ANARKISME REMAJA
TUGAS BERSAMA
NAMA: Jhuan Riswanda
Anasay
Matkul: Psikologi
Sosial
Dosen Pengampu :
Dr.Arundati Shinta,M. A
Generasi
milenial, terlebih pelajar sekolah tingkat menengah dan atas dianggap rentan
terhadap aksi anarkis. Paling ringan, aksi tersebut memicu perusakan yang
dilakukan spontan karena ketidakpahaman pelajar saat ikut serta dalam aksi
demonstrasi. Paling ringan itu pengerusakan, kalau paham anarkisme ini terus
berkembang pada seseorang bisa jadi dia menjadi radikal dan pemahaman
ideologinya berubah.
Psikolog sosial
mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk
merugikan individu lain yang tidak ingin dirugikan (Baron & Richardson,
1994). Karena melibatkan persepsi niat, apa yang tampak seperti agresi dari
satu sudut pandang mungkin tidak terlihat seperti itu dari sudut pandang lain,
dan perilaku berbahaya yang sama mungkin atau mungkin tidak dianggap agresif
tergantung pada niatnya. Namun, kerugian yang disengaja dianggap lebih buruk
daripada kerugian yang tidak disengaja, bahkan ketika kerugiannya sama (Ames
& Fiske, 2013). Menurut Dr.Preysi S.Siby, S.Pd, M.Si (Manado post,2020)
secara singkat perilaku agresif adalah Tindakan yang dimaksudkan untuk melukai
orang lain atau merusak orang lain.
anarkisme sangat
berbahaya terutama pada kalangan milenial dengan usia remaja. Sebab, anak
remaja usia tersebut didominasi rasa emosional. kalangan milenial lebih mudah
dipengaruhi dan dia lebih sering menggunakan rasa emosionalnya. Dan ini rentan
dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu. Ini bisa dilihat keberutalan
mereka saat demo-demo. Mereka tidak tahu apa yang dilakukan, mereka melakukan
sewenang-wenang tapi akhirnya menyesal.
Perilaku agresif pada remaja
terjadi karena banyak faktor yang menyebabkan, mempengaruhi, atau memperbesar
peluang munculnya, seperti faktor biologis, tempe‐ ramen yang sulit, pengaruh
pergaulan yang negatif, penggunaan narkoba, penga‐ ruh tayangan kekerasan, dan
lain sebagai‐ nya. Dalam penelitian longitudinal terha‐ dap remaja, Elliott
(dalam Tremblay & Cairns, 2000) menemukan bahwa terdapat peningkatan
tindakan kekerasan pada anak laki‐laki maupun perempuan pada usia 12 tahun
sampai 17 tahun (Laela Siddiqah 2010).
Pemahaman di
sekolah sifatnya tidak memberi penegasan, secara makna sudah dipahami. Tapi
wujud ril keadaanya itu mungkin belum tersampaikan di Sekolah. Bahayanya, jika
pemahaman anarkis telah mengakar pada kalangan milenial, maka tidak mustahil
pemahaman radikal terhadap suatu ideologi juga terdoktrin di kalangan tersebut.
semua pihak,
baik lingkungan keluarga, rumah tangga, sekolah dan aparat penegak hukum bisa
sama-sama menangkal peredaran luas paham anarkis tersebut. Ini tidak bisa hanya
dilakukan polisi saja, tapi semua elemen masyarakat harus bergerak
menangkal pemahaman ini. Karena sangat jelas dampak terkecil pengerusakan di
sana-sini dan fatalnya lagi perubahan ideologi.
DAFTAR PUSTAKA:
Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June
27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/
.
Laela
Siddiqah (2010). Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui
Pengelolaan Amarah (Anger Management).
0 komentar:
Posting Komentar