Pengelolaan
Sampah Secara Terpadu Berbasis Lingkungan Masyarakat Di Desa Rumbuk
Sulastri (23310410122)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
|
Topik |
Pengelolaan sampah,
Terpadu, lingkungan masyarakat |
|
Sumber |
Wardi.i.N (2017).Kesehatan
Lingkungan.Gadja Mada University press,Yogyakarta.177.11 (1),167-177 |
|
Permasalahan |
Berdasarkan hasil
Observasi, diperoleh informasi bahwa warga desa tidak memiliki tempat sampah
untuk melakukan pewadahan sehingga warga terbiasa membuang sampah sembarangan
dan membakarnya di sekitar rumah.hal ini mengakibatkan sulitnya
pengaplikasian pemilahan sampah.karena tidak adanya tempat pembuangan sampah
sementara,maka warga membuang sampah rumah tangga yang berskala besar dilahan
kosong atau tambak yang dimanfaatkan menjadi tempat pembuangan sampah
terakhir.minim dan mahalnya lahan menyebabkan desa Rumbuk tidak meiliki
tempat untuk pembuangan akhir.susahnya akses keluar masuk desa membuat warga
kesulitan membawa sampah ke tempat pembuangan akhir.kesadaran masyarakat akan
kebersihan masih kurang, sehingga permasalahan sampah tersebut masih di
pandang wajar. |
|
Tujuan Penelitian |
untuk mengajak masyarakat
merubah paradigma tentang sampah dan melakukan pengelolaan sampah dengan
konsep 3R, serta menjadi pelopor pengelolaan sampah berbasis partisippasi
aktif dari masyarakat,sehingga perkembangan ekonomi tidak akan mengakibatkan
dampak negative yang merugikan masyarakat. Membentuk satu Kawasan
dengan tingkat pengelolaan sampah mandiri yang akan membantu pemerintah untuk
menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman. |
|
Isi |
Pelatihan pengelolaan
sampah ruma tangga dengan metode composting yaitu dengan cara : 1. Menyiapkan
keranjang Takakura atau keranjang yang berlubang sekelilingnya,bagian dalam
dilapisi kertas kardus, dibagian bawah diberi sekam yang sudah di jahit
seperti bantal dengan karung goni bekas, baru kemudian dimasukan kompos, 2. Cara
memasukan sampah organic tersebut adalah: timbunan dalam kompos digali
sehingga berbentuk lubang, besar lubang tergantung dengan besar sampah yang
dimasukkan,masukan sampah rumah tangga kedalam lubang tersebut,akan lebih
baik sampah di cacah kecil – kecil, sampah tersebut kemudian di timbun dengan
kompos yang ada di sekelilingnya, setelah tertimbun rata kemudia tutup dengan
bantal sekam yang tujuanya untuk menyaring gas-gas hasil dekomposisi,kemudian
tutup dengan kain agar lalat tidak dapat
bertelur yang nantinya dapat menimbulkan belatung menjadi lalat.jika
keranjang sudah penuh,hanya 1/3 bagian yang bisa diambil untuk dimatang
kurang lebih selama1 bulan, dan sisa ompos dalam keranjang bisa dimanfaatkan
lagi. |
|
Metode |
Kegiatan ini dilakukan
dalam 2 tahapan yaitu : tahap pertama penyuluhan dan dilanjutkan dengan
terjun langsung pada warga sekitar guna meningkatkan kemampuan warga.pada
tahap pertama dilakukan dengan metode ceramah atau sosialisasi, diskusi dan
tanya jawab.pada tahap kedua, penyuluh terjun langsung kewarga meninjau
keseharian warga serta memberiakn arahan yang tepat guna menuju desa mandiri
dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.langakh – Langkah dalam kegiatan
ini ,yaitu : tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan evaluasi. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui tingkat minat dan perhatian peserta pada
pelaksanaan kegiatan.evaluasi kegiatan dilakukan dengan mengadakan pre -test
untuk membandingkan beberapa parameter ukur,yang meliputi tentang peningkatan
minat, pengetahuan , kemampuan , keasdaran, dan kemampuan ketrampilan peserta
untuk mengelola sampah berdasarkan konsep 3R. |
|
Hasil |
Hasil kegaiatan ini dapat
dilihat dalam komponen berikut ini: ·
Keberhasilan
target jumlah peserta dikatakan sangat baik karena target peserta tercapai
100%, dengan di dukung kepala desa dan perangkat- perangkatnya. ·
Ketercapaian
tujuan kegiatan dianggap sangat baik ( 80%), karena masyarakat mampu
mengetahui ilmu baru, setlah adanya kegiatan ini dari yang dulunya tidak tahu
menjadi tahu, berhasil membedayakan perempuan desa untuk mengolah sampah
organic yang dihasilkan dari rumah tangga menjadi kompos dengan metode
composting. ·
Kertercapaian
target materi berhasil ( 80%), karena materi pelatihan dapat disampaikan
secara keseluruhan meskipun tidak secara detail karena keterbatasan waktu. ·
Kemampuan
peserta (70%), melalui pendekatan sosial, pendekatan teknis dan pendekatan
ekonomi. |
|
Diskusi |
Kegiatan dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat, tentang
pentingnya pengelolaan sampah di lingkungan masing – masing secara mandiri.
Selama ini semua warga hanya berpartisispasi dalam pengelolaan sampah dan
membayar iuran sampah, dan menyerahkan sepenuhnya pada pengelola sampah pada
petugas sampah. |







0 komentar:
Posting Komentar