Tugas Psikologi
Sosial I Semester Genap 2020/2021
Dosen Pengampu: Dr.,
Dra. Arundati Shinta, M.A
Rosita Permatahati
NIM 20310410075
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Masa
remaja ditandai jelas oleh adanya masa transmisi atau peralihan, karena pada
masa ini seorang individu belum dikatakan sebagai dewasa tetapi juga bukan lagi
anak-anak. Masa remaja berada di
tengah-tengah antara masa anak-anak dan masa dewasa. Masa remaja masih belum
mampu menguasai dengan baik fungsi-fungsi psikisnya maupun kemampuan fisiknya. Pada
masa remaja, seorang individu mengalami masa pubertas. Masa pubertas juga dapat
diartikan sebagai masa pemasakan seksual. Pada masa ini remaja saling menyukai
pada lawan jenisnya. Tidak sedikit remaja yang sedang dalam tahap ini menjalin
hubungan dengan individu yang disukainya.
Stereotype
merupakan satu tingkah laku yang seragam dan tidak bebas atau tidak leluasa. Stereotype
juga bisa diartikan sebagai persepsi yang tidak bisa diubah mengenai seorang
individu atau kelompok. Stereotype gender biasanya mengacu pada perbedaan
antara perempuan dan laki-laki, perbedaan tersebut dibentuk dari adat istiadat
atau lingkungan serta budaya. Tanpa disadari para orang tua mengajarkan sejak
kecil mengenai stereotype gender pada anak-anaknya. Stereotype gender yang
ditanamkan pada perempuan menjadikan seorang perempuan tidak memiliki kebebasan
seperti laki-laki. Segala sesuatu yang perempuan lakukan, tapi tidak sesuai
dengan kodrat perempuannya dianggap menyalahi kodratnya.
Stereotype gender ternyata mempengaruhi sikap
remaja perempuan terhadap laki-laki yang disukainya. Sikap dibagi menjadi tiga
aspek, aspek kognisi, aspek afeksi, dan aspek konasi. Dalam mengetahui sikap
remaja perempuan terhadap laki-laki saya telah mewawancarai beberapa teman
saya. Dari wawancara tersebut di dapatkan hasil sebagai berikut. Pada aspek
kognisi (Kognisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui tentang
suatu hal atau suatu pengertahuan) seluruh teman-teman saya akan mencari tahu
informasi mengenai laki-laki yang ditaksir, informasi tersebut bisa sekerdar
informasi biasa bahkan informasi yang mendetail, alasannya agar mengetahui
mengenai laki-laki yang ditaksir. Kemudian pada aspek afeksi (Afeksi merupakan
perasaan kasih sayang) seluruh teman-teman saya merasa senang bila membicarakan
laki-laki yang ditaksir. Yang terakhir pada aspek konasi (Konasi atau kemauan
merupakan suatu usaha yang didasari oleh adanya keinginan) sebagian besar teman
saya tidak akan menyatakan rasa sukanya, karena itu menyangkut harga dirinya.
Stereotype
gender ternyata sangat berpengaruh pada kehidupan remaja perempuan. Sebagian
besar perempuan beranggapan bahwa perempuan kodratnya menerima lamaran terlebih
dahulu bukan menyatakan perasaannya mendahului laki-laki. Perempuan sangat
menjaga harga dirinya dihadapan laki-laki yang ditaksirnya. Stereotype gender
ternyata sangat mempengaruhi perilaku perempuan saat menyukai laki-laki.
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Konasi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Konasi
diakses pada tanggal 7 Juni 2021.
Hadinoto Siti Rahayu, Monks dan Knoers. (1992). Psikologi Perkembangan
: pengantar dalam berbagai lainnya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Handayani,
Verury Verona. (2019). Awas, Tanpa Sadar Orang Tua Ajari Stereotype Sejak
Kecil. https://www.halodoc.com/artikel/awas-tanpa-sadar-orangtua-ajari-stereotype-sejak-kecil
diakses pada tanggal 6 Juni 2021
Kartono, Kartini. (2002). Afeksi. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Pustaka. Hal. 13.
Kartono, Kartini. (2002). Konasi.
Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta :
PT Raja Grafindo Pustaka. Hal. 101.
Kartono, Kartini. (2002). Stereotype.
Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta :
PT Raja Grafindo Pustaka. Hal. 485.
0 komentar:
Posting Komentar