Senin, 12 Mei 2025

DEVI NUR HASANAH_23310410117_SPSJ_ESSAI 9 UTS

“HIRARKI PENGELOLAAN SAMPAH”

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA


 

 Devi Nur Hasanah ( 23310410117 )

 

 JURUSAN PSIKOLOGI 

 FAKULTAS PSIKOLOGI 

 UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 

 2025

 

Hirarki pengelolaan limbah merupakan kerangka konseptual yang dirancang untuk memandu dan memberi peringkat keputusan pengelolaan limbah pada tingkat individu dan organisasi. Hirarki ini memberikan prioritas utama pada pencegahan limbah, diikuti oleh penggunaan kembali, daur ulang, pemulihan, dan akhirnya pembuangan.

Hirarki ini membantu kita memikirkan kembali hubungan kita dengan sampah berdasarkan lima prioritas yang diurutkan berdasarkan apa yang terbaik bagi lingkungan. Hal ini sering digambarkan sebagai piramida terbalik dengan lima tingkatan.

 

A.  A. Tahapan Hirarki Pengelolaan Limbah.

1.      Pencegahan Sampah (Prevention)
Tahap paling atas dan paling utama dalam hierarki pengelolaan sampah adalah pencegahan. Pencegahan bertujuan menghindari atau meminimalkan produksi sampah sejak awal, misalnya dengan mengurangi konsumsi berlebihan dan memilih produk yang ramah lingkungan serta kemasan yang dapat digunakan ulang. Dengan mencegah timbulan sampah, beban pengelolaan sampah pada tahap selanjutnya dapat berkurang secara signifikan.

2.      Pengurangan Sampah (Reduce)
Langkah berikutnya adalah mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Ini bisa dilakukan dengan mengubah pola konsumsi dan produksi, seperti menggunakan produk dengan kemasan minimal atau sistem isi ulang (refill). Pengurangan sampah juga mencakup upaya meminimalkan limbah yang tidak dapat didaur ulang.

3.      Penggunaan Kembali (Reuse)
Setelah pencegahan dan pengurangan, hierarki mengedepankan penggunaan kembali barang atau material. Barang bekas dapat dimanfaatkan kembali untuk fungsi yang sama atau berbeda, sehingga mengurangi kebutuhan akan bahan baru dan mengurangi sampah yang harus diolah lebih lanjut.
 

4.      Daur Ulang (Recycle)
Daur ulang adalah proses mengolah sampah menjadi bahan baku baru atau produk lain yang berguna. Contohnya adalah pengolahan sampah organik menjadi kompos dan sampah plastik menjadi pelet plastik. Daur ulang membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan menghemat sumber daya alam.

5.      Penghematan Energi (Energy Recovery)
Pada tahap ini, sampah yang tidak dapat didaur ulang diolah untuk menghasilkan energi, misalnya melalui proses pembakaran (insinerasi), gasifikasi, atau pembuatan biogas. Penghematan energi ini merupakan alternatif pemanfaatan sampah yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pembuangan langsung.

6.      Pembuangan (Disposal)
Langkah terakhir dalam hierarki adalah pembuangan sampah ke TPA. Pembuangan dilakukan jika sampah tidak dapat diolah atau dimanfaatkan melalui langkah-langkah sebelumnya. Pembuangan merupakan opsi yang paling tidak diinginkan karena berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan dan membutuhkan lahan yang luas.

 


B.    B. Contoh Perilaku Hirarki Pengelolaan Limbah.

1.      Pencegahan Sampah (Prevention)

-          Membawa tas belanja pribadi untuk mengurangi penggunaan kantong plastic.

-          Menggunakan tumbler.

2.      Pengurangan Sampah (Reduce)

-          Mengurangi pembelian barang yang tidak perlu sehingga sampah juga berkurang.

-          Menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan limbah sulit terurai.

3.      Penggunaan Kembali (Reuse)

-          Memanfaatkan bungkus makanan plastik bekas untuk dibuat tas plastik bermotif unik.

-          Memberikan botol bekas atau barang layak pakai kepada orang lain agar tidak langsung dibuang.

4.      Daur Ulang (Recycle)

-          Memilah sampah organic dan anorganik secara mandiri.

-          Mengikuti program bank sampah yang memberikan insentif bagi masyarakat yang memilah dan mengumpulkan sampah.

5.      Penghematan Energi (Energy Recovery)

-          Mengolah sampah organik menjadi kompos sehingga mengurangi sampah dan menghasilkan energi biologis.

-          Menggunakan teknologi pembakaran sampah yang ramah lingkungan untuk menghasilkan energi listrik.

6.      Pembuangan (Disposal)

-          Membuang sampah pada tempatnya.

-          Mengikuti jadwal pengangkutan sampah yang rutin agar sampah tidak menumpuk.



C.    C. Solusi dan Kritik Terhadap Hirarki Pengelolaan Limbah.

Saya menyetujui kriktik untuk Chowdhury et al. (2014) dimana akan lebih bijak bila energy recovery ada pada peringkat pertama. Artinya, kita membuang sampah kemudian sampah langsung menjadi energi. Setelah itu, sisa-sisa dari energy recovery tersebut akan dibuat kompos, kotak pensil, eco enzym, sabun cair, dan juga produk-produk ekonomi sirkuler lainnya.

Hal tersebut bisa menjadi solusi atas rendahnya motivasi masyarakat untuk melaksanakan perilaku 3R yang mana hal tersebut memang sulit untuk dilakuan, membutuhkan biaya yang mahal, dan juga konsistensi yang luar biasa.

 


 DAFTAR PUSTAKA

 

Axil-IS. (n.d.). What is a waste management hierarchy? Diakses pada 12 Mei 2025, dari https://axil-is.com/blogs-articles/waste-management-hierarchy/

Anaerobic Digestion. Waste management hierarchy - the driver for sustainable biogas development Diakses pada 12 Mei 2025, dari: https://anaerobic-digestion.com/waste-management-hierarchy/

 

 


0 komentar:

Posting Komentar