Senin, 12 Mei 2025

ESSAI 9 - UTS

Nama              : Naufal M A Lubis 

NIM                : 22310420087

Kelas              : SP 

 

 

UJIAN TENGAH SEMESTER – PSIKOLOGI LINGKUNGAN

HIRARKI PRIORITAS PENGELOLAAN LIMBAH

Dosen Pengampu : Dr.,Dra., Arundati Shinta, MA.


 

Hirarki pengelolaan limbah berdasarkan prioritas dari yang paling dianjurkan hingga yang paling tidak dianjurkan. Urutan pertama adalah prevention atau pencegahan, yang berarti mencegah timbulnya sampah sejak awal. Ini adalah langkah paling efektif karena tidak menghasilkan sampah sama sekali. Contoh perilakunya antara lain membawa wadah makanan sendiri saat membeli makanan dan menghindari pembelian barang dengan kemasan berlebihan. Selanjutnya adalah reuse atau penggunaan kembali barang agar tidak langsung menjadi limbah. Misalnya, menggunakan botol kaca bekas sebagai wadah air minum atau menjadikan kaleng bekas sebagai tempat alat tulis. Di urutan ketiga adalah reduce atau pengurangan, yaitu upaya mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Contoh sederhananya seperti menghindari penggunaan kantong plastik dan memilih produk isi ulang.

Kemudian, pada urutan keempat ada recycling atau daur ulang, yakni proses mengubah sampah menjadi bahan atau produk baru yang masih bisa dimanfaatkan, seperti membuat kerajinan tangan dari sampah plastik atau mengubah kertas bekas menjadi kertas daur ulang. Urutan kelima adalah energy recovery, yaitu memanfaatkan sampah untuk menghasilkan energi, seperti listrik melalui pembakaran di insinerator atau produksi biogas dari sampah organik. Contoh praktiknya adalah pemanfaatan sampah di Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau biodigester. Terakhir, yang paling tidak disarankan adalah disposal atau pembuangan akhir, yaitu membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa proses lanjutan. Contohnya seperti membuang semua jenis sampah campur ke TPA atau melakukan pembakaran terbuka tanpa teknologi pengendalian emisi.

Kritik tentang Pemosisian Energy Recovery di Hirarki menyarankan agar energy recovery ditempatkan di posisi paling atas, bukan di posisi kelima, karena dinilai lebih realistis dan efisien dalam konteks praktik masyarakat saat ini. Namun, pendekatan ini bertentangan dengan prinsip sustainability dan pengelolaan limbah berkelanjutan. Energy recovery bukan tanpa dampak lingkungan, meski menghasilkan energi, proses ini tetap menghasilkan emisi, residu, dan kehilangan potensi bahan yang bisa dimanfaatkan secara lebih ramah lingkungan (melalui reuse/recycle). Mendorong ketergantungan pada sistem pembakaran sampah – Hal ini bisa membuat masyarakat tidak terdorong untuk melakukan 3R, padahal reuse dan reduce jauh lebih hemat energi dan lebih sedikit menghasilkan emisi. Prinsip ekonomi sirkular lebih mendukung upaya reuse dan recycle, bukan membakar limbah sebagai solusi pertama. Pencegahan (prevention) adalah cara paling efektif dan murah jika tidak ada sampah, tidak perlu proses apapun.

 

Daftar Pustaka :

 

Hadiwijoyo, S. S., & Khairina, N. G. (2020). Hirarki wilayah prioritas penanggulangan

kemiskinan berdasarkan infrastruktur dasar di Kecamatan Argomulyo, Salatiga tahun 2020. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi.

Nadifameidita, Fadilla Qatrunsalwa. (2019). Optimasi Kegiatan Pengelolaan Limbah B3 

Medis di Puskesmas Kota Depok dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Tugas Akhir (S1) – thesis. Universitas Bakrie.

0 komentar:

Posting Komentar