Pola Asuh Menjadi
Pemicu Perilaku Remaja Bersikap Agresif
Ujian Akhir Semester
Psikologi Sosial 1 Semester 2
Dosen Pengampu : Dr. Arundhati
Shinta, M.A
Oleh :
Nama : Rahayu
NIM : 20310410061
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Salah
satu perilaku sosial yang terjadi di kalangan masyarakat adalah terjadinya
tindak atau aksi kekerasan bisa disebut dengan perilaku agresif. Aksi kekerasan
ini bisa dilakukan secara individu maupun massal. Perilaku agresivitas
rata-rata banyak terjadi di kalangan remaja, banyaknya kasus kekerasan adalah
perwujudan dari perilaku agresif, kekerasan bisa dilakukan melalui fisik atau
kata-kata, yang pada kenyataannya tindakan tersebut bisa berdampak negatif bagi
orang lain. Mac Neil dan Stewart, menjelaskan bahwa perilaku agresif adalah
suatu tindakan yang ditujukan untuk menguasai atau berperilaku yang bersifat
merusak, melalui kata-kata atau fisik yang ditujukan kepada objek sasaran
perilaku agresif. Objek sasaran perilaku bisa berupa dalam wujud lingkungan
fisik, orang lain dan diri sendiri (Siby, 2020).
Karakteristik
orang yang mempunyai sifat agresif adalah dia mempunyai kebiasaan sering
melupakan banyak hal mulai dari hal kecil sampai besar, omongan yang tidak bisa
dipegang, memasang muka murung atau masam (Dranitsari, 2016) (dalam Shinta et
al, 2016). Dari pernyataan diatas bahwa supaya kita bisa terhindar dari
karakteristik tersebut kita bisa menerapkan pemikiran pollyanna yang yang
dijelaskan dalam novelnya, Pollyanna adalah seseorang yang memegang prinsip
bahwa orang lebih suka melihat hidup secara positif dari pada negatif (leech,
1993;233). Pollyanna diilustrasikan sebagai orang yang selalu yakin dan percaya
diri. Dia selalu berikhtiar dalam setiap situasi yang ia lalui (Atmawati,
2011).
Pola
asuh juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi perilaku agresivitas pada remaja. Keluarga merupakan tempat
awal mula anak belajar pendidikan, tanpa terkecuali orang tualah yang memiliki
peran penting dalam pola asuh anak, pola asuh orang tua yang overprotective juga tidak baik untuk
anak maka dari itu orang tua harus tau kapan waktunya memanjakan anak dan
bersikap tegas, hasil penelitian Nisfiannor (2005) (dalam Junia, 2014) adalah
adanya perbedaan antara remaja yang keluarganya tidak harmonis atau korban dari
broken home dengan remaja yang mendapat kasih sayang penuh
dari keluarga. Selain dari pola asuh, peran polisi dalam hal ini sangatlah
penting karena merekalah seseorang yang mampu memberikan arahan atau intruksi
dalam memelihara keamanan, ketertiban masyarakat. Tidak hanya itu polri juga
perlu menyusun program-program untuk melawan kejahatan kekerasan yang dilakukan
pelaku, program-program tersebut bisa dilakukan melalui pendekatan,
mensosialisasikan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk bersama-sama mencegah,
melawan dan mengatasi perilaku kekerasan atau kejahatan.
Daftar Pustaka
Atmawati, D. (2011). Prinsip
pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.
Junia, Trisnawati., Annis Fathra
N., Agrina. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AGRESIF REMAJA DI
SMK NEGERI 2 PEKANBARU. jurnal JOM
PSIK VOL. 1 NO 2 OKTOBER. https://media.neliti.com/media/publications/187023-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku.pdf
diakses pada tanggal 29 Juni 2021 pukul 17:45
Shinta, A., Rohyati, E.,
Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive
employees performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah
University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from: https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf
Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/
0 komentar:
Posting Komentar