Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial I
Semester
Genap 2020/2021
Ikhsan
Arifudin NIM. 20310410029
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Saat
ini banyak terjadinya tindak/ aksi kekerasan
yang berkaitan dengan perilaku agresif di kalangan masyarakat, baik individu
maupun massal. Tindakan tersebut dapat berupa kekerasan verbal maupun kekerasan
fisik. Secara faktual perilaku tindak kekerasan tersebut menimbulkan banyak
kerugian bagi orang lain. Banyak kasus kekerasan yang terjadi merupakan
manifestasi dari perilaku agresif, baik kekerasan secara verbal maupun non verbal.
Perilaku agresif merupakan perasaan marah atau tindakan kasar
akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai pemuasan atau tujuan, yang
dapat diarahkan kepada orang atau benda, perbuatan bermusuhan yang dapat
diarahkan kepada orang atau benda, sifat atau nafsu menyerang sesuatu yang
dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan, menghalangi, atau
menghambat (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2011).
Menurut Buss dan Perry (1992) mengelompokkan agresivitas kedalam 4 bentuk agresi, yaitu:
1. Agresi fisik
Merupakan komponen perilaku motorik, seperti melukai dan menyakiti orang secara fisik. Contohnya terjadinya perkelahian antar pelajar yang mengakibatkan beberapa orang terluka parah.
2. Agresi verbal
Merupakan komponen motorik, seperti melukai dan menyakiti orang lain dengan menggunakan verbal atau perkataan. Misalnya seperti mencaci maki, berkata kasar, berdebat, menunjukkan ketidaksukaan atau ketidaksetujuan, menyebarkan gosip, dan lain-lain. Contohnya, beberapa siswa yang saling mengejek satu sama lainnya dengan ejekan yang menyakitkan.
3. Agresi marah
Merupakan emosi atau afektif, seperti munculnya kesiapan psikologis untuk bertindak agresif. Misalnya kesal, hilang kesabaran dan tidak mampu mengontrol rasa marah. Contohnya, seseorang akan kesal kalau dituduh melakukan kejahatan yang tidak pernah dilakukannya.
4. Sikap permusuhan, meliputi komponen kognitif, seperti benci dan curiga pada orang lain, iri hati dan merasa tidak adil dalam kehidupan. Contohnya, seseorang sering merasa curiga. terhadap orang lain, yang dikiranya menaruh dendam pada dirinya, padahal orang lain tersebut tidak dendam terhadapnya.
Perilaku agresif dikalangan remaja saat
ini memang sangat memprihatinkan seperti adanya bullying, senang melihat kawan susah, masa bodoh dengan musibah
yang dialami temannya, acuh tak acuh dengan lingkungannya, hal ini tentunya akan
sangat mengkhawatirkan jika dibiarkan begitu saja. Karena remaja yang ada saat
ini dalam kurun waktu 20 tahun mendatang akan menjadi pemimpin di Negara
Indonesia. Sejatinya seorang pemimpin harus mampu mengendalikan emosinya, mampu
mengayomi anggotanya, dan misalnya dalam keadaan marah pun akan tepat tempat,
waktu dan sasaran.
Perilaku agresif remaja sangat mungkin
bisa dikendalikan dengan adanya fasilitator yang lengkap dan efektif.
Fasilitator tersebut bisa dari lingkungan keluarga yaitu ayah ibu, dilingkungan
sekolah yaitu guru dan bimbingan konseling, dan organisasi atau lingkungannya
dalam bergaul. Saya berpendapat jika fasilitator tersebut bisa membangun
mindset remaja yang cinta tanah air, peduli dengan lingkungannya, dan selalu
mengedepankan kejujuran serta sopan santun dalam berperilaku dan bertutur kata
maka perilaku agresif seperti itu tidak akan terjadi di Negara ini.
Oleh karena itu marilah kita mulai dari
diri kita sendiri dan ajaklah orang lain disekitar kita untuk mengedepankan
sikap kejujuran, peduli dengan lingkungan sekitar, menerapkan sikap sopan santun
dalam berperilaku dan bertutur kata agar perilaku agresif dilingkungan kita
dapat diminimalisir. Semoga tulisan saya ini bermenfaat. Sekian dan
terimakasih.
Daftar
Pustaka
Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive
employees’ performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah
University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021
Siby,
P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021
https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/
0 komentar:
Posting Komentar