Pentingnya
Menjaga Hubungan Sosial dengan Tolong Menolong
Essay
Persyaratan Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial I
(Semester
Genap 2020/2021)
Rifa Rufianti (20310410053)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
Herbert Simon (1990)
berpendapat bahwa sangat mudah bagi individu untuk mempelajari norma sosial
dari anggota lain dari masyarakat. Orang-orang yang rnempelajari dengan baik
norma dan kebiasaan dari suatu masyarakat memiliki keuntungan dalam bertahan
hidup. Karena sejak berabad-abad yang lalu, budaya mempelajari hal-hal
seperti bagaimana orang dapat bekerja sama dengan baik, dan orang yang
mempelajari aturan ini lebih dapat bertahan hidup daripada yang tidak.
Akibatnya, melalui seleksi alam, kemampuan untuk mempelajari norma sosial
menjadi bagian dari perbaikan genetis. Salah satu norma yang dipelajari dan
dinilai berharga oleh orang-orang adalah menolong orang lain. Singkatnya,
orang-orang secara genetis diprogram untuk mempelajari norma-norma sosial, dan
salah satu normanya adalah altruisme (Hoffman, 1981; Kameda, Takezawa, &
Hastie, 2003).
Perbedaan teori
pertukaran sosial dan pendekatan evolusioner yaitu teori pertukaran sosial
tidak mencari akar dari keinginan itu sendiri, atau tidak diasumsikan bahwa
keinginan tersebut ada berdasarkan kondisi genetis. Teori pertukaran sosial
mengasumsikan bahwa orang-orang dalam hubungan mereka dengan orang lain
berusaha untuk memaksimalkan rasio dari penghargaan sosial yang nantinya akan
dapat dibandingkan dengan pengorbanan sosial yang harus dilakukan. Walaupun
beberapa ahli psikologi sosial tidak setuju dengan pendekatan evolusioner
tentang perilaku prososial, namun mereka tetap memberikan pandangan bahwa
perilaku altruisme dapat timbul karena adanya self-interest. Bahkan, teori
pertukaran sosial berpendapat bahwa kebanyakan dari yang kita lakukan berakar
dari keinginan untuk memaksimalkan penghargaan yang akan kita dapat dan
menimimalkan pengorbanan yang harus kita lakukan (Homans, 1961; Lawler &
Thye, 1999; Thibaut & Kelley, 1959). Menolong dapat menjadi sesuatu yang
berarti bagi orang lain, berikut ini adalah pentingnya perilaku tolong menolong
dalam kehidupan sehari-hari :
1. Menolong seseorang
merupakan investasi masa depan, akan menjadi pertukaran sosial suatu hari
nanti, seseorang akan menolong kita ketika kita membutuhkan pertolongan.
2. Menolong juga dapat
meredakan "tekanan personal" yang ditimbulkan orang lain yang berada
di sekeliling kita. Orang akan merasa terganggu ketika mereka melihat orang
lain menderita dan mereka menolong orang tersebut paling tidak untuk meredakan
"tekanan" mereka sendiri (Dovidio, 1984; Dovidio, Piliavin, Gaertner,
Schroeder, & Clark, 1991; Eisenberg & Fabes, 1991).
3. Dengan menolong orang
lain kita juga bisa mendapatkan penghargaan secara sosial dari orang lain dan
meningkatkan rasa berharga bagi diri kita sendiri.
Namun di sisi lain,
menolong orang lain juga dapat menimbulkan adanya suatu pengorbanan yang besar.
Perbuatan menolong menjadi menurun ketika pengorbanan yang harus dilakukan pada
perbuatan itu besar, misalnya ketika perbuatan tersebut menempatkan kita pada
suatu kondisi membahayakan bagi fisik tubuh kita, yang dapat menyebabkan rasa
sakit dan malu, atau yang paling mudah, perbuatan tersebut sangat menyita waktu
yang kita miliki (Dovidio et aI, 1991; Dovidio, Piliavin, Gaertner, Schroeder,
& Clark, 1981; Piliavin, Piliavin, & Rodin, 1975). Pada dasarnya, teori
pertukaran sosial berpendapat bahwa altruisme yang sesungguhnya itu tidak ada.
Orang menolong ketika keuntungan yang didapatkan lebih besar dari pengorbanan
yang harus dilakukan.
Daftar
Pustaka :
Aronson,
E., Wilson. T.D., & Akert, R.M. (2007). Social Psychology (6th edition).
Singapore: Pearson Prentice Hall.
Widyarini,
Nilam. Perilaku Sosial. Handout Psikologi Sosial II.
http://nilam.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31883/BAB+11.+PERILAKU+PROSOSIAL.pdf
(diakses tanggal 07 Juni
2021 pukul 07.16 WIB)
0 komentar:
Posting Komentar