Dari berbagai jenis solusi yang dipilih masyarakat keterkaitan dengan masalah sampah yaitu salah satu inovatif yang mulai berkembang di berbagai daerah adalah pendirian bank sampah. Bank sampah merupakan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang memungkinkan warga untuk menabung sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis yang dapat ditabung dengan memilah beberapa jenis anorganik menurut jenisnya.
Upaya pendirian bank sampah itu merupakan salah satu solusi mengenai permasalahan sampah di Lingkungan kita yang tidak ter kontrol dan berakibat terjadinya pencemaran.Hal tersebut merupakan tantangan serius yang dihadapi oleh hampir seluruh wilayah di Indonesia, terutama di daerah perkotaan. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi dan meningkatnya aktivitas konsumsi barang/makanan yang serba instan berdampak langsung terhadap meningkatnya volume sampah yang dihasilkan setiap harinya mencapai beratus ton setiap harinya. Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang bijak masih tergolong rendah dan belum menjadi hal yang di lirik dan diminati oleh masyarakat.Banyak sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa melalui proses pemilihan atau daur ulang, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Cara menjadi anggota dari Bank sampah bank sampah:
1.Dengan cara mendaftar sebagai Nasabah dengan datang ke pengelola bank sampah di wilayahnya untuk mendaftar.
2.Dengan mengisi formulir berisi data diri (nama, alamat, nomor kontak,dan data lainya yang diperlukan)Mendapatkan Buku Tabungan Sampah.
4.Setelah terdaftar, anggota tersebut akan mendapatkan buku tabungan guna untuk mencatat jumlah dan jenis sampah yang disetor serta nilai uangnya.
5.Anggota harus memilah sampah dari rumah.Terutama jenis sampah anorganik seperti plastik, kertas, kardus, kaleng, botol kaca, dan logam. Sampah harus bersih dan kering.
5.Anggota menyetorkan Sampah ke Bank sampah sesuai jadwal penimbangan.
6. Petugas akan menimbang dan mencatat jenis serta berat sampah yang di tabung oleh nasabah bank sampah
1. Sampah basah atau organik seperti sisa makanan, kulit buah, sayuran, atau daging. Ini termasuk kategori sampah organik yang cepat membusuk dan menimbulkan bau sehingga harus diolah dan dipilah lagi dan diproses sendiri.
2. Sampah medis dan berbahaya seperti jarum suntik bekas, masker sekali pakai, pembalut, popok, obat kadaluarsa, baterai bekas, dan bahan kimia. Ini tergolong limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
3. Kaca pecah sembarangan (jika tidak dibungkus rapi)
Kaca pecah bisa diterima jika dibersihkan dan dibungkus dengan aman, tetapi sebagian bank sampah menolak karena berisiko melukai petugas.
4. Sampah yang kotor atau tercampur
Misalnya plastik atau botol yang masih berminyak, berbau, atau bercampur dengan sisa makanan. Sampah harus dalam keadaan bersih dan kering dan sudah di golong kan dan di pilah menurut standar peraturan bank sampah.
5. Styrofoam dan kantong plastik tipis (tergantung kebijakan)
Beberapa bank sampah menolak styrofoam dan plastik keresek karena sulit di daur ulang dan nilainya rendah dan memakan tempat dalam penyimpan nya.
6. Pampers dan Pembalut ini termasuk limbah campuran yang tidak higienis dan tidak bisa di daur ulang secara langsung oleh diri sendiri atau dengan bantuan TPS.
Setibanya di lokasi, saya disambut oleh petugas bank sampah yang ramah dan sigap dalam memberikan arahan. Saya diarahkan untuk melakukan pendaftaran dengan mengisi identitas diri, yang mencakup nama dan alamat lengkap. Setelah proses pendaftaran, sampah yang saya bawa ditimbang oleh petugas. Hasil penimbangan kemudian dicatat dan dimasukkan ke dalam buku tabungan yang diberikan kepada saya. Buku tabungan tersebut akan digunakan untuk mencatat dan mengakumulasi jumlah tabungan sampah selama satu tahun keanggotaan.
Saya berharap kegiatan menabung di bank sampah ini tidak berhenti hanya karena tuntutan tugas akademis semata. Justru, saya ingin menjadikannya sebagai bentuk nyata dari kesadaran pribadi akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan terus berpartisipasi secara konsisten, saya ingin menjadi bagian dari gerakan yang mendorong perubahan positif melalui pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Kegiatan ini memberikan kesan yang mendalam karena saya merasa menjadi bagian dari upaya nyata dalam mengelola sampah secara bijak. Menabung di bank sampah bukan hanya tentang menukar sampah dengan nilai ekonomi, tetapi juga menciptakan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat. Hal ini menjadikan pengalaman saya di Bank Sampah MESEM sebagai pengalaman yang tidak hanya menarik, tetapi juga edukatif dan inspirasi. Untuk menabung di Bank Sampah MESEM merupakan pengalaman yang tidak hanya bermanfaat secara pribadi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan












0 komentar:
Posting Komentar