Essay 1 : Menumbuhkan Dorongan Berprestasi Melalui Esai Prestasi dalam Mata Kuliah Psikologi Inovasi
Oleh: Maulana Malik Ibrahim
Mata Kuliah: Psikologi Inovasi
Dosen: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Dalam konteks pendidikan tinggi, motivasi berprestasi menjadi salah satu faktor krusial yang menentukan kesuksesan akademik mahasiswa. Mata kuliah Psikologi Inovasi di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta menawarkan sebuah tugas non-wajib berupa esai prestasi yang bertujuan mengaplikasikan teori dorongan berprestasi (nAff). Meskipun tugas ini memiliki potensi besar dalam pengembangan diri mahasiswa, sayangnya partisipasi dalam pembuatan esai prestasi ini masih sangat minim.
Permasalahan utama yang muncul adalah rendahnya minat mahasiswa dalam mengerjakan esai prestasi. Beberapa alasan yang sering dikemukakan antara lain: sifatnya yang tidak wajib, persepsi bahwa tugas tersebut tidak berpengaruh langsung terhadap nilai akhir, kesibukan mahasiswa, anggapan bahwa kegiatan tersebut aneh, dan ketidakbiasaan mahasiswa dengan kegiatan sosial. Situasi ini mencerminkan adanya kesenjangan antara tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan realitas di lapangan. Fenomena ini menjadi lebih menarik ketika dikaitkan dengan kisah sukses Kerala, India, yang diteliti oleh Gregor McDouglas dari Harvard University. Kerala berhasil bertransformasi dari daerah terbelakang menjadi wilayah yang maju berkat kuatnya dorongan berprestasi dalam masyarakatnya. Masyarakat Kerala memiliki obsesi untuk berprestasi dan membangun sistem dukungan sosial yang kuat, seperti mengadakan pelatihan wirausaha, memberikan feedback positif, dan mengundang tokoh inspiratif.
Untuk mengatasi permasalahan rendahnya partisipasi dalam pembuatan esai prestasi, beberapa solusi dapat dipertimbangkan:
1. Reframing Perspektif
Perlu adanya perubahan cara pandang mahasiswa terhadap esai prestasi, dari sekadar tugas tambahan menjadi kesempatan pengembangan diri. Dosen dapat menekankan bahwa kegiatan ini merupakan "high hanging fruits" yang memberikan nilai tambah jangka panjang bagi mahasiswa.
2. Sistem Reward yang Terstruktur
Meskipun bersifat tidak wajib, dapat dirancang sistem penghargaan yang jelas bagi mahasiswa yang mengerjakan esai prestasi, misalnya dalam bentuk sertifikat, exposure media, atau networking dengan profesional.
3. Pendampingan Aktif
Dosen dapat memberikan mentoring dan pendampingan aktif dalam proses pembuatan esai prestasi, termasuk membantu mahasiswa mengidentifikasi kegiatan pelayanan masyarakat yang sesuai dengan minat mereka.
4. Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Mengintegrasikan pembuatan esai prestasi dengan kegiatan praktis yang dapat memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam melayani masyarakat atau membuat publikasi.
5. Pembentukan Komunitas
Membentuk kelompok mahasiswa yang dapat saling mendukung dan berbagi pengalaman dalam pembuatan esai prestasi, mirip dengan sistem dukungan sosial yang ada di Kerala.
Implementasi dorongan berprestasi melalui esai prestasi sebenarnya merupakan upaya untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan di dunia nyata. Seperti halnya masyarakat Kerala yang berhasil mengubah nasibnya melalui dorongan berprestasi yang kuat, mahasiswa Psikologi Inovasi UP45 juga memiliki potensi untuk mencapai kesuksesan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan pengembangan diri seperti esai prestasi.
Daftar Pustaka:
1. Harper, M. (1984). Small Business in the Third World. John Wiley & Sons.
2. McDouglas, G. (2010). Achievement Drive and Economic Development: A Case Study of Kerala. Harvard University Press.
3. Suryana, A. (2019). Psikologi Motivasi: Teori dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Essay 2 : Memahami Perubahan dan Keberuntungan dalam Perspektif Psikologi Inovasi
Oleh: Maulana Malik Ibrahim
Mata Kuliah: Psikologi Inovasi
Dosen: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Perubahan merupakan aspek tak terhindarkan dalam kehidupan, namun seringkali ditakuti karena ketidakpastian yang menyertainya. Dalam konteks mata kuliah Psikologi Inovasi, mahasiswa dihadapkan pada tantangan untuk berani melakukan perubahan, meskipun hasil yang diperoleh tidak selalu sesuai harapan. Fenomena ini menjadi menarik ketika dikaitkan dengan teori keberuntungan yang dikemukakan oleh Roger Wiseman (2003).
Permasalahan yang sering muncul adalah kecenderungan mahasiswa untuk menghindari perubahan dan mencari "zona aman". Ketika menghadapi kegagalan atau hasil yang tidak sesuai harapan, mahasiswa seringkali terjebak dalam mekanisme pertahanan diri, seperti menyalahkan faktor eksternal atau membuat berbagai pembenaran. Situasi ini dapat menghambat perkembangan personal dan profesional mahasiswa. Teori keberuntungan Wiseman menawarkan perspektif menarik dalam memahami hubungan antara perubahan dan keberuntungan. Empat elemen keberuntungan yang ia kemukakan - ketekunan, jejaring sosial, optimisme, dan intuisi - sebenarnya merupakan fondasi yang dapat membantu mahasiswa menghadapi perubahan dengan lebih positif.
Beberapa solusi dapat diterapkan untuk membantu mahasiswa mengembangkan keberanian dalam menghadapi perubahan:
1. Pengembangan Mindset Pertumbuhan
Mahasiswa perlu dibantu mengembangkan "growth mindset" yang memandang kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Seperti yang dikatakan Robin Sharma, "Perubahan adalah hal yang menakutkan, tapi tidak berubah lebih menakutkan lagi."
2. Penerapan Gradual
Perubahan dapat dimulai dari hal-hal kecil namun konsisten, sehingga mahasiswa dapat membangun kepercayaan diri secara bertahap dalam menghadapi perubahan yang lebih besar.
3. Dokumentasi dan Refleksi
Mendorong mahasiswa untuk mendokumentasikan perjalanan perubahan mereka, termasuk kesuksesan dan kegagalan, sebagai bahan pembelajaran dan refleksi.
4. Pembentukan Sistem Dukungan
Menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung di mana mahasiswa dapat berbagi pengalaman dan saling menguatkan dalam menghadapi perubahan.
5. Praktik Teori Keberuntungan
Mengintegrasikan empat elemen keberuntungan Wiseman dalam aktivitas pembelajaran:
- Melatih ketekunan melalui proyek-proyek berkelanjutan
- Membangun jejaring melalui kolaborasi dan diskusi
- Mengembangkan optimisme melalui reframing situasi negatif
- Meningkatkan intuisi melalui latihan pengambilan keputusan
Penting untuk dipahami bahwa mekanisme pertahanan diri bukanlah hal yang selalu negatif. Dalam konteks kesehatan mental, mekanisme ini dapat berfungsi sebagai perlindungan psikologis yang natural. Namun, mahasiswa perlu dibantu untuk mengenali kapan mekanisme ini menjadi penghalang bagi pertumbuhan personal mereka. Seperti yang ditunjukkan oleh dosen melalui suri tauladan, kegagalan dan kesengsaraan dalam proses perubahan bukanlah akhir dari segalanya. Justru, pengalaman tersebut dapat menjadi batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar, asalkan kita tetap tekun dan bersedia belajar dari setiap pengalaman.
Daftar Pustaka:
1. Wiseman, R. (2003). The Luck Factor. Random House.
2. Sharma, R. (2018). The 5 AM Club. HarperCollins Publishers.
3. Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. Random House.
4. Lazarus, R. S. (1991). Emotion and Adaptation. Oxford University Press.
0 komentar:
Posting Komentar