Minggu, 04 Mei 2025

Essai 5 : Eksperimen Tentang Sampah - Farida Nurul Husna - 23310410124

 Essai 5 : Eksperimen Tentang Sampah

Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.

 


Nama : Farida Nurul Husna

NIM : 23310410124

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

    Sampah merupakan salah satu masalah yang tak kunjung selesai di Indonesia terutama di Yogyakarta. Setiap hari, setiap rumah tangga maupun industry dan perkantoran menghasilkan ribuan ton dari berbagai aktivitas. Mulai dari bungkus makanan, botol plastik, hingga kertas bekas. Tapi, pernahkah kita berpikir tentang apa yang akan kita lakukan dengan sampah-sampah tersebut, sedangkan setiap hari volume sampah semakin bertambah. Sampah yang tidak dikelola hanya akan menyebabkan penumpukan di tempah pembuangan sampah.

    Di berbagai sudut kota, tumpukan sampah menjadi pemandangan yang lazim, mencemari lingkungan, merusak keindahan, bahkan mengancam kesehatan masyarakat. Permasalahan sampah bukan hanya soal kebersihan, melainkan telah menjadi isu lingkungan yang kompleks dan mendesak untuk ditangani. Tapi tahukah kamu bahwa sebagian besar dari sampah itu sebenarnya masih bisa digunakan kembali? Daur ulang atau recycle adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi penumpukan sampah, menghemat sumber daya alam, dan menjaga lingkungan tetap bersih.

    Hari itu saya berkunjung ke rumah dosen saya untuk belajar mendaur sampah. Kami membuat pupuk kompos. Pupuk kompos merupakan hasil dari penguraian bahan organic seperti sisa makanan, daun, dan buah-buahan yang dicampur dengan mikroorganisme.




    Untuk cairan yang digunakan menggunakan Molase, biasanya harganya Rp 12.000 – Rp 15.000 dan EM 4 harganya sekitar Rp 25.0000. Perbandingannya untuk 1kg kompos diberi 2 tutup botol cairan tersebut. 


    

     Setelah itu dimasukan sisa buah-buahan dan dimasukan Trichoderma sebagai anti jamur. Kemudian ditambahkan cangkang telur, arang, dan abu gosok, fungsinya adalah untuk memperkuat akar. Selain itu ditambahkan kulit bawang merah dan putih yang berfungsi sebagai pestisida alami. 



    Setelah bahan-bahan tadi di campur, tambahkan dedak untuk vitamin D dan kapur tani agar bentuknya bagus. 


    Pupuk dimasukan ke dalam gentong atau pot dari tanah liat yang sebelumnya diberi alas kertas supaya tidak bocor. Tambahkan pupuk yang sudah jadi sebagai bahan aktif diatasnya. Kemudian tutup potnya dengan triplek dan tunggu selama 14 hari dan setiap 2 hari sekali diaduk. 

    Selain membuat pupuk kompos, kami juga membuat sabun cair dari eco enzim. Proses pembuatan sabun cair dimulai dengan melarutkan MES dan garam industri masing-masing dalam air panas, lalu diaduk hingga larut. Selanjutnya, ditambahkan aminon sebagai bahan pembersih, EDTA sebagai pengawet, dan gliserin sebagai pelembut kulit. Setelah semua bahan tercampur, larutan ditambah lagi dengan air panas dan diaduk hingga busa berkurang. Untuk sentuhan akhir, ditambahkan pewarna makanan, eco enzyme, dan pewangi. Campuran diaduk hingga mengental, lalu sabun cair siap dikemas dan digunakan.

0 komentar:

Posting Komentar