Minggu, 25 Mei 2025

ESSAY 5: EKSPERIMEN DI RUMAH DOSEN- Cholifahtun Pratista D- 23310410120

 

ESSAY 5: EKSPERIMEN DI RUMAH DOSEN

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.

 


 

Nama: Cholifahtun Pratista Dewi

NIM: 23310410120

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi Pupuk Kompos dalam Perspektif Psikologi Lingkungan

Psikologi lingkungan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya. Salah satu fokus utama bidang ini adalah bagaimana kondisi lingkungan memengaruhi perilaku manusia, serta bagaimana manusia membentuk dan mengelola lingkungannya secara sadar. Dalam konteks pengelolaan limbah organik, transformasi sampah menjadi kompos merupakan wujud nyata perilaku pro lingkungan perilaku yang secara sadar bertujuan melindungi dan melestarikan lingkungan.

Hari itu saya berkunjung ke rumah dosen untuk belajar mendaur sampah menjadi pupuk. Kami membuat pupuk kompos. Pupuk kompos merupakan hasil dari penguraian bahan organic seperti sisa makanan, dedaunan, dan buah-buahan yang dicampur dengan mikroorganisme lainya. Hal yang dilakukan pertama yaitu meotong dengan halus sampah organic tersebut menggunakan alat penggiling. Setelah di giling sampai halus dicampur dengan bahan lainnya. Untuk cairan yang digunakan menggunakan Molase, biasanya harganya Rp 12.000 – Rp 15.000 dan EM 4 harganya sekitar Rp 25.0000. Perbandingannya untuk 1kg kompos diberi 2 tutup botol cairan tersebut. 


                                  


Setelah itu dimasukan sisa buah-buahan dan dimasukan Trichoderma sebagai anti jamur. Kemudian ditambahkan cangkang telur, arang, dan abu gosok, fungsinya adalah untuk memperkuat akar. Selain itu ditambahkan kulit bawang merah dan putih yang berfungsi sebagai pestisida secara alami. Setelah bahan-bahan tadi di campur, tambahkan dedak untuk vitamin D dan kapur tani supaya bentuknya bagus. 

                             


Pupuk dimasukan ke dalam gentong atau pot dari tanah liat yang sebelumnya diberi alas kertas supaya tidak bocor. Tambahkan pupuk yang sudah jadi sebagai bahan aktif diatasnya. Kemudian tutup potnya dengan triplek dan tunggu selama 14 hari dan setiap 2 hari sekali diaduk. 

Selain membuat pupuk kompos, kami juga membuat sabun cair dari eco enzim. Proses pembuatan sabun cair dimulai dengan melarutkan MES dan garam industri masing-masing dalam air panas, lalu diaduk hingga larut. Selanjutnya, ditambahkan aminon sebagai bahan pembersih, EDTA sebagai pengawet, dan gliserin sebagai pelembut kulit. Setelah semua bahan tercampur, larutan ditambah lagi dengan air panas dan diaduk hingga busa berkurang. Untuk sentuhan akhir, ditambahkan pewarna makanan, eco enzyme, dan pewangi. Campuran diaduk hingga mengental, lalu sabun cair siap dikemas dan digunakan.

Kegiatan mengomposkan sampah organik tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan mengurangi volume sampah, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan memperbaiki kesuburan tanah tetapi juga berdampak positif pada kesejahteraan psikologis individu. Individu yang merasa berkontribusi dalam pelestarian lingkungan seringkali mengalami peningkatan rasa kontrol, kepuasan diri, dan makna hidup. Dengan kata lain, keberlanjutan tidak hanya menjadi tujuan ekologis, tetapi juga jalan menuju kesehatan mental yang lebih baik.

Dalam perspektif psikologi lingkungan, pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos adalah cermin dari interaksi positif antara manusia dan lingkungannya. Melalui pembentukan kesadaran, perubahan perilaku, dan penciptaan lingkungan yang mendukung, kita dapat mengubah praktik kecil di rumah menjadi gerakan besar untuk keberlanjutan. Kompos bukan sekadar hasil dari proses pembusukan, tetapi juga simbol transformasi kesadaran manusia menuju harmoni dengan alam.






0 komentar:

Posting Komentar