Kamis, 10 April 2025

ESAI 1_meringkas tentang sampah_Sulastri

 

Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Berbasis Lingkungan Masyarakat Di Desa Rumbuk

Sulastri  (23310410122)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta



Topik

Pengelolaan sampah, Terpadu, lingkungan masyarakat

Sumber

Wardi.i.N (2017).Kesehatan Lingkungan.Gadja Mada University press,Yogyakarta.177.11 (1),167-177

Permasalahan

Berdasarkan hasil Observasi, diperoleh informasi bahwa warga desa tidak memiliki tempat sampah untuk melakukan pewadahan sehingga warga terbiasa membuang sampah sembarangan dan membakarnya di sekitar rumah.hal ini mengakibatkan sulitnya pengaplikasian pemilahan sampah.karena tidak adanya tempat pembuangan sampah sementara,maka warga membuang sampah rumah tangga yang berskala besar dilahan kosong atau tambak yang dimanfaatkan menjadi tempat pembuangan sampah terakhir.minim dan mahalnya lahan menyebabkan desa Rumbuk tidak meiliki tempat untuk pembuangan akhir.susahnya akses keluar masuk desa membuat warga kesulitan membawa sampah ke tempat pembuangan akhir.kesadaran masyarakat akan kebersihan masih kurang, sehingga permasalahan sampah tersebut masih di pandang wajar.

Tujuan Penelitian

untuk mengajak masyarakat merubah paradigma tentang sampah dan melakukan pengelolaan sampah dengan konsep 3R, serta menjadi pelopor pengelolaan sampah berbasis partisippasi aktif dari masyarakat,sehingga perkembangan ekonomi tidak akan mengakibatkan dampak negative yang merugikan masyarakat.

Membentuk satu Kawasan dengan tingkat pengelolaan sampah mandiri yang akan membantu pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman.

Isi

Pelatihan pengelolaan sampah ruma tangga dengan metode composting yaitu dengan cara :

     1.  Menyiapkan keranjang Takakura atau keranjang yang berlubang sekelilingnya,bagian dalam dilapisi kertas kardus, dibagian bawah diberi sekam yang sudah di jahit seperti bantal dengan karung goni bekas, baru kemudian dimasukan kompos,

      2. Cara memasukan sampah organic tersebut adalah: timbunan dalam kompos digali sehingga berbentuk lubang, besar lubang tergantung dengan besar sampah yang dimasukkan,masukan sampah rumah tangga kedalam lubang tersebut,akan lebih baik sampah di cacah kecil – kecil, sampah tersebut kemudian di timbun dengan kompos yang ada di sekelilingnya, setelah tertimbun rata kemudia tutup dengan bantal sekam yang tujuanya untuk menyaring gas-gas hasil dekomposisi,kemudian tutup dengan kain agar lalat tidak dapat  bertelur yang nantinya dapat menimbulkan belatung menjadi lalat.jika keranjang sudah penuh,hanya 1/3 bagian yang bisa diambil untuk dimatang kurang lebih selama1 bulan, dan sisa ompos dalam keranjang bisa dimanfaatkan lagi.

Metode

Kegiatan ini dilakukan dalam 2 tahapan yaitu : tahap pertama penyuluhan dan dilanjutkan dengan terjun langsung pada warga sekitar guna meningkatkan kemampuan warga.pada tahap pertama dilakukan dengan metode ceramah atau sosialisasi, diskusi dan tanya jawab.pada tahap kedua, penyuluh terjun langsung kewarga meninjau keseharian warga serta memberiakn arahan yang tepat guna menuju desa mandiri dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.langakh – Langkah dalam kegiatan ini ,yaitu : tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat minat dan perhatian peserta pada pelaksanaan kegiatan.evaluasi kegiatan dilakukan dengan mengadakan pre -test untuk membandingkan beberapa parameter ukur,yang meliputi tentang peningkatan minat, pengetahuan , kemampuan , keasdaran, dan kemampuan ketrampilan peserta untuk mengelola sampah berdasarkan konsep 3R.

Hasil

Hasil kegaiatan ini dapat dilihat dalam komponen berikut ini:

·         Keberhasilan target jumlah peserta dikatakan sangat baik karena target peserta tercapai 100%, dengan di dukung kepala desa dan perangkat- perangkatnya.

·         Ketercapaian tujuan kegiatan dianggap sangat baik ( 80%), karena masyarakat mampu mengetahui ilmu baru, setlah adanya kegiatan ini dari yang dulunya tidak tahu menjadi tahu, berhasil membedayakan perempuan desa untuk mengolah sampah organic yang dihasilkan dari rumah tangga menjadi kompos dengan metode composting.

·         Kertercapaian target materi berhasil ( 80%), karena materi pelatihan dapat disampaikan secara keseluruhan meskipun tidak secara detail karena keterbatasan waktu.

·         Kemampuan peserta (70%), melalui pendekatan sosial, pendekatan teknis dan pendekatan ekonomi.

Diskusi

Kegiatan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat, tentang pentingnya pengelolaan sampah di lingkungan masing – masing secara mandiri. Selama ini semua warga hanya berpartisispasi dalam pengelolaan sampah dan membayar iuran sampah, dan menyerahkan sepenuhnya pada pengelola sampah pada petugas sampah.

 


0 komentar:

Posting Komentar