UJIAN REMEDIAL PSIKOLOGI INOVASI UNIVERSITAS PROKLAMASI
45 YOGYAKARTA.
ESAI PERTASI DAN MENTALITAS MAHASISWA PSIKOLOGI
INOVASI SERTA KEBERANIAN BERUBAH DAN MEKANISME PERTAHANAN DIRI
DOSEN
PENGAMPU : Dr.,Dra ARUNDATI SHINTA, MA
KEN GELIS WIDIAHAPSARI/22310410063
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
2025/2026
Esai 1 : ESAI PERTASI DAN MENTALITAS MAHASISWA PSIKOLOGI INOVASI
Esai prestasi,
meskipun tidak wajib, dirancang untuk menanamkan dorongan berprestasi (nAff)
dalam diri mahasiswa. Sayangnya, banyak mahasiswa yang enggan membuatnya karena
merasa tidak ada dampak langsung terhadap nilai akademik mereka. Fenomena ini
menunjukkan bahwa mahasiswa lebih cenderung memilih "low hanging
fruits"—mereka lebih suka tugas yang mudah dicapai tanpa perlu upaya lebih
dan kemungkinan ada beberapa faktor lainnya salah satunya seperti kelas ini
adalah kelas para pekerja sehingga memungkinkan banyak mahasiswa yang tidak
memiliki banyak waktu karena harus bekerja dan berkuliah.
Saya sendiri
telah berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan masyarakat sebagai tenaga medis
dalam program Prolanis, yaitu pemeriksaan kesehatan bagi lansia yang memiliki
riwayat tekanan darah tinggi, penyakit jantung, gula darah , asam urat, dan
kolesterol. Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami
pentingnya pelayanan kesehatan masyarakat serta memperkuat dorongan berprestasi
dalam diri saya serta saya juga melakukan beberapa kegiatan sosial kemanusiaan
lainnya dengan mengikuti kegiatan makanan gratis atau jum’at berkah. Melalui
keterlibatan ini, saya semakin menyadari bahwa kontribusi sosial dapat menjadi
bagian dari inovasi dan pengembangan diri,tidak hanya itu saya juga membagikan
kegiatan ini di tugas prestasi yang sudah di upload di situs blogsite untuk
membagikan pengalaman saya.
Dari
perspektif psikologi inovasi, kecenderungan menghindari tantangan ini berbahaya
karena menghambat perkembangan pribadi dan profesional mahasiswa. Studi Gregor
McDouglas di Kerala menunjukkan bahwa keberhasilan masyarakat di sana didorong
oleh budaya saling mendukung dan ambisi untuk maju serta bantuan dari
pemerintahan juga yang dapat membantu melangkah lebih maju untuk kegiatan
dilakukan. Jika mahasiswa Psikologi Inovasi UP45 ingin berkembang, mereka
seharusnya meniru pola pikir tersebut serta bantuan pendukung lainnya.
Memaksa mahasiswa untuk membuat esai prestasi mungkin bukan solusi terbaik, karena dorongan berprestasi seharusnya lahir dari kesadaran diri, bukan paksaan eksternal. Solusi yang lebih efektif adalah dengan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya nAff, misalnya melalui mentoring oleh dosen pengampu yang dengan suka rela terjun bersama mahasiswa dan para alumni yang telah sukses atau dengan memberikan penghargaan bagi mahasiswa yang berpartisipasi aktif dalam pembuatan esai prestasi. Dengan demikian, mahasiswa bisa melihat manfaat nyata dari usaha mereka, bukan sekadar kewajiban akademik jika nilai masih saja di bawah standar cukup.
Esai 2 : KEBERANIAN BERUBAH
DAN MEKANISME PERTAHANAN DIRI
Perubahan sering kali menimbulkan
ketidaknyamanan, tetapi tetap stagnan justru lebih berisiko. Konsep ini sejalan
dengan teori keberuntungan Roger Wiseman, yang menekankan bahwa keberhasilan
berasal dari ketekunan, interaksi sosial, pemikiran positif, dan intuisi yang
tajam. Sayangnya, ketika perubahan yang dilakukan tidak membawa hasil yang
diharapkan, banyak individu cenderung menggunakan mekanisme pertahanan diri,
seperti rasionalisasi dan displacement, untuk menghindari rasa frustrasi.
Dalam dunia akademik dan profesional, kegagalan
akibat perubahan harus dipandang sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Sebagai contoh, dosen yang terus beradaptasi dengan metode pengajaran baru
mungkin akan menghadapi tantangan, tetapi dalam jangka panjang, pendekatan
tersebut akan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Begitu pula dengan
mahasiswa Psikologi Inovasi yang harus berani keluar dari zona nyaman mereka.
Perubahan
tidak hanya datang dari dalam diri individu, tetapi juga dari faktor eksternal
seperti fasilitas kampus yang memadai. Kesejahteraan mahasiswa dan mahasiswi
sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung, seperti akses ke fasilitas
yang layak, teknologi pembelajaran yang modern, serta ruang diskusi yang
nyaman. Dengan dukungan eksternal yang baik, perubahan akan berjalan
lebih lancar dan memberikan hasil yang optimal bagi mahasiswa.
Solusi yang bisa diterapkan adalah menanamkan
mindset pertumbuhan (growth mindset) dalam lingkungan akademik. Dengan begitu,
mahasiswa tidak hanya melihat kegagalan sebagai hambatan, tetapi juga sebagai
peluang untuk belajar dan berkembang. Selain itu, membangun komunitas yang
mendukung dan memberikan feedback konstruktif akan membantu mahasiswa mengatasi
rasa takut terhadap perubahan dan lebih siap menghadapi tantangan di masa
depan. Dosen juga memiliki peran penting dalam memberikan penghargaan atas
upaya mahasiswa untuk berubah. Penghargaan ini tidak hanya dalam bentuk
apresiasi verbal, tetapi juga bisa berupa nilai yang bagus yang mendukung
perilaku inovatif mahasiswa. Dengan adanya dorongan positif dari dosen,
mahasiswa akan semakin termotivasi untuk terus berkembang dan tidak takut
menghadapi tantangan baru.
Daftar Pustaka: Harper, M. (1984). Entrepreneur for the poor. London: Intermediate Technology Publications in association with GTZ (German Agency for Technical Co-operation). Wiseman, R. (2003). The luck factor: The four essential principles. New York: Hyperion.
0 komentar:
Posting Komentar