Kenali
Lebih Jauh Perilaku Agresif Dalam Organisai Serta Cara Mengatasinya
Ujian
Akhir Psikologi Sosial I
(Semester Genap 2020/2021)
Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, M.A
Annisa Arsella ( 20310410038 )
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Apa
yang terlintas pertama kali dalam pikiran kalian jika mendengar perilaku
agresif ? Di dalam masyarakat , umumnya perilaku agresif di kenal sebagai tindakan
yang berupa kekerasan verbal maupun kekerasan fisik. Secara faktual perilaku
tindak kekerasan ini menimbulkan banyak kerugian bagi orang lain. Banyak kasus
kekerasan yang terjadi merupakan manifestasi dari perilaku agresif.
Psikolog
sosial mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan
untuk merugikan individu lain yang tidak ingin dirugikan (Baron &
Richardson, 1994). Pasif-agresif
adalah semacam mekanisme pertahanan diri, terutama ketika individu harus
menghadapi figur superior yaitu pemimpinnya, pasangannya, atau rekan kerjanya. Namun,
mereka berperilaku tidak tegas di depan pemimpin. Pada awalnya mereka pasif
(selalu setuju untuk menyelesaikan tugas), tetapi mereka menolak secara agresif
untuk melaksanakannya tugas ketika pemimpin
pergi (Gaines, 1996). Mereka berniat membalas dendam kepada pemimpin dengan
mengabaikan tugas-tugas organisasi. Untuk menutupi kebiasaan menunda-nunda dan
mengabaikan mereka, mereka dengan cerdik mengangkat alasan logis seperti
menyelesaikan tugas bukanlah deskripsi pekerjaan mereka atau tidak ada yang
memberi mereka informasi yang akurat tentang tugas-tugas tersebut (Whitson,
2010).
Untuk itu penting pula bagi kita
para karyawan agar selalu bersikap positif,
Matlin dan Stang (1978) memberikan
bukti bahwa orang lebih senang dengan rangsangan positif dan menghindari
rangsangan negatif; orang memerlukan waktu lebih lama untuk mengenali apa yang tidak
menyenangkan/mengancam daripada apa yang menyenangkan dan aman. Menurut prinsip
pollyanna otak memproses informasi yang menyenangkan dengan cara lebih cepat
dan tepat daripada informasi yang tidak menyenangkan (Atmawati, 2011 ).
Masalah yang relevan
adalah bahwa pemimpin cenderung marah ketika menghadapi pasif-agresif para
karyawan. Perilaku pasif-agresif dikategorikan sebagai perilaku menyimpang
karena dapat merugikan organisasi yaitu sabotase, semangat rendah di antara
karyawan, penundaan jadwal produksi, peningkatan ketidakhadiran karyawan
(Dranitsari, 2016, Whitson, 2010).
Berikut
beberapa strategi untuk membebaskan organisasi dari
perilaku pasif-agresif di antara karyawan. :
1. Pemimpin harus sadar dan tidak terjebak oleh kekuasaan karyawan yang manja ini. Sungguh ini semacam perebutan kekuasaan antara pemimpin dan bawahan. Karyawan berperilaku pasif-agresif karena dia ingin membalas dendam dan mengendalikan situasi tempat kerja (Lambrecht, 2010).
2. Pemimpin harus mendokumentasikan kegagalan karyawan dalam menyelesaikan tugas secara akurat. Dokumen-dokumen ini sangat penting untuk mewawancarai karyawan dengan tegas (Unterberg, 2003).
3. Pemimpin harus menyediakan waktu yang cukup untuk berdiskusi dengan karyawan secara langsung. Ini adalah strategi yang harus dihindari orang yang dipermalukan di depan orang lain.
4. Pemimpin juga harus mampu menemukan potensi terpendam karyawan untuk membanggakan harga diri. Hal ini dapat diperoleh dengan memantau secara dekat pencapaiannya, meskipun tugasnya adalah sederhana. Hal ini dikarenakan karyawan biasanya memiliki self efficacy yang rendah.
5. Pemimpin harus mawas diri, karena bisa jadi pemimpin juga memiliki perilaku pasif agresif. Pasif - pemimpin agresif sering ditemukan dalam organisasi pasif-agresif (Bolton & Grawitch, 2011; Booz Allen Hamilton, 2004). Oleh karena itu pemimpin harus didorong untuk menjadi model yang baik bagi karyawan secara keseluruhan.
6. Pemimpin juga harus memastikan bahwa setiap karyawan memahami deskripsi pekerjaannya (Booz Allen Hamilton, 2004).
Untuk
itu, baik sebagai Pemimpin atau karyawan hendaknya menjauhi perilaku agresif
entah itu dalam lingkup organisasi maupun lingkup masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian
pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra.
23(1), Juni, 55-65.
Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D.
& Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees’
performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in
Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from:
Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June
27, 2021 from:
https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/
0 komentar:
Posting Komentar