MENDORONG MAHASISWA PSIKOLOGI INOVASI UNTUK BERKONTRIBUSI DAN BERANI BERUBAH
Psikologi Inovasi
UJIAN REMEDIAL SEMESTER GENAP
Dosen pengampu: Dr. Dra. Arundati
Shinta, MA.
Muhamamd Zulfan Imron
24310410019
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 42
SLEMAN
YOGYAKARTA
FEBUARI
2025
Pendahuluan
Mata kuliah Psikologi Inovasi
dirancang untuk membentuk mahasiswa yang proaktif, inovatif, dan berani
menghadapi tantangan. Namun, beberapa kebijakan dan tugas yang diberikan dalam
mata kuliah ini masih kurang mendapatkan perhatian dari mahasiswa. Salah
satunya adalah pembuatan "Esai Prestasi", yang meskipun bersifat
opsional, sejatinya memiliki peran penting dalam membangun motivasi berprestasi
(nAch). Sayangnya, banyak mahasiswa yang enggan mengerjakannya dengan berbagai
alasan, seperti tidak adanya dampak langsung terhadap nilai akhir dan minimnya
kebiasaan berkontribusi dalam kegiatan sosial.
Selain itu, mata kuliah ini juga bertujuan untuk menanamkan keberanian dalam menghadapi perubahan. Konsep ini sejalan dengan teori keberuntungan yang dikemukakan oleh Richard Wiseman (2003), yang menyatakan bahwa keberuntungan dapat diciptakan melalui ketekunan, jejaring sosial, sikap positif terhadap kegagalan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan. Namun, perubahan sering kali memunculkan rasa takut dan mekanisme pertahanan diri, yang justru menghambat pertumbuhan mahasiswa. Artikel ini akan membahas permasalahan dan solusi terkait rendahnya partisipasi mahasiswa dalam pembuatan Esai Prestasi serta keberanian dalam menghadapi perubahan.
Segmen 1: Mengapa Esai Prestasi Tidak Menarik bagi Mahasiswa?
Esai Prestasi dirancang untuk
mendorong mahasiswa agar berpartisipasi dalam pelayanan masyarakat dan
publikasi di media massa. Namun, faktanya, hanya sedikit mahasiswa yang
tertarik untuk mengerjakan tugas ini. Beberapa alasan utama yang sering
dikemukakan adalah:
1. Tidak
Wajib, Jadi Tidak Penting
Mahasiswa
cenderung lebih memprioritaskan tugas yang memiliki bobot nilai yang jelas
terhadap nilai akhir. Karena Esai Prestasi bersifat opsional, mereka
menganggapnya sebagai tugas tambahan yang tidak esensial.
2. Kesibukan
dan Ketidakterbiasaan
Banyak
mahasiswa mengaku tidak memiliki waktu untuk terlibat dalam kegiatan sosial
atau menulis publikasi. Selain itu, mereka tidak terbiasa dengan konsep berbagi
ilmu atau pengalaman melalui media massa.
3. Kurangnya
Pemahaman akan Manfaat Jangka Panjang
Mahasiswa cenderung berpikir jangka pendek dan tidak menyadari bahwa pengalaman dalam kegiatan sosial dan publikasi dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, memperluas jaringan, dan memperkuat portofolio mereka di dunia kerja.
Solusi untuk Meningkatkan Partisipasi dalam Esai
Prestasi
1. Mengintegrasikan
Esai Prestasi dalam Penilaian
Jika
Esai Prestasi diberikan bobot nilai, mahasiswa akan lebih termotivasi untuk
mengerjakannya.
2. Memberikan
Fleksibilitas dalam Pelaksanaan
Mahasiswa
dapat diberi kesempatan memilih format publikasi yang sesuai dengan minat
mereka, seperti artikel blog, video edukasi, atau podcast.
3. Mengedukasi
tentang Manfaat Jangka Panjang
Dosen
dapat mengundang alumni atau praktisi untuk berbagi pengalaman tentang
bagaimana keterlibatan dalam kegiatan sosial dan publikasi membantu karier
mereka.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Esai Prestasi tidak lagi dipandang sebagai beban, melainkan sebagai peluang untuk berkembang.
Segmen 2: Menghadapi Ketakutan dalam Perubahan
Dalam Psikologi Inovasi, mahasiswa didorong untuk berani berubah, meskipun perubahan tersebut tidak selalu menghasilkan hasil yang diinginkan. Prinsip ini sejalan dengan pernyataan Robin Sharma: "Perubahan adalah hal yang menakutkan, tapi tidak berubah lebih menakutkan lagi." Namun, kenyataannya, banyak mahasiswa yang masih enggan mengambil risiko untuk berubah.
Mengapa Mahasiswa Takut Berubah?
1. Takut
Kegagalan
Mahasiswa
lebih nyaman berada dalam zona aman karena takut mengalami kegagalan dan
dibandingkan dengan teman-temannya yang sukses.
2. Mekanisme
Pertahanan Diri
Ketika
mengalami kegagalan, individu cenderung mencari alasan atau menyalahkan faktor
eksternal sebagai bentuk perlindungan psikologis.
3. Kurangnya
Pemahaman tentang Teori Keberuntungan
Wiseman
(2003) menjelaskan bahwa keberuntungan bukan hanya soal takdir, tetapi juga
hasil dari usaha yang berkelanjutan, membangun jejaring, dan berpikir positif.
Kurangnya pemahaman ini membuat mahasiswa tidak berani mengambil langkah baru.
Solusi untuk Mendorong Keberanian Berubah
1. Mengajarkan
Konsep Resiliensi dan Growth Mindset
Mahasiswa
perlu memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Dengan
mindset berkembang (growth mindset), mereka akan lebih terbuka terhadap
tantangan dan perubahan.
2. Membiasakan
Mahasiswa Menghadapi Situasi Baru
Memberikan
proyek-proyek kecil yang menantang di dalam kelas dapat membantu mahasiswa
lebih percaya diri dalam menghadapi perubahan.
3. Menciptakan
Lingkungan yang Mendukung
Jika
mahasiswa merasa didukung oleh dosen dan teman-temannya, mereka akan lebih
mudah menerima kegagalan sebagai pengalaman belajar.
Dengan menerapkan strategi ini,
mahasiswa Psikologi Inovasi dapat lebih siap menghadapi perubahan dan memahami
bahwa keberanian untuk berubah adalah kunci menuju kesuksesan.
Kesimpulan
Esai Prestasi dan keberanian
menghadapi perubahan adalah dua aspek penting dalam Psikologi Inovasi.
Sayangnya, banyak mahasiswa yang belum menyadari manfaatnya dan masih terjebak
dalam zona nyaman. Dengan mengintegrasikan tugas Esai Prestasi ke dalam
penilaian, memberikan pemahaman tentang manfaatnya, serta mendorong keberanian
dalam menghadapi perubahan, mahasiswa dapat lebih siap untuk berkembang dan
sukses di masa depan.
Daftar Pustaka
Bahri,
S. (2020). Hubungan Antara Karakter Psikologis dan Motivasi Berprestasi
dengan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAI di Program Paket B Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mandiri An-Nuur Kota Depok, Jawa Barat.
Institut PTIQ Jakarta. citeturn0search0
Wati,
K. A., & Jannah, M. (2021). *Hubungan antara Kejenuhan dengan Motivasi Ber
0 komentar:
Posting Komentar