Sabtu, 22 Februari 2025

UJIAN REMIDIAL PSIKOLOGI INOVASI_Mico Alan Sebastian_22310410013_SJ

"UJIAN REMIDIAL PSIKOLOGI INOVASI”

Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

Mico Alan Sebastian

22310410013

Psikologi SJ

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

1. Dalam Psikologi Inovasi, esai prestasi bertujuan untuk menumbuhkan dorongan berprestasi (nAff) sebagaimana yang diteliti oleh Gregor McDouglas di Kerala, India. Sayangnya, sebagian besar mahasiswa enggan mengerjakannya. Alasan utamanya adalah karena esai ini tidak wajib dan dianggap tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Apakah mahasiswa harus dipaksa untuk maju?

Tugas esai prestasi dalam mata kuliah Psikologi Inovasi dirancang sebagai aplikasi praktis untuk melatih dorongan berprestasi (nAff) yang telah dikaji oleh Harper (1984) dan penelitian Gregor McDouglas di Kerala, India. Walaupun sifatnya tidak wajib, tugas ini menyuguhkan kesempatan berharga untuk mengasah kompetensi non-akademik, memperluas jaringan, dan meningkatkan kepedulian sosial melalui pelayanan masyarakat dan publikasi media. Saya melihat esai prestasi sebagai investasi positif bagi pengembangan diri yang dapat membawa manfaat jangka panjang.

Terdapat beberapa alasan mengapa esai prestasi harus dipandang secara positif dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh:

a. Pengembangan Diri dan Dorongan Berprestasi

Melalui esai ini, kita didorong untuk aktif melakukan kegiatan pelayanan masyarakat serta membuat publikasi di media massa. Proses penulisan esai dan dokumentasi kegiatan tersebut tidak hanya melatih kemampuan komunikasi dan refleksi diri, tetapi juga menumbuhkan growth mindset yang sangat penting dalam menghadapi tantangan di masa depan.

b. Peningkatan Jaringan dan Kesempatan Profesional

Kegiatan sosial dan publikasi membuka peluang untuk berinteraksi dengan dosen, praktisi, dan rekan-rekan mahasiswa dari berbagai disiplin. Jaringan yang terjalin dari aktivitas tersebut dapat memberikan inspirasi, informasi, dan peluang yang berdampak langsung pada pengembangan karier serta personal branding.

c. Insentif dan Pengakuan

Meskipun esai ini tidak langsung memengaruhi nilai akhir, pemberian insentif berupa sertifikat penghargaan, pengakuan melalui media kampus, atau penilaian tambahan dapat memotivasi kita untuk lebih serius dalam mengerjakannya. Penghargaan eksternal seperti ini meningkatkan rasa percaya diri dan membuktikan bahwa kontribusi kita dihargai.

d. Alternatif Format Penyajian

Di era digital seperti sekarang, format esai bisa disesuaikan dengan perkembangan teknologi, misalnya dengan membuat video presentasi atau proyek digital. Pendekatan ini memungkinkan ekspresi ide secara lebih kreatif dan menarik, sehingga membuat tugas ini lebih relevan dan menyenangkan untuk dikerjakan.

Esai prestasi merupakan sarana positif untuk mengasah dorongan berprestasi, memperluas jaringan, dan mengembangkan diri secara menyeluruh. Dengan melihat manfaat nyata yang bisa diperoleh—baik dalam hal pengalaman, penghargaan, maupun kesempatan profesional—kita sebagai mahasiswa harus memanfaatkan tugas ini sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berinovasi. Penerapan insentif yang tepat dan alternatif format penyajian yang kreatif diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan antusiasme dalam mengerjakan esai ini.

2. Pesan “berani berubah” dalam Psikologi Inovasi mengajak kita untuk keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan baru dengan sikap positif. Meskipun perubahan seringkali disertai risiko dan kemungkinan kegagalan, saya melihatnya sebagai peluang untuk belajar, berinovasi, dan tumbuh secara personal.

Berdasarkan teori keberuntungan Roger Wiseman (2003), terdapat empat elemen penting untuk menciptakan keberuntungan yang juga relevan dalam menghadapi perubahan:

a. Kerja Keras dan Ketekunan

Konsistensi dalam usaha dan kerja keras merupakan kunci untuk meraih keberhasilan. Setiap kegagalan, bila dilihat secara positif, menjadi pelajaran berharga yang memotivasi saya untuk terus mencoba dan memperbaiki strategi.

b. Perluasan Jaringan Sosial

Berinteraksi dengan berbagai pihak, baik di lingkungan kampus maupun di luar, membuka peluang untuk mendapatkan dukungan, inspirasi, dan akses informasi. Dengan memperluas jaringan, saya percaya setiap tantangan akan lebih mudah dihadapi karena ada banyak pihak yang bisa saling mendukung.

c. Optimisme dalam Menghadapi Kegagalan

Mengubah pola pikir untuk melihat setiap kegagalan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan sangat penting. Dengan memahami bahwa setiap pengalaman—baik positif maupun negatif—adalah bagian dari proses pembelajaran, saya lebih termotivasi untuk terus mencoba dan berinovasi.

d. Kepercayaan pada Diri dan Naluri Pribadi

Mengandalkan intuisi dan pengalaman pribadi dalam pengambilan keputusan membantu saya untuk tetap percaya diri dalam menghadapi ketidakpastian. Dengan mendengarkan naluri, keputusan yang diambil menjadi lebih tepat dan sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Sebagai mahasiswa, saya menyadari bahwa perubahan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan menuju kemajuan. Dengan menerapkan kerja keras, memperluas jaringan, mengubah kegagalan menjadi pembelajaran, dan percaya pada diri sendiri, saya yakin setiap tantangan dapat dihadapi dengan sikap positif. Pesan “berani berubah” bukan sekadar ajakan, melainkan panggilan untuk terus berkembang dan menciptakan peluang baru dalam setiap langkah kehidupan.

 

Daftar Pustaka

Harper, M. (1984). Entrepreneur for the poor. London: Intermediate Technology Publications in association with GTZ.

Wiseman, R. (2003). The luck factor: The four essential principles. New York: Hyperion.

0 komentar:

Posting Komentar