Tugas ini disusun untuk memenuhi Ujian Psikologi Sosial I
Semester
Genap 2020/2021
Ade
Rei Enggi Wijaya (20310410034)
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A
Perilaku agresif di
kalangan remaja, khususnya pelajar sekolah menengah atas, dari tahun ke tahun
semakin meningkat, baik dari jumlahnya maupun variasi bentuk perilaku agresif
yang dimunculkan. Perilaku agresif seperti pelanggaran berupa penggunaan senjata
tajam, penganiayaan, pengeroyokan, pencabulan, pemerkosaan, termasuk pencurian
dan penggelapan. Rentang usia pelaku berkisar 12 hingga 18 tahun. Kondisi ini
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah siswa yang memiliki agresivitas yang tinggi
dan mereka tidak ragu‐ragu untuk menyerang atau menyakiti orang lain, yang juga
menggambarkan bahwa para siswa memiliki kontrol diri yang lemah sebagaimana
hasil penelitian Elfida (1995) yang menyatakan bahwa kemampuan mengontrol diri
berhubungan negatif dengan kecenderungan berperilaku delinkuen, termasuk
didalamnya adalah perilaku agresif.
Perilaku agresif pada
remaja terjadi karena banyak faktor yang menyebabkan, mempengaruhi, atau
memperbesar peluang munculnya, seperti faktor biologis, temperamen yang sulit,
pengaruh pergaulan yang negatif, penggunaan narkoba, pengaruh tayangan
kekerasan, dan lain sebagainya. Dalam penelitian longitudinal terhadap remaja,
Elliott Tremblay & Cairns , menemukan bahwa terdapat peningkatan tindakan
kekerasan pada anak laki‐laki maupun perempuan pada usia 12 tahun sampai 17
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahap perkembangannya, remaja tergolong
rentan berperilaku agresif, terutama jika terdapat faktor risiko yang
menyertainya. Remaja yang agresif memiliki toleransi yang rendah terhadap
frustasi dan kurang mampu menunda kesenangan, cenderung bereaksi dengan cepat
terhadap dorongan agresinya, kurang dapat melakukan refleksi diri dan kurang
dapat bertanggung jawab atas akibat perbuatannya .
Perilaku agresif
diartikan sebagai tindakan yang dimaksudkan untuk melukai atau menyakiti orang
lain, baik fisik maupun psikis, yang menimbulkan kerugian atau bahaya bagi
orang lain atau merusak milik orang lain . Menurut teori cognitive
neoassociationist model (Berkowitz, 1995) dan teori general affective
aggression model (GAAM) dari Anderson (dalam Lindsay & Anderson, 2000)
penyebab munculnya perilaku agresif adalah situasi yang tidak menyenangkan atau
mengganggu, dan adanya faktor individual dan situasional yang dapat saling
berinteraksi mempengaruhi kondisi internal seseorang. Terdapat keterkaitan
antara aspek afektif, kognitif, dan arousal yang bereaksi dan berproses
terhadap stimulus yang ada dan memunculkan perasaan negatif, serta adanya peran
proses kognitif dalam menentukan perilaku yang dimunculkan oleh remaja .
Solusi yang tepat untuk
mengatasi perilaku agresif pada anak berdasarkan fakta , maka remaja yang
memiliki tingkat amarah yang tinggi dan berisiko berperilaku agresif, perlu mendapatkan
perhatian dengan memberi‐kan penanganan yang tepat dalam menge‐lola amarah dan
mengendalikan dorongan agresinya. Wilkowski & Robinson (2008) menya‐takan
bahwa amarah merupakan kondisi perasaan internal yang secara khusus berkaitan
dengan meningkatnya dorongan untuk menyakiti orang lain, sedangkan agresi
terkait langsung dengan Tindakan nyata menyakiti orang lain. Menurut teori
integrasi kognitif tentang trait‐anger yang diajukan, individu yang memiliki
trait‐anger yang tinggi lebih cenderung mengalami bias dalam menginterpretasi
suatu situasi provokatif yang selanjutnya memicu proses yang secara spontan
me‐ningkatkan amarah dan dorongan agresi‐nya.
Berdasar teori ini pula,
program pengelolaan amarah dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan remaja
mengendalikan diri melalui proses kognitif sehingga diharapkan kecenderungan
ama‐rah dan perilaku agresifnya dapat dikurangi . Program yang dinilai efektif
untuk mengurangi agresivitas, baik sebagai pencegahan maupun penanganan, adalah
yang menggunakan pendekatan kognitif‐ perilakuan karena tidak hanya focus pada
aspek kognitif saja, namun juga memperhitungkan fungsi individu pada aspek
afektif dan perilaku. Perubahan pada salah satu aspek akan diikuti oleh peru‐bahan
pada aspek yang lainnya .
DAFTAR PUSTAKA
Siddiqah, L. (2010). Pencegahan dan Penanganan
Perilaku Agresif Remaja Melalui Pengelolaan Amarah (Anger Management).
JURNAL PSIKOLOGI VOLUME
37, NO. 1, JUNI 2010: 50 – 64. (
https://media.neliti.com/media/publications/127368-ID-pencegahan-dan-penanganan-perilaku-agres.pdf
)
Atmawati,
D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian
pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65. ( http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/4321 )
Siby,
P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on
June 27, 2021. ( https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/ )
0 komentar:
Posting Komentar