Pentingnya Fasilitator Sebagai Model untuk Pelatihan Kemampuan Mengelola Perilaku Agresif di Masyarakat (Penangangan Tawuran Remaja Antar Sekolah)
Tulisan ini Guna Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial 1
(Semester Genap 2020/2021)
Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta, M. A
(Foto
Ilustrasi. Tidak untuk ditiru. Sumber: Radarbogor.com
Oleh
:
Nama
: Sofi Anggraini
NIM
: 20310410065
Fakultas Psikologi Universitas
Prokamasi 45 Yogyakarta
Perilaku
agresif adalah suatu perasaan marah, emosi atau tindakan kasar akibat kegagalan
atau kekecewaan dalam mencapai pemuasan. Perilaku agresif dapat dilakukan pada
orang lain, benda, yang mana bisa dengan bermusuhan, dan sifat atau nafsu
menyerang sesuatu yang dipandang sebagai hal yang mengecewakan dan meghalangi.
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2011) dalam (Siby, 2020). Alasan
perilaku agresif di masyarakat atau organisasi, memiliki dua dimensi yaitu
organisasi vs interpersonal dan memiliki dampak serius vs dampak kecil. Perilaku
menyimpang di masyarakat maupun organisasi disebabkan oleh adanya faktor
eksternal dan internal (Shinta et al., 2016)
Dikalangan
remaja fenomena maraknya kejadian tawuran di kota-kota besar sangat
memprihatinkan. Tindakkan tersebut dapat berupa fisik maupun verbal, yang dapat
menimbulkan kerusakan fasilitas umum, menimbulkan luka pada pelaku maupun yang
tidak sengaja melewati remaja yang sedang tawuran, bahkan mengakibatkan korban
tawuran hingga meninggal dunia. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku
agresi, yang pertama remaja memiliki tipe kepribadian orang yang sulit
mengorganisir kecemasan, sulit kontrol emosi, memiliki suasana hati yang
berubah-ubah, dan cenderung negatif thinking. Kedua, provokasi fisik misalnya
seseorang yang mendapatkan provokasi fisik seperti dengan pukulan, ditendang.
Pencegahan
perilaku agresif merupakan upaya besar dalam membina bangsa dan negara. Kemampuan
mengelola agresivitas, emosi bisa dilatih. Pentingnya fasilitator yang
perilakunya terpuji dan tutur katanya yang baik sangat berperan sebagai model penting
dalam pelatihan ini untuk membangkitkan semangat. Fasilitator tersebut dapat
berupa,
a. Orang
tua, fasilitator utama dalam hal ini. Dengan mengawasi dan melakukan pembinaan
terhadap anaknya terutama anak yang menginjak masa remajanya. Sehingga mereka
dapat memahami bahwa dalam menyelesaikan suatu masalah dapat diselesaikan
dengan cara berdiskusi dan bermusyawarah. Keluarga juga harus memberi perhatian
terhadap anaknya terlebih pada dunia pendidikan.
b. Guru,
dalam hal ini dapat mengarahkan remaja untuk ikut aktif dalam kegiatan sekolah
misalnya dengan ekstrakulikuler, pramuka, rohis, dan yang sesuai dengan
potensinya. Agar tidak terfokus pada perilaku negatif seperti agresivitas.
c.
Pemimpin Formal, contohnya Polri,
Polres atau Polsek sebagai garda depan keamanan dan ketertiban masyarakat perlu
menyusun rencana penanggulangan tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh
pelaku, seperti menghubungi dan berkonsultasi dengan masyarakat untuk bersama
mencegah dan menanggulangi tindak kekerasan perbuatan kejahatan. Dalam artian,
polisi memiliki beban tugas yang berat karena selalu harus menghadapi dampak
dari berbagai gejolak ekonomi dan politik serta masalah sosial . Dalam
menghadapi situasi tersebut, Polri bertindak dalam mekanisme kontrol dan
berpedoman pada SOP (Siby, 2020)
d. Tokoh
agama. Dai yang memberikan dakwah, ini dapat dijadikan model untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat atau keutuhan negara dengan memanfaaatkan bahasa yang baik yang memiliki
daya pikat luas misalnya dengan prinsip Pollyana (Cara memandang hidup secara
positif, menyampaikan hal-hal yang menyenangkan) (Atmawati, 2011)
Daftar Pustaka
Atmawati, D. (2011). Prinsip Pollyana
dalam Wacana Dakwah (Kajian Pragmatik). Kajian
Linguistik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-56
Shinta, A., Eny Rohyati, Dewi Handayani,
& Wahyu Widiantoro. (2016). Maximizing
the Passive-aggresive Employess’ Performance. ASEAN Seminar, Psychology
Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27,
2021 from: https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf
SSiby, P.S. (2020). Perilaku Agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/
0 komentar:
Posting Komentar