Nama : Diana Widiastuti
Nim : 22310410034
Prodi : Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik | Suporter Indonesia perlu banyak pembenahan |
Sumber | Benahi Suporter, atau Terus Begini. Kompas. 8 April 2023, hal. 6 |
Ringkasan | Suporter menjadi unsur yang melekat sebuah pertandingan sepak bola. Dalam setiap pertandingan, Suporter akan menjadi dua kubu yang berlawanan karena mendukung jagonya masing-masing. Di tengah kerumunan Suporter tersebut, pemicu sesederhana apapun akan menyebabkan kericuhan sehingga menimbulkan kerugian jiwa manusia dan material. Manajemen Suporter di Indonesia dinilai masih sangat buruk, terbukti dengan terjadinya kerusuhan-kerusuhan setelah pertandingan berlangsung. Hal ini dipicu oleh beberapa hal, antara lain Suporter tidak mau menerima kekalahan klubnya, saling mengejek antar Suporter, atau saling lempar botol. Peristiwa yang belum lama terjadi adalah insiden Kajuruhan pada 1 Oktober 2022 yang memakan banyak korban jiwa. Hal ini membawa Indonesia menjadi negara dalam supervisi Federasi Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Seyogyanya Indonesia bisa meniru langkah-langkah yang diambil negara lain dalam mengatur Suporternya. Menggunakan sistem digital, yang merekam pembelian tiket dan mengatur tempat duduk, mampu mengantisipasi kerusuhan. Selain itu juga sudah ada aturan tegas tentang Suporter. Dimana jika ada pelanggaran, maka bukan hanya individu pelaku yang kena hukuman, namun hingga klub sepak bolanya juga akan mendapat sanksi. |
Permasalahan | Manajemen Suporter di Indonesia masih sangat buruk. Belum ada aturan tegas tentang imbalan dan hukuman terhadap Suporter. Mental ‘beraninya keroyokan’ masih melekat kuat pada Suporter Indonesia. |
Opini Saya | Dalam kerumunan, orang-orang cenderung mudah dipengaruhi, menjadi anonim, tidak memiliki identitas. Dalam kerumunan, orang akan kehilangan rasa tanggung jawabnya dan merasa mendapatkan kekuatan besar untuk melakukan suatu agresi. Masalah Suporter ini harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah. Segera tetapkan regulasi tegas yang mengikat secara hukum, sehingga mampu membuat efek jera bagi para Suporter ‘nakal’. Akan lebih berdampak lagi, jika hukuman juga dikenakan untuk klub yang didukung Suporter tersebut. Klub sepak bola Indonesia turut bertanggung jawab terhadap perilaku Suporternya. Oleh karena itu klub sepak bola harus memiliki divisi khusus yang membina para Suporternya. Pembinaan tersebut meliputi, menjunjung toleransi dan inklusifitas, menjaga sikap terhadap lawan, menjaga fasilitas umum, menjaga kebersihan, dan menerima apapun hasil pertandingan. |
0 komentar:
Posting Komentar