Seorang Pemimpin Tidak Boleh Dikuasai Oleh Emosi
Tetapi Emosi Dikuasai Oleh Seorang Pemimpin
Seorang Pemimpin Tidak Boleh Dikuasai Oleh Emosi
Tetapi Emosi Dikuasai Oleh Seorang Pemimpin
Dalam kamus bahasa Indonesia (KBBI) dai merupakan orang yang kerjaannya berdakwa (pendakwah). Dai adalah orang yang mengajak kepada orang lain secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku kearah kondisi yang baik atau lebih baik (menurut syariat alquran dan Sunnah). Pada era sekarang ini bermuculan dai yang berusaha melaksanakan syiar islam. ada dai yang populer dan ada yang tidak. Hal tersebut dapat dipahami karena memang ada hal hal yang menyebabkan dakwahnya digemari, antara lain aspek kebahasannya, dimana wacana dakwah menerapkan prinsip Pollyanna artinya cara memahami kehidupan secara positif dan meyampaikan kebaikan dalam bentuk cerita. Adapun menjadi seorang pemimpin yang baik adalah dengan menggunakan bahasa dari Dai yang mempunyai daya pikat luas. (Atmawati, 2017). Dalam kepemimpinan pasti ada salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan dalam sebuah organisasi yang biasa disebut perilaku pasif- agresif .
Perilaku
pasif-agresif merupakan strategi karyawan yang tidak tegas untuk menghadapi
pemimpin yang tidak diinginkan. Di
organisasi, perilaku agresif yang terlihat dihukum. Di sisi lain, perilaku agresif tertutup lebih
sedikit cenderung menyebabkan hukuman, terutama ketika aktor pada awalnya
setuju untuk menyelesaikan instruksi pemimpin. Masalah yang relevan adalah
bahwa pemimpin cenderung marah ketika menghadapi pasif-agresif para
karyawan. Perilaku pasif-agresif
dikategorikan sebagai perilaku menyimpang karena dapat merugikan organisasi
yaitu sabotase, semangat rendah di antara karyawan, penundaan jadwal produksi,
peningkatan ketidakhadiran karyawan (Dranitsari, 2016, Whitson, 2010). Ada tiga
Strategi bagi pemimpin untuk mengatasi karyawan dan memaksimalkan potensi kinerjanya:
(a) Pemimpin harus sadar dan tidak terjebak
oleh permainan manja karyawan.
(b) Pemimpin harus mendiskusikan secara tegas
kepada karyawan tersebut secara langsung tentang dampak dari pasif- perilaku
agresif terhadap organisasi. Diskusi
harus didasarkan pada dokumen tentang kegagalan karyawan dalam menyelesaikan
tugas.
(c) Pemimpin juga harus
introspeksi apakah dia juga berperilaku pasif-agresif. Ketika orang pertama dalam organisasi
berperilaku pasif-agresif, karyawan lebih mungkin untuk menyalin model mereka.
Hal ini bisa terjadi dalam organisasi pasif-agresif.
Daftar Pustaka:
Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.
Shinta, A., Rohyati, E.,
Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive
employees performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah
University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from: https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf
Siby, P.S. (2020).
Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/
0 komentar:
Posting Komentar