STRES KERJA PICU TUMBULNYA KEKERASAN DI LINGKUNGAN KERJA
Nama
: Atika Nuryanti
Nim
: 20310410064
Mata
Kuliah : Psikologi Sosial
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Stres kerja merupakan fenomena yang
sangat umum terjadi pada lingkungan kerja yang terjadi akibat ketidakseimbangan
antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki individu. dengan kata lain semakin
tinggi kesenjangan yang terjadi maka akan semakin tinggi juga stress yang
dialami individu.
Stres yang berlebihan dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk mengatasi lingkungan. Gejala dan tanda seseorang yang
mengalami stress dapat dilihat dari fisiologis, perilaku, psikologis, dan fisik
pada individu bahwa dari hal tersebut adalah akibat dari kurangnya kesesuaian
antara orang (dalam hal kepribadian, bakat, dan kemampuan) dan lingkungan, yang
menghalangi mereka untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara
efektif, selain itu stress yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya
kekerasan / perilaku agresif.
Adanya perilaku agresif yang timbul maka
secara tidak langsung akan mengganggu kinereja serta kehidupan para karyawan
yang mana dampaknya akan berakibat pada menurunnya produktifitas SDM,
meningkatkan stress kerja karyawan dan ketidakhadiran dalam bekerja serta
mengurangi kepuasan pelanggan dan kerusakan property
instansi yang biaanya cukup mahal. Selain itu pengawasan yang dilakukan oleh
pihak instansi baik pengawasan yang dilakukan oleh manusia maupun pengawasan
yang dilakukan oleh mesin justru tidak membuat produktivitas naik, akan tetapi
malah kebalikan dari hal tersebut yakni menyebabkan timbulnya rasa tertekan dan
stress. Penyebab timbulnya stress pada karyawan yang memicu terjadinya perilaku
agresif ditempat kerja yakni adanya rasa ketidakadilan, gaya pengawasan, presepsi
yang berbeda antar karyawan terhadap pekerjaan, bahkan ada juga atasan yang
seharusnya memberikan bimbingan dan arahan pada karyawannya justru malah sangat
mengganggu kinereja karyawan dan mengundang munculnya perilaku agresif.
Perilaku agresif yang terjadi di tempat
kerja yakni berhubungan dengan karyawan yang memiliki tujuan guna menyakiti
baik rekan kerjanya ataupun atasannya, yang kemudian menyebabkan terjadinya
masalah organisasi yang lazim dan signifikan (Dietz, Robinson, Folger, Baron
& Schulz, 2003).
Perilaku agresif yang terbentuk dapat
berupa perilaku secara verbal maupun secara fisik. Bentuk oerilaku agresif
secara verbal yakni seperti, mengejek, menyindir rekan kerja serta dengan
mengeluarkan kata kata kasar. Sedangkan bentuk perilaku agresif secara fisik
dapat berupa marah kepada rekan kerja disaat rekan kerja tersebut tidak
melakukan pekerjaannya dengan benar, emosi yang berlebih dengan marah sambil
menggebrak meja atau dengan melempar barang hingga adu mulut antar karyawan, permusuhan
seperti adanya rasa curiga terhadap rekan kerja yang ingin memojokkan dirinya,
hingga agresi fisik yang berupa perkelahian antar karyawan.
Karyawan yang bekerja memiliki hubungan
relasi yang cukup baik di luar jam kerja. Mereka dapat bertukar pikiran satu
sama lain. Sehingga sebagian besar permasalahan yang timbul, dapat terjadi pada
saat jam kerja, selain itu terdapat beberapa karyawan sudah mulai jenuh pada
pekerjaannya. Adanya tekanan kerja yang tinggi dari atasan, aturan jam kerja
yang ketat, dan juga tuntutan customer yang berlebihan akan membuat karyawan tertekan.
Apabila karyawan merasakan keadilan
dalam perusahaan, merasakan penyeliaan yang baik dari atasannya, merasakan
dukungan yang diberikan perusahaan terhadap kinerjanya, selalu dilibatkan dalam
pembentukan sistem ataupun cara kerja dalam perusahaan maka perilaku agresi di
tempat kerja dapat dihindari. Akan tetapi akan berbeda jika karyawan
mendapatkan penilaian yang kejam atau kasar, tidak merasakan
dukungan dari pihak perusahaan terhadap kinerjanya bahkan merasa
diperlakukan tidak adil maka kecenderungan
munculnya perilaku agresi di
tempat kerja akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA.
Brown, T.
J., & Sumner, K. E. (2006).
Perception and punishment of workplace
aggression: The role of aggression content,
context, and perceiver variables. Journal of Applied Social Psychology, 36, 2509‐2531.
Teguh, M., Warni., Else, F., Sri,
H., (2020). Perilaku Agresi di Tinjau dari stress Kerja Pada Karyawan. Psikostudia: Jurnal Psikologi. Vol. 9 (2).
Harsanti, I. (2009).
Faktor-Faktor Organisasional Sebagai Pencetus Kecenderungan Agresi Di Tempat
Kerja : Studi Metaanalisis. Jurnal psikologi.
Vol. 36 (2).
0 komentar:
Posting Komentar