Sabtu, 22 Februari 2025

UJIAN REMIDIAL PSIKOLOGI INOVASI_FINDA PENSIUNA WATI 22310410189

 

 

UJIAN REMIDIAL SEMESTER GENAP – Desember 2024 – Februari 2025

PERGURUAN TINGGI : Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

FAKULTAS : Psikologi Kelas SJ

MATA KULIAH : Psikologi Inovasi

NAMA MAHASISWI : FINDA PENSIUNA WATI

NIM : 22310410189

PENGAMPU : ARUNDATI SHINTA

 

1.       Antara Dorongan Berprestasi dan Hambatan Implementasi

Permasalahan

Esai prestasi dalam mata kuliah Psikologi Inovasi di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta bertujuan sebagai aplikasi praktikum untuk memahami konsep dorongan berprestasi (nAff). Konsep ini didasarkan pada penelitian Gregor McDouglas yang menemukan bahwa masyarakat Kerala, India, mengalami kemajuan pesat berkat dorongan berprestasi yang kuat. Sayangnya, meskipun esai ini menawarkan manfaat nyata dalam pengembangan keterampilan sosial dan akademik, hanya sedikit mahasiswa yang bersedia mengerjakannya. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: apakah mahasiswa harus dipaksa untuk maju atau diberi kebebasan menentukan langkah mereka sendiri?

Salah satu alasan utama minimnya partisipasi mahasiswa dalam pembuatan esai prestasi adalah sifatnya yang tidak wajib. Mahasiswa cenderung lebih fokus pada tugas yang memiliki dampak langsung terhadap nilai akhir mereka. Selain itu, kesibukan akademik yang padat membuat mereka enggan mengalokasikan waktu untuk kegiatan yang dianggap tidak memberikan keuntungan akademik secara langsung. Faktor lainnya adalah anggapan bahwa kegiatan tersebut "aneh" atau tidak lazim di lingkungan mereka, serta rendahnya kebiasaan terlibat dalam aktivitas sosial yang mempromosikan prestasi.

Membandingkan mahasiswa UP45 dengan masyarakat Kerala memunculkan tantangan tersendiri. Masyarakat Kerala memiliki kultur yang mendorong prestasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, berbeda dengan lingkungan akademik di mana dorongan berprestasi masih harus ditanamkan secara lebih intensif.

Solusi

Bukan berarti mahasiswa UP45 tidak bisa berkembang dengan model yang sama. Diperlukan pendekatan yang lebih persuasif dan sistem insentif untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam membuat esai prestasi. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah memberikan penghargaan akademik tambahan bagi mahasiswa yang berpartisipasi, misalnya dalam bentuk bonus nilai atau sertifikat prestasi yang dapat menjadi nilai tambah dalam dunia kerja.

Selain itu, kampus dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dengan mengadakan seminar atau workshop yang melibatkan mahasiswa dalam kegiatan prestasi. Dengan menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif, mahasiswa dapat lebih termotivasi untuk ikut serta dalam tugas esai prestasi.

Mahasiswa lebih cenderung menghindari tugas yang mereka anggap sebagai "low hanging fruits"—sesuatu yang mudah dicapai tetapi kurang memberikan tantangan berarti. Dengan menanamkan paradigma bahwa prestasi bukan hanya tentang nilai akademik, tetapi juga pengembangan keterampilan sosial dan kepemimpinan, mahasiswa dapat lebih termotivasi untuk mengambil tantangan ini.

2.       Keberanian Berubah dan Teori Keberuntungan dalam Psikologi Inovasi

Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam mata kuliah Psikologi Inovasi, mahasiswa didorong untuk berani melakukan perubahan meskipun perubahan tersebut tidak selalu memberikan hasil yang positif. Sebagaimana dijelaskan dalam teks, perubahan sering kali menghasilkan hasil yang lebih buruk dibandingkan kondisi sebelumnya. Namun, keberanian untuk terus berubah dan bertahan dalam menghadapi tantangan adalah prinsip utama yang harus diterapkan oleh mahasiswa.

Sikap keberanian dalam menghadapi perubahan sejalan dengan teori keberuntungan yang dikemukakan oleh Roger Wiseman (2003). Dalam teorinya, Wiseman mengidentifikasi empat elemen utama yang dapat menciptakan keberuntungan: pertama, rajin dan tekun dalam menghadapi tantangan; kedua, sering bergaul dengan orang-orang berpengaruh; ketiga, melihat sisi positif dari setiap situasi buruk; dan keempat, mengenali naluri dalam pengambilan keputusan. Dengan menerapkan elemen-elemen ini, mahasiswa dapat membangun mentalitas yang kuat dalam menghadapi ketidakpastian dan kegagalan.

Permasalahan: Ketakutan terhadap Perubahan dan Mekanisme Pertahanan Diri

Salah satu permasalahan utama dalam menghadapi perubahan adalah ketakutan terhadap kegagalan. Banyak orang lebih memilih untuk tetap berada di zona nyaman daripada menghadapi ketidakpastian yang datang bersama perubahan. Menurut Wiseman (2003), keberuntungan sering kali berpihak pada mereka yang berani mengambil risiko dan melakukan perubahan. Namun, dalam kenyataannya, banyak individu justru menggunakan mekanisme pertahanan diri untuk menghindari konsekuensi dari perubahan yang gagal. Freud (1937) menjelaskan bahwa mekanisme pertahanan diri seperti rasionalisasi dan proyeksi sering digunakan untuk mencari pembenaran atas kegagalan, sehingga menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional.

Ketika perubahan membawa hasil yang buruk, kecenderungan manusia adalah mencari alasan dan menyalahkan pihak lain. Dalam konteks psikologi, fenomena ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri, di mana seseorang berusaha melindungi dirinya dari ketidaknyamanan emosional dengan menciptakan berbagai alasan yang tampak masuk akal.

Solusi : Membangun Mentalitas Tangguh dalam Menghadapi Perubahan

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun perubahan dianjurkan, menghadapinya secara mental tetap menjadi tantangan besar.

Dalam praktiknya, mahasiswa Psikologi Inovasi diajarkan untuk tidak takut berubah dan tetap tabah ketika perubahan tidak membawa hasil yang diharapkan. Dengan memahami bahwa keberuntungan dapat diciptakan melalui usaha yang terus-menerus, mahasiswa dapat mengembangkan daya tahan mental yang kuat serta kemampuan adaptasi yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan harus berperan dalam membentuk pola pikir positif terhadap perubahan agar individu tidak hanya mampu bertahan dalam kondisi sulit, tetapi juga dapat berkembang dan menemukan peluang baru di setiap tantangan yang dihadapi.

 

REFERENSI :

Freud, S. (1937). The Ego and the Mechanisms of Defense. Hogarth Press.

Sharma, R. (2003). The Saint, the Surfer, and the CEO. Hay House.

Wiseman, R. (2003). The Luck Factor: The Four Essential Principles. New York: Hyperion.

0 komentar:

Posting Komentar