Penyebab Sifat Agresif Pada Remaja
UJIAN
AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI SOSIAL
(Semester
Genap 2020/2021)
Astin
Lestari (20310410071)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
Perilaku agresif adalah rasa marah atau tindakan
yang kasar akibat rasa kecewa atau rasa kegagalan dalam mencapai suatu
perumusan atau tujuan yang dapat diarahkan kepada orang tua ataupun benda, perbuatan
yang bermusuhan dapat diarahkan kepada orang atau benda, sifat atau nafsu
menyerang sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan,
menghalangi atau menghambat (Siby 2020). Pasif-agresif adalah semacam mekanisme
pertahanan diri, terutama ketika individu harus menghadapi figur superior yaitu
pemimpinnya, pasangannya, atau rekan kerjanya.
Perilaku pasif-agresif dikategorikan sebagai
perilaku menyimpang karena dapat merugikan organisasi yaitu sabotase. (Dranitsari,
2016, Whitson, 2010). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 23,4% dari 395 mahasiswa
melaporkan bahwa perilaku pasif-agresif menyebabkan kelelahan emosional (Liu
& Rolf, 2015). Bahkan perilaku pasif-agresif karyawan telah mempengaruhi
30% kegagalan organisasi (Appelbaum & Roy-Girard, 2007).
Perilaku agresif pada remaja yang terjadi karena
banyak faktor yang menyebabkan, mempengaruhi, ataupun memperbesar peluang
munculnya, seperti faktor biologis, tempe‐ ramen yang sulit, pengaruh pergaulan
yang negatif, penggunaan narkoba, pengaruh tayangan kekerasan, dan lain sebagainya.
Remaja yang agresif itu memiliki toleransi yang bisa dibilang cukup rendah
terhadap frustasi dan kurang mampu menunda suatu kesenangan.
faktor yang mempengaruhi perilaku agresif antara
lain yaitu:
·
Frustasi, merupakan gangguan atau
kegagalan dalam mencapai tujuan.
·
Pembelajaran agresi, dengan menggunakan
reward dan pembelajaran sosial.
·
Pengaruh lingkungan, situasi lingkungan
yang menyakitkan, suhu udara panas, serangan, kerumunan orang yang dapat memicu
perilaku agresif.
·
Sistem syaraf otak, mekanisme neural
otak mendukung regulasi diri dalam meningkatkan kontrol diri sehingga
mengurangi perilaku agresif.
·
Faktor genetik atau keturunan.
·
Faktor kimia dalam darah, meliputi
alkohol dan obat-obatan.
Perilaku agresif dapat diartikan sebagai tindakan
yang dimaksudkan untuk melukai atau menyakiti orang lain, baik fisik maupun
psikis. Penyebab munculnya perilaku agresif adalah situasi yang tidak
menyenangkan atau mengganggu, dan adanya suatu faktor individual dan
situasional yang dapat saling berinteraksi mempengauhi suatu kondisi internal
pada seseorang. Terdapat keterkaitan antara aspek afektif, kognitif, dan
arousal yang bereaksi dan berproses terhadap stimulus yang ada dan memunculkan
perasaan negatif, serta adanya peran proses kognitif dalam menentukan perilaku
yang dimunculkan.
Remaja yang pemarah dan agresif itu seringkali
mengalami bias dalam atribusi, terutama dalam mempersepsi situasi situasi
sosial, dan hal ini mendorong mereka untuk berperilaku agresif ketika
menghadapi suatu konflik atau kondisi yang tidak menyenangkan. Pollyanna dengan
kata sifat pollyannaish dan kata benda pollyannaism menggambarkan seseorang
yang tampaknya selalu dapat menemukan sesuatu yang menyenangkan dibalik setiap
keadaan.
Daftar
Pustaka
Atmawati,
D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian
pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.
Shinta,
A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the
passive-aggressive employees’ performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty,
Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021.
Siby,
P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27,
2021
Appelbaum,
S. H. & Roy-Girard, D. (2007). Toxins in the workplace: Affect on
organizations and employees. Corporate Governance International Journal of
Business in Society. 7(1), 17-28. DOI: 10.1108/14720700710727087
Berkowitz,
L. (2003). Affect, aggression, and antisocial Behavior. Dalam Davidson, R.J,
Scherer, K.R., Goldsmith, H.H. Handbook of Affective Sciences. Oxford:
University Press. Hlm. 804‐823
Myers,
D. (2012). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika.
0 komentar:
Posting Komentar