UJIAN REMIDIAL SEMESTER GENAP 2024 - 2025
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundita Shinta, MA.
EDWIN DWI YUNIARTO
21310410203
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2025
JAWABAN No 1
Menurut saya sebagai mahasiswa UP45 kita tidak bisa untuk langsung
menuju ke high hanging fruits, karena
menurut saya sendiri untuk mencapai high hanging fruits sendiri tidaklah
instan. Dimana mayoritas mahasiswa untuk era sekarang lebih memilih hal hal
yang mudah di capai atau low hanging fruits, hal tersebut dilakukan oleh
mahasiswa karena beberapa faktor. Faktor utamanya adalah low hanging fruits
mengacu terhadap target yang mudah di capai, serta membutuhkan usaha minimal
untuk memperoleh hasil yang positif. Dalam psikologi sendiri low hanging
fruits dapat berarti mencari solusi cepat yang memberikan kepuasan instan,
fokus pada tugas yang mudah di selesaikan terlebih dahulu untuk meningkatkan
motivasi, serta digunakan dalam behavioral psycology untuk membangun
kebiasaan kecil yang mudah di capai sebagai langkah awal perubahan besar.
Berbanding terbalik dengan high hanging fruits, dimana hal tersebut
merujuk pada tujuan yang lebih sulit dicapai, serta membutuhkan lebih banyak usaha,
keterampilan serta waktu yang lebih lama. Sisi psikologi sendiri high hanging
fruits melibatkan delayed gratification (kepuasan yang ditunda), seperti pada
eksperimen marsmallow yang terkenal, dimana penelitian tersebut menunjukan bahwa
kemampuan menunda kepuasan yang berhubungan dengan kesuksesan jangka panjang
dan pengendalian diri (self-control).
Namun, pada penelitian lanjutan menemukan bahwa faktor
seperti lingkungan serta kepercayaan dapat berpengaruh. Pada penilitian marshmallow
ini dapat disimpilkan bahwa kemampuan menahan godaan dapat dilatih dan
dikembangkan. Lingkungan yang stabil meningkatkan kepercayaan dan kesediaan
seseorang (individu) untuk menunda kepuasan, serta kedisiplinan penting dalam
menentukan keberhasilan. Selain itu, high hanging fruits sering
dikaitkan dengan growth mindset, dimana individu berani menghadapi
tantangan yang lebih besar untuk berkembang. Lalu, high hanging fruits juga
dapat mendorong pengembangan keterapilan, ketekunan dan juga daya tahan mental.
Jadi kesimpulan menurut saya adalah dengan strategi memberikan pengembangan diri atau organisasi, memulai dengan low hanging fruits untuk membangun momentum, motivasi dan karakter lalu perlahan lahan beranjak naik ke high hanging fruits untuk hasil dan pencapaian yang lebih besar dan bermakna. Jadi seolah olah tidak untuk memaksa mahasiswa untuk melakukan suatu hal tetapi lebih mengarahkan mahasiswa tersebut terhadap suatu peristiwa.
JAWABAN No 2
Mekanisme pertahanan diri atau dikenal
sebagai defense mechanisms adalah mekanisme pertahanan untuk melindungi diri
dari perasaan cemas atau bersalah. Biasanya, hal tersebut merupakan respons
psikologi yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar untuk melindungi individu
tersebut dari perasaan cemas, ancaman, rasa bersalah atau hal hal yang tidak
diinginkan oleh seseorang. Dimana konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh
Sigmud Freud. Banyak faktor dan penyebab dari hal hal yang mengharuskan
individu untuk melakukan mekanisme pertahanan diri, antara lain kegagalan,
tekanan yang terlalu berat, trauma masa lalu, konflik internal (Id, Ego, Superego),
rasa takut, pengaruh lingkungan, dan masih bnyak lagi.
Tetapi, saat menghadapi kegagalan, wajar jika manusia mencari pembenaran
atau menyalahkan pihak lain, itu adalah fenomena mekanisme pertahanan diri
seperti mencari alasan yang logis untuk membenarkan kegagalan, menyalahkan
faktor eksternal atupun internal orang lain. Namun, penting untuk kita sadari
bahwa memahami alasan tersebut bukan untuk menghindar dari tanggung jawan,
tetapi untuk memahami emosi yang muncul sehingga individu dapat belajar dari
kegagalan yang terjadi.
Jadi menurut saya sebagai mahasiswa kita harus membangun resiliensi (ketangguhan mental). Memberikan dorongan terhadap diri sendiri untuk lebih yabah meskipun menghadapi kegagalan, menurut saya kegagalan adalah bekal penting untuk menghadapi kehidupan di dunia nyata, yang sering kali dipenuhi tentang ketidakpastian. Hal yang mungkin bisa di tekankan adalah pentingnya refleksi diri, berusaha bangkit serta hal terpenting adalah kolaborasi. Kolaborasi disini adalah pentingnya peran lingkungan seperti dosen, teman sampai orang tua untuk saling mendukung dan memotivasi untuk terus bangkit atas kegagalan yang terjadi.
Daftar Pustaka
Baumeister, R. F., Dale, K., & Sommer, K. L. (1998). Freudian defense mechanisms and empirical findings in modern social psychology: Reaction formation, projection, displacement, undoing, isolation, sublimation, and denial. Journal of personality, 66(6), 1081-1124.
Parmitasari, R. D. A., Muliyadi, I., Nur, S., Haruna, N., Rahman, A., Babcock, T., ... & Widyaningsih, W. HAN DASAR.
Watts, T. W., Duncan, G. J., & Quan, H.
(2018). Revisiting the marshmallow test: A conceptual replication investigating
links between early delay of gratification and later outcomes. Psychological
science, 29(7), 1159-1177.
0 komentar:
Posting Komentar