikan  kasih  sayang  kepada  diri sendiri  ketimbang  dengan  memberi kritik pedas  dan  penilaian  buruk  pada diri sendiri tidak mampu menerima kekurangan dan kelebihan pada diri sendiri    2) Common    humanity yaitu memandang atau menilai kegagalan  sebagai  bagian  dari pengalaman atau pelajaran besar manusia dari pada memisahkan  diri atau menyendiri  dan  mengisolasi  diri 3) Mindfullness yaitu menyadari atau pahami pemikiran   dan   perasaan   sakit   hati dengan   seimbang atau biasa saja daripada melebih-lebihkan perasaan dan pemikiran tersebut.

Regulasi diri dapat terlihat melalui bermacam perilaku, seperti dapat mengatasi stres dan rasa frustasi, serta dapat berpikir menyeluruh mengenai suatu masalah. Individu dengan regulasi diri yang baik dapat tetap tenang di bawah tekanan dan bisa bangkit dari kegagalan atau keterpurukan. Karakteristik lain mengenai perilaku regulasi diri adalah mampu menenangkan diri sendiri saat merasa sedih dan dapat melihat sisi baik dari orang lain. Melihat tantangan sebagai kesempatan berkembang serta bertahan dalam keadaan sulit juga termasuk dari perilaku regulasi diri. Pada anak-anak, regulasi diri bisa terlihat dari kemampuan anak untuk bermain bersama dan berbagi mainan dengan teman sebayanya. 


Daftar Pustaka

Adia Nabila, SelfCompassion: Regulasi Diri untuk Bangkit dari Kegagalan dalam Menghadapi Fase Quarter Life Crisis, JurnalPsikologi Islam, Vol.7 No.1 (2020): 23-28.

Aveena Arreola Rodameria dan Annastasia Ediati, STRATEGI KOPING TERHADAP STRES DENGAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA, Jurnal Empati, Agustus 2018, Volume 7 (Nomor 3), Halaman 52-57.

Neff,  K.  D.  (2003).  The  development  and validation  of  a  scale  to  measure  self-compassion. Self  and  Identity. 2. 223-250. doi: https://doi.org/10.1080/15298860390209035.

Putri Pusvitasari et all, EFEKTIVITAS PELATIHAN REGULASI EMOSI UNTUK MENURUNKAN STRES KERJA PADA ANGGOTA RESKRIM, Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016.

0 komentar:

Posting Komentar