TUGAS
MERINGKAS FILM PSIKOLOGI INOVASI
ESSAY
1
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
ONE LIFE AT A TIME
Topik |
Dalam melakukan upaya untuk membantu pihak lain memang
terkadang dipenuhi banyak rintangan dan cobaan, serta terkadang memerlukan
mental yang tangguh dari hinaan dan cacian. Hal-hal jahat tersebut mungkin
dating dari lingkungan sekitar dan mungkin bisa dari keluarga. |
Sumber |
One Life at a Time (2020) | Full Movie | Dean Cain | Luke
Schroder – 1:06:03. |
Ringkasan |
Ketika pialang saham London berusia 29 tahun Nicholas Winton
mengunjungi Cekoslowakia pada tahun 1938, hanya beberapa minggu setelah
Perjanjian Munich ditandatangani, ia bertemu dengan keluarga-keluarga di
Praha yang melarikan diri dari kebangkitan Nazi di Jerman dan Austria. Mereka
hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, dengan sedikit atau tanpa tempat
tinggal atau makanan, dan ketakutan akan invasi Nazi. Winton diperkenalkan
dengan Doreen Warriner, kepala kantor Komite Pengungsi Inggris dari Cekoslowakia
(BCRC) di Praha. Ngeri dengan kondisi di kamp pengungsi, Winton memutuskan
untuk menyelamatkan sendiri anak-anak Yahudi. Didukung secara aktif oleh
ibunya, Babette, yang merupakan seorang migran Jerman-Yahudi yang telah
berpindah agama ke Gereja Inggris, ia mengatasi rintangan birokrasi,
mengumpulkan sumbangan, dan mencari keluarga asuh untuk anak-anak yang dibawa
ke Inggris. Banyak dari mereka adalah orang Yahudi yang berisiko dideportasi.
Perlombaan melawan waktu dimulai karena tidak jelas berapa lama perbatasan
akan tetap terbuka sebelum invasi Nazi yang tak terelakkan. Lima puluh tahun kemudian, pada tahun 1988, Winton, kini
berusia 79 tahun, membereskan beberapa kekacauan di kantornya, yang diminta
oleh istrinya, Grete. Dia menemukan dokumen lamanya di mana dia mencatat
pekerjaannya untuk BCRC, dengan foto dan daftar anak-anak yang ingin mereka
bawa ke tempat aman. Winton masih menyalahkan dirinya sendiri karena tidak
mampu menabung lebih banyak. Saat makan siang bersama teman lamanya Martin,
Winton memikirkan apa yang harus dia lakukan dengan semua dokumen itu. Dia sedang
mempertimbangkan untuk menyumbangkannya ke museum Holocaust, namun pada saat
yang sama dia ingin menarik perhatian pada penderitaan para pengungsi saat
ini, jadi dia tidak melakukannya. Dokumen-dokumen tersebut berakhir di tangan That's Life! tim
produksi, acara TV yang diproduksi oleh BBC dengan presenter Esther Rantzen.
Winton diundang ke pertunjukan dan diminta duduk di antara penonton. That's
Life mengejutkan Winton dengan mengundang beberapa anak yang dia bantu
selamatkan ke dalam pertunjukan untuk bertemu dengannya. |
Permasalahan |
Permasalahan ada ketika Winton harus menyelamatkan anak-anak
Yahudi sembari berpacu dengan waktu karena tidak jelas berapa lama perbatasan
akan tetap terbuka sebelum invasi Nazi yang tak terelakkan |
Opini Saya |
Membantu orang-orang di sekitar kita yang sedang kesusahan
merupakan salah satu perilaku yang sekarang jarang di miliki oleh individu,
padahal pada hakekatnya dalam hidup ini pastilah saling membutuhkan satu sama
lain. Perlu waktu untuk merubah kebiasaan dari individualis ke sosialis,
dalam kehidupan sehari-hari saya mulai membiasakan diri untuk membantu sesama
dimulai dari hal-hal kecil seperti membantu teman sendiri saat membutuhkan
bantuan. |
0 komentar:
Posting Komentar