Sabtu, 22 Februari 2025

UJIAN REMEDIAL PSIKOLOGI INOVASI - KEN GELIS WIDIAHAPSARI/22310410063 - SP

 

UJIAN REMEDIAL PSIKOLOGI INOVASI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA.

 

ESAI PERTASI DAN MENTALITAS MAHASISWA PSIKOLOGI INOVASI SERTA KEBERANIAN BERUBAH DAN MEKANISME PERTAHANAN DIRI

DOSEN PENGAMPU : Dr.,Dra ARUNDATI SHINTA, MA


KEN GELIS WIDIAHAPSARI/22310410063

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI

2025/2026


Esai 1 :  ESAI PERTASI DAN MENTALITAS MAHASISWA PSIKOLOGI INOVASI

Esai prestasi, meskipun tidak wajib, dirancang untuk menanamkan dorongan berprestasi (nAff) dalam diri mahasiswa. Sayangnya, banyak mahasiswa yang enggan membuatnya karena merasa tidak ada dampak langsung terhadap nilai akademik mereka. Fenomena ini menunjukkan bahwa mahasiswa lebih cenderung memilih "low hanging fruits"—mereka lebih suka tugas yang mudah dicapai tanpa perlu upaya lebih dan kemungkinan ada beberapa faktor lainnya salah satunya seperti kelas ini adalah kelas para pekerja sehingga memungkinkan banyak mahasiswa yang tidak memiliki banyak waktu karena harus bekerja dan berkuliah.

Saya sendiri telah berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan masyarakat sebagai tenaga medis dalam program Prolanis, yaitu pemeriksaan kesehatan bagi lansia yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, penyakit jantung, gula darah , asam urat, dan kolesterol. Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami pentingnya pelayanan kesehatan masyarakat serta memperkuat dorongan berprestasi dalam diri saya serta saya juga melakukan beberapa kegiatan sosial kemanusiaan lainnya dengan mengikuti kegiatan makanan gratis atau jum’at berkah. Melalui keterlibatan ini, saya semakin menyadari bahwa kontribusi sosial dapat menjadi bagian dari inovasi dan pengembangan diri,tidak hanya itu saya juga membagikan kegiatan ini di tugas prestasi yang sudah di upload di situs blogsite untuk membagikan pengalaman saya.

Dari perspektif psikologi inovasi, kecenderungan menghindari tantangan ini berbahaya karena menghambat perkembangan pribadi dan profesional mahasiswa. Studi Gregor McDouglas di Kerala menunjukkan bahwa keberhasilan masyarakat di sana didorong oleh budaya saling mendukung dan ambisi untuk maju serta bantuan dari pemerintahan juga yang dapat membantu melangkah lebih maju untuk kegiatan dilakukan. Jika mahasiswa Psikologi Inovasi UP45 ingin berkembang, mereka seharusnya meniru pola pikir tersebut serta bantuan pendukung lainnya.

Memaksa mahasiswa untuk membuat esai prestasi mungkin bukan solusi terbaik, karena dorongan berprestasi seharusnya lahir dari kesadaran diri, bukan paksaan eksternal. Solusi yang lebih efektif adalah dengan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya nAff, misalnya melalui mentoring oleh dosen pengampu yang dengan suka rela terjun bersama mahasiswa dan para alumni yang telah sukses atau dengan memberikan penghargaan bagi mahasiswa yang berpartisipasi aktif dalam pembuatan esai prestasi. Dengan demikian, mahasiswa bisa melihat manfaat nyata dari usaha mereka, bukan sekadar kewajiban akademik jika nilai masih saja di bawah standar cukup.

Esai 2 : KEBERANIAN BERUBAH DAN MEKANISME PERTAHANAN DIRI

Perubahan sering kali menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi tetap stagnan justru lebih berisiko. Konsep ini sejalan dengan teori keberuntungan Roger Wiseman, yang menekankan bahwa keberhasilan berasal dari ketekunan, interaksi sosial, pemikiran positif, dan intuisi yang tajam. Sayangnya, ketika perubahan yang dilakukan tidak membawa hasil yang diharapkan, banyak individu cenderung menggunakan mekanisme pertahanan diri, seperti rasionalisasi dan displacement, untuk menghindari rasa frustrasi.

Dalam dunia akademik dan profesional, kegagalan akibat perubahan harus dipandang sebagai bagian dari proses pembelajaran. Sebagai contoh, dosen yang terus beradaptasi dengan metode pengajaran baru mungkin akan menghadapi tantangan, tetapi dalam jangka panjang, pendekatan tersebut akan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Begitu pula dengan mahasiswa Psikologi Inovasi yang harus berani keluar dari zona nyaman mereka.

Perubahan tidak hanya datang dari dalam diri individu, tetapi juga dari faktor eksternal seperti fasilitas kampus yang memadai. Kesejahteraan mahasiswa dan mahasiswi sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung, seperti akses ke fasilitas yang layak, teknologi pembelajaran yang modern, serta ruang diskusi yang nyaman. Dengan dukungan eksternal yang baik, perubahan akan berjalan lebih lancar dan memberikan hasil yang optimal bagi mahasiswa.

Solusi yang bisa diterapkan adalah menanamkan mindset pertumbuhan (growth mindset) dalam lingkungan akademik. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya melihat kegagalan sebagai hambatan, tetapi juga sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Selain itu, membangun komunitas yang mendukung dan memberikan feedback konstruktif akan membantu mahasiswa mengatasi rasa takut terhadap perubahan dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. Dosen juga memiliki peran penting dalam memberikan penghargaan atas upaya mahasiswa untuk berubah. Penghargaan ini tidak hanya dalam bentuk apresiasi verbal, tetapi juga bisa berupa nilai yang bagus yang mendukung perilaku inovatif mahasiswa. Dengan adanya dorongan positif dari dosen, mahasiswa akan semakin termotivasi untuk terus berkembang dan tidak takut menghadapi tantangan baru.


Daftar Pustaka: Harper, M. (1984). Entrepreneur for the poor. London: Intermediate Technology Publications in association with GTZ (German Agency for Technical Co-operation). Wiseman, R. (2003). The luck factor: The four essential principles. New York: Hyperion.


0 komentar:

Posting Komentar