Sabtu, 22 Februari 2025

UJIAN REMIDIAL PSIKOLOGI INOVASI_EDWIN DWI YUNIARTO 21310410203


UJIAN REMIDIAL SEMESTER GENAP 2024 - 2025

PSIKOLOGI INOVASI

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundita Shinta, MA.

EDWIN DWI YUNIARTO

21310410203

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2025


JAWABAN No 1

Menurut saya sebagai mahasiswa UP45 kita tidak bisa untuk langsung menuju ke high hanging fruits,  karena menurut saya sendiri untuk mencapai high hanging fruits sendiri tidaklah instan. Dimana mayoritas mahasiswa untuk era sekarang lebih memilih hal hal yang mudah di capai atau low hanging fruits, hal tersebut dilakukan oleh mahasiswa karena beberapa faktor. Faktor utamanya adalah low hanging fruits mengacu terhadap target yang mudah di capai, serta membutuhkan usaha minimal untuk memperoleh hasil yang positif. Dalam psikologi sendiri low hanging fruits dapat berarti mencari solusi cepat yang memberikan kepuasan instan, fokus pada tugas yang mudah di selesaikan terlebih dahulu untuk meningkatkan motivasi, serta digunakan dalam behavioral psycology untuk membangun kebiasaan kecil yang mudah di capai sebagai langkah awal perubahan besar. Berbanding terbalik dengan high hanging fruits, dimana hal tersebut merujuk pada tujuan yang lebih sulit dicapai, serta membutuhkan lebih banyak usaha, keterampilan serta waktu yang lebih lama. Sisi psikologi sendiri high hanging fruits melibatkan delayed gratification (kepuasan yang ditunda), seperti pada eksperimen marsmallow yang terkenal, dimana penelitian tersebut menunjukan bahwa kemampuan menunda kepuasan yang berhubungan dengan kesuksesan jangka panjang dan pengendalian diri (self-control).

Namun, pada penelitian lanjutan menemukan bahwa faktor seperti lingkungan serta kepercayaan dapat berpengaruh. Pada penilitian marshmallow ini dapat disimpilkan bahwa kemampuan menahan godaan dapat dilatih dan dikembangkan. Lingkungan yang stabil meningkatkan kepercayaan dan kesediaan seseorang (individu) untuk menunda kepuasan, serta kedisiplinan penting dalam menentukan keberhasilan. Selain itu, high hanging fruits sering dikaitkan dengan growth mindset, dimana individu berani menghadapi tantangan yang lebih besar untuk berkembang. Lalu, high hanging fruits juga dapat mendorong pengembangan keterapilan, ketekunan dan juga daya tahan mental.

Jadi kesimpulan menurut saya adalah dengan strategi memberikan pengembangan diri atau organisasi, memulai dengan low hanging fruits untuk membangun momentum, motivasi dan karakter lalu perlahan lahan beranjak naik ke high hanging fruits untuk hasil dan pencapaian yang lebih besar dan bermakna. Jadi seolah olah tidak untuk memaksa mahasiswa untuk melakukan suatu hal tetapi lebih mengarahkan mahasiswa tersebut terhadap suatu peristiwa.

JAWABAN No 2

   Mekanisme pertahanan diri atau dikenal sebagai defense mechanisms adalah mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari perasaan cemas atau bersalah. Biasanya, hal tersebut merupakan respons psikologi yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar untuk melindungi individu tersebut dari perasaan cemas, ancaman, rasa bersalah atau hal hal yang tidak diinginkan oleh seseorang. Dimana konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Sigmud Freud. Banyak faktor dan penyebab dari hal hal yang mengharuskan individu untuk melakukan mekanisme pertahanan diri, antara lain kegagalan, tekanan yang terlalu berat, trauma masa lalu, konflik internal (Id, Ego, Superego), rasa takut, pengaruh lingkungan, dan masih bnyak lagi.

Tetapi, saat menghadapi kegagalan, wajar jika manusia mencari pembenaran atau menyalahkan pihak lain, itu adalah fenomena mekanisme pertahanan diri seperti mencari alasan yang logis untuk membenarkan kegagalan, menyalahkan faktor eksternal atupun internal orang lain. Namun, penting untuk kita sadari bahwa memahami alasan tersebut bukan untuk menghindar dari tanggung jawan, tetapi untuk memahami emosi yang muncul sehingga individu dapat belajar dari kegagalan yang terjadi.

   Jadi menurut saya sebagai mahasiswa kita harus membangun resiliensi (ketangguhan mental). Memberikan dorongan terhadap diri sendiri untuk lebih yabah meskipun menghadapi kegagalan, menurut saya kegagalan adalah bekal penting untuk menghadapi kehidupan di dunia nyata, yang sering kali dipenuhi tentang ketidakpastian. Hal yang mungkin bisa di tekankan adalah pentingnya refleksi diri, berusaha bangkit serta hal terpenting adalah kolaborasi. Kolaborasi disini adalah pentingnya peran lingkungan seperti dosen, teman sampai orang tua untuk saling mendukung dan memotivasi untuk terus bangkit atas kegagalan yang terjadi.


Daftar Pustaka 

Baumeister, R. F., Dale, K., & Sommer, K. L. (1998). Freudian defense mechanisms and empirical findings in modern social psychology: Reaction formation, projection, displacement, undoing, isolation, sublimation, and denial. Journal of personality66(6), 1081-1124.

Parmitasari, R. D. A., Muliyadi, I., Nur, S., Haruna, N., Rahman, A., Babcock, T., ... & Widyaningsih, W. HAN DASAR.

Watts, T. W., Duncan, G. J., & Quan, H. (2018). Revisiting the marshmallow test: A conceptual replication investigating links between early delay of gratification and later outcomes. Psychological science29(7), 1159-1177.

 

 

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar