Sabtu, 22 Februari 2025

Esai Prestasi dalam Mata Kuliah Psikologi Inovasi: Analisis dan Solusi

 Esai Prestasi dalam Mata Kuliah Psikologi Inovasi: Analisis dan Solusi

Dosen pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA





Oleh : 

Vina Anggraini Yosi N

22310410105 


Esai prestasi dalam mata kuliah Psikologi Inovasi memberikan peluang berharga bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan dorongan berprestasi (nAff) dalam kehidupan nyata. Namun, rendahnya partisipasi mahasiswa dalam pembuatan esai prestasi menunjukkan tantangan mendasar dalam pola pikir dan budaya akademik di Universitas Pancasila (UP45). Salah satu masalah utama adalah kurangnya motivasi intrinsik, di mana banyak mahasiswa hanya fokus pada tugas yang berhubungan dengan nilai akhir mereka, sementara esai prestasi dianggap tugas tambahan yang tidak memberi keuntungan langsung. Padahal, dorongan berprestasi dalam psikologi seharusnya bisa mendorong mahasiswa untuk termotivasi dalam meningkatkan kualitas diri di luar nilai akademik semata.

Budaya akademik yang kurang mendukung kegiatan sosial juga menjadi faktor penyebab rendahnya partisipasi. Mahasiswa UP45 lebih terbiasa dengan kegiatan berorientasi pada prestasi akademik tradisional, seperti ujian, dan belum terbiasa dengan kegiatan sosial seperti esai prestasi. Sementara itu, masyarakat seperti Kerala menunjukkan bahwa dorongan berprestasi bisa sangat kuat dalam konteks inovasi sosial yang didukung oleh lingkungan yang mengapresiasi kontribusi sosial. Dalam hal ini, ekosistem dukungan sangat penting untuk memotivasi prestasi mahasiswa.

Persepsi bahwa esai prestasi adalah tugas yang mudah diabaikan juga menyebabkan rendahnya partisipasi. Banyak mahasiswa menganggapnya sebagai beban tambahan tanpa tantangan besar atau keuntungan jangka panjang. Untuk mengatasi hal ini, beberapa solusi dapat diterapkan. Pertama, membuat esai prestasi sebagai bagian dari evaluasi akademik yang lebih terintegrasi, dengan memberi bobot tambahan dalam penilaian akhir. Hal ini akan memberikan motivasi lebih bagi mahasiswa untuk menyelesaikannya. Kedua, meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang manfaat praktis dari esai prestasi dengan memberikan contoh nyata bagaimana kegiatan sosial atau publikasi karya ilmiah dapat memberikan dampak positif pada perkembangan karier mereka. Ketiga, menciptakan ekosistem dukungan yang lebih kuat dengan mengundang mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan esai prestasi untuk berbagi pengalaman. Ini akan menciptakan atmosfer saling mendukung dan memotivasi mahasiswa lainnya untuk berprestasi.

Esai prestasi bukan hanya tugas akademik, melainkan peluang penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dan wawasan mereka di luar ruang kelas. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan perubahan dalam cara esai prestasi disajikan dan dipahami oleh mahasiswa. Dengan memberikan dorongan yang tepat dan menciptakan ekosistem yang mendukung, mahasiswa akan melihat esai prestasi sebagai kesempatan berharga untuk berinovasi, berprestasi, dan membangun portofolio yang berguna bagi masa depan mereka.

Dalam konteks mata kuliah Psikologi Inovasi, keberanian untuk berubah adalah inti dari pengembangan diri, meskipun hasil dari perubahan tersebut tidak selalu sesuai harapan. Banyak orang takut untuk melakukan perubahan karena kekhawatiran akan kegagalan atau kesulitan yang mungkin muncul. Namun, sebagaimana yang dikatakan oleh Robin Sharma, "Perubahan adalah hal yang menakutkan, tapi tidak berubah lebih menakutkan lagi," yang mengingatkan kita bahwa ketakutan terhadap ketidakpastian dapat menghambat kita untuk berkembang.

Perubahan yang dilakukan dengan penuh keberanian seringkali tidak langsung memberikan hasil yang positif, dan terkadang malah membawa kita pada keadaan yang lebih buruk daripada sebelumnya. Namun, kegagalan atau kesulitan tersebut bisa menjadi bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan. Dosen dalam mata kuliah Psikologi Inovasi memberikan contoh yang baik dengan tetap bangkit meskipun mengalami kegagalan akibat perubahan yang dilakukannya. Ini mengajarkan bahwa ketekunan dalam menghadapi perubahan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, meskipun hasilnya tidak selalu langsung terlihat.

Roger Wiseman dalam teori keberuntungannya menambahkan dimensi relevansi dengan konsep perubahan ini. Menurut Wiseman, keberuntungan tidak datang begitu saja, melainkan dapat dicapai melalui empat elemen yang dapat kita kendalikan. Pertama, ketekunan dan kerja keras memberi kita peluang lebih besar untuk berada dalam situasi yang menguntungkan. Kedua, bergaul dengan orang-orang berpengaruh membuka kesempatan baru dan perspektif. Ketiga, dalam menghadapi situasi buruk, kita diajarkan untuk mencari sisi positifnya, yang memungkinkan kita melihat peluang dalam kesulitan. Keempat, mengenali naluri kita untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat. Keempat elemen ini saling berhubungan dengan perubahan, di mana kita dituntut untuk terus maju meskipun hasil awalnya tidak sesuai harapan.

Namun, dalam menghadapi perubahan dan kegagalan, banyak orang cenderung mencari alasan atau menyalahkan pihak lain sebagai mekanisme pertahanan diri. Fenomena ini disebut sebagai mekanisme pertahanan diri, yaitu cara individu untuk melindungi harga diri mereka dari rasa sakit atau kegagalan. Ketika teman-teman kita mengalami keberhasilan sementara kita menghadapi kesulitan, kita sering merasa tertekan dan cenderung mencari alasan untuk membenarkan keadaan kita. Padahal, sebagaimana yang diajarkan dalam pelajaran Kesehatan Mental, semua alasan yang kita buat bisa terasa benar, tetapi itu tidak mengubah kenyataan bahwa kita harus menghadapi situasi dan belajar darinya.

Sebagai mahasiswa Psikologi Inovasi, penting untuk menyadari bahwa keberhasilan tidak datang tanpa usaha dan perubahan. Perubahan adalah proses yang penuh tantangan, dan meskipun tidak selalu memberikan hasil yang instan atau positif, pengalaman tersebut adalah bagian penting dari perjalanan pengembangan diri. Dengan terus berpegang pada prinsip keberanian untuk berubah, serta menerapkan elemen-elemen keberuntungan, mahasiswa diajak untuk tidak takut gagal dan tetap tabah dalam menghadapi segala rintangan. Keberanian untuk berubah, ketekunan, dan sikap positif akan membuka jalan menuju kesuksesan yang lebih besar dalam jangka panjang.


Daftar Pustaka

Harper, M. (1984). Entrepreneur for the poor. London: Intermediate Technology Publications in association with GTZ (German Agency for Technical Co-operation).

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Organizational Behavior (17th ed.). Pearson

Wiseman, R. (2003). The luck factor: The four essential principles. New York: Hyperion

0 komentar:

Posting Komentar