“HIRARKI
PENGELOLAAN SAMPAH”
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
2025
Hirarki pengelolaan limbah merupakan kerangka
konseptual yang dirancang untuk memandu dan memberi peringkat keputusan
pengelolaan limbah pada tingkat individu dan organisasi. Hirarki ini memberikan
prioritas utama pada pencegahan limbah, diikuti oleh penggunaan kembali, daur
ulang, pemulihan, dan akhirnya pembuangan.
Hirarki ini membantu kita memikirkan kembali hubungan
kita dengan sampah berdasarkan lima prioritas yang diurutkan berdasarkan apa
yang terbaik bagi lingkungan. Hal ini sering digambarkan sebagai piramida
terbalik dengan lima tingkatan.
A. A. Tahapan Hirarki Pengelolaan Limbah.
1. Pencegahan
Sampah (Prevention)
Tahap paling atas dan paling utama dalam hierarki pengelolaan sampah adalah
pencegahan. Pencegahan bertujuan menghindari atau meminimalkan produksi sampah
sejak awal, misalnya dengan mengurangi konsumsi berlebihan dan memilih produk
yang ramah lingkungan serta kemasan yang dapat digunakan ulang. Dengan mencegah
timbulan sampah, beban pengelolaan sampah pada tahap selanjutnya dapat
berkurang secara signifikan.
2. Pengurangan
Sampah (Reduce)
Langkah berikutnya adalah mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Ini bisa
dilakukan dengan mengubah pola konsumsi dan produksi, seperti menggunakan
produk dengan kemasan minimal atau sistem isi ulang (refill). Pengurangan
sampah juga mencakup upaya meminimalkan limbah yang tidak dapat didaur ulang.
3. Penggunaan
Kembali (Reuse)
Setelah pencegahan dan pengurangan, hierarki mengedepankan penggunaan kembali
barang atau material. Barang bekas dapat dimanfaatkan kembali untuk fungsi yang
sama atau berbeda, sehingga mengurangi kebutuhan akan bahan baru dan mengurangi
sampah yang harus diolah lebih lanjut.
4. Daur
Ulang (Recycle)
Daur ulang adalah proses mengolah sampah menjadi bahan baku baru atau produk
lain yang berguna. Contohnya adalah pengolahan sampah organik menjadi kompos
dan sampah plastik menjadi pelet plastik. Daur ulang membantu mengurangi volume
sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan menghemat sumber daya
alam.
5. Penghematan
Energi (Energy Recovery)
Pada tahap ini, sampah yang tidak dapat didaur ulang diolah untuk menghasilkan
energi, misalnya melalui proses pembakaran (insinerasi), gasifikasi, atau
pembuatan biogas. Penghematan energi ini merupakan alternatif pemanfaatan
sampah yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pembuangan langsung.
6. Pembuangan
(Disposal)
Langkah terakhir dalam hierarki adalah pembuangan sampah ke TPA. Pembuangan
dilakukan jika sampah tidak dapat diolah atau dimanfaatkan melalui
langkah-langkah sebelumnya. Pembuangan merupakan opsi yang paling tidak
diinginkan karena berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan dan membutuhkan
lahan yang luas.
B. B. Contoh Perilaku Hirarki Pengelolaan Limbah.
1. Pencegahan
Sampah (Prevention)
-
Membawa tas belanja pribadi untuk
mengurangi penggunaan kantong plastic.
- Menggunakan tumbler.
2. Pengurangan
Sampah (Reduce)
-
Mengurangi pembelian barang yang tidak
perlu sehingga sampah juga berkurang.
- Menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan limbah sulit terurai.
3. Penggunaan
Kembali (Reuse)
-
Memanfaatkan bungkus makanan plastik bekas
untuk dibuat tas plastik bermotif unik.
- Memberikan botol bekas atau barang layak pakai kepada orang lain agar tidak langsung dibuang.
4. Daur
Ulang (Recycle)
-
Memilah sampah organic dan anorganik secara
mandiri.
- Mengikuti program bank sampah yang memberikan insentif bagi masyarakat yang memilah dan mengumpulkan sampah.
5. Penghematan
Energi (Energy Recovery)
-
Mengolah sampah organik menjadi kompos sehingga
mengurangi sampah dan menghasilkan energi biologis.
- Menggunakan teknologi pembakaran sampah yang ramah lingkungan untuk menghasilkan energi listrik.
6. Pembuangan
(Disposal)
-
Membuang sampah pada tempatnya.
-
Mengikuti jadwal pengangkutan sampah yang
rutin agar sampah tidak menumpuk.
C. C. Solusi dan Kritik Terhadap Hirarki Pengelolaan Limbah.
Saya menyetujui kriktik untuk Chowdhury et al. (2014) dimana akan lebih bijak
bila energy recovery ada pada peringkat pertama. Artinya, kita membuang
sampah kemudian sampah langsung menjadi energi. Setelah itu, sisa-sisa dari energy
recovery tersebut akan dibuat kompos, kotak pensil, eco enzym, sabun cair,
dan juga produk-produk ekonomi sirkuler lainnya.
Hal
tersebut bisa menjadi solusi atas rendahnya motivasi masyarakat untuk
melaksanakan perilaku 3R yang mana hal tersebut memang sulit untuk dilakuan, membutuhkan
biaya yang mahal, dan juga konsistensi yang luar biasa.
Axil-IS. (n.d.). What is a waste management hierarchy? Diakses pada 12 Mei 2025, dari https://axil-is.com/blogs-articles/waste-management-hierarchy/
Anaerobic
Digestion. Waste management hierarchy - the driver for sustainable biogas
development Diakses pada 12 Mei 2025, dari: https://anaerobic-digestion.com/waste-management-hierarchy/









0 komentar:
Posting Komentar