ESSAY
5: EKSPERIMEN DI RUMAH DOSEN
PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Nama:
Cholifahtun Pratista Dewi
NIM:
23310410120
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Pemanfaatan
Limbah Organik Menjadi Pupuk Kompos dalam Perspektif Psikologi Lingkungan
Psikologi
lingkungan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik
antara manusia dan lingkungannya. Salah satu fokus utama bidang ini adalah
bagaimana kondisi lingkungan memengaruhi perilaku manusia, serta bagaimana
manusia membentuk dan mengelola lingkungannya secara sadar. Dalam konteks
pengelolaan limbah organik, transformasi sampah menjadi kompos merupakan wujud
nyata perilaku pro lingkungan perilaku yang secara sadar bertujuan melindungi
dan melestarikan lingkungan.
Hari itu saya berkunjung ke rumah dosen untuk belajar mendaur sampah menjadi pupuk. Kami membuat pupuk kompos. Pupuk kompos merupakan hasil dari penguraian bahan organic seperti sisa makanan, dedaunan, dan buah-buahan yang dicampur dengan mikroorganisme lainya. Hal yang dilakukan pertama yaitu meotong dengan halus sampah organic tersebut menggunakan alat penggiling. Setelah di giling sampai halus dicampur dengan bahan lainnya. Untuk cairan yang digunakan menggunakan Molase, biasanya harganya Rp 12.000 – Rp 15.000 dan EM 4 harganya sekitar Rp 25.0000. Perbandingannya untuk 1kg kompos diberi 2 tutup botol cairan tersebut.
Setelah itu dimasukan sisa buah-buahan dan
dimasukan Trichoderma sebagai anti jamur. Kemudian ditambahkan cangkang telur,
arang, dan abu gosok, fungsinya adalah untuk memperkuat akar. Selain itu
ditambahkan kulit bawang merah dan putih yang berfungsi sebagai pestisida secara
alami. Setelah bahan-bahan tadi di campur, tambahkan dedak untuk vitamin D
dan kapur tani supaya bentuknya bagus.
Pupuk dimasukan ke dalam gentong atau pot dari tanah liat yang sebelumnya diberi alas kertas supaya tidak bocor. Tambahkan pupuk yang sudah jadi sebagai bahan aktif diatasnya. Kemudian tutup potnya dengan triplek dan tunggu selama 14 hari dan setiap 2 hari sekali diaduk.
Selain
membuat pupuk kompos, kami juga membuat sabun cair dari eco enzim. Proses
pembuatan sabun cair dimulai dengan melarutkan MES dan garam industri
masing-masing dalam air panas, lalu diaduk hingga larut. Selanjutnya,
ditambahkan aminon sebagai bahan pembersih, EDTA sebagai pengawet, dan gliserin
sebagai pelembut kulit. Setelah semua bahan tercampur, larutan ditambah lagi
dengan air panas dan diaduk hingga busa berkurang. Untuk sentuhan akhir,
ditambahkan pewarna makanan, eco enzyme, dan pewangi. Campuran diaduk hingga
mengental, lalu sabun cair siap dikemas dan digunakan.
Kegiatan
mengomposkan sampah organik tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan mengurangi
volume sampah, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan memperbaiki kesuburan tanah
tetapi juga berdampak positif pada kesejahteraan psikologis individu. Individu
yang merasa berkontribusi dalam pelestarian lingkungan seringkali mengalami
peningkatan rasa kontrol, kepuasan diri, dan makna hidup. Dengan kata lain,
keberlanjutan tidak hanya menjadi tujuan ekologis, tetapi juga jalan menuju
kesehatan mental yang lebih baik.
Dalam
perspektif psikologi lingkungan, pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos
adalah cermin dari interaksi positif antara manusia dan lingkungannya. Melalui
pembentukan kesadaran, perubahan perilaku, dan penciptaan lingkungan yang
mendukung, kita dapat mengubah praktik kecil di rumah menjadi gerakan besar
untuk keberlanjutan. Kompos bukan sekadar hasil dari proses pembusukan, tetapi
juga simbol transformasi kesadaran manusia menuju harmoni dengan alam.







0 komentar:
Posting Komentar