PDIKOLOGI LINGKUNGAN
TUGAS ESAI 6
MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST RANDU
ALAS
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
Nama : Gunarti
NIM : 23310410118
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2025
Pada hari Sabtu tanggal 19 April 2025, saya bersama teman-teman mahasiswa
dari Universitas Proklamasi 45 melakukan kunjungan edukatif ke Tempat Pengolahan
Sampah (TPS) 3R Randu Alas yang berlokasi di Candi Karang, Sardonoharjo, Kec.
Ngaglik, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai pengelolaan sampah yang ramah lingkungan serta
melihat langsung proses daur ulang yang dilakukan di TPS.
Setibanya di lokasi, kami disambut oleh pengurus TPS yang bernama bapak
Sujono yang kemudian memberikan penjelasan singkat mengenai sejarah berdirinya
tempat tersebut, TPS ini dibangun di atas lahan kosong yang dipakai oleh
masyarakat sekitar untuk pembuangan sampah
liar sehingga sampah menumpuk. Sebelum tahun 2021, TPS Randu Alas masih menggunakan
sistem TPA, cara pengolahan tidak terkoordinir dengan baik dan hanya ditimbun
saja. Karena dirasa semakin menumpuk, bapak Sujono mendirikan TPS berbasis 3R agar
mengurangi sampah yang ada.
TPS ini di bawah binaan DLH, dengan 7 Sumber Daya Manusia yang turut mengelola
TPS setiap hari Senin-Sabtu dengan penghasilan sekitar Rp 1.800.000,00-Rp
2.000.000,00 yang mana penghasilan tersebut hasil dari pengambilan sampah dari
pelanggan TPS, bukan dari pemerintah/DLH setempat. Pelanggan di TPS ada sekitar
350, setiap pelanggan mengeluarkan dana yang berbeda-beda, mulai dari Rp
30.000,00-Rp 50.000,00 dan yang paling tertinggi dari Asrama LPK magang Jepang
dengan nominal Rp 450.000,00. Namun terkadang ada pelanggan yang selesai
hajatan tetapi meminta pihak TPS mengambil, maka akan dikenakan charge tambahan.
Ada 5 padukuhan yang berlangganan yang mana ada sampah 60% plastik, 25%
organik. Pernah TPS menerapkan jadwa pengambilan sampah, namu ketika sampah
tidak di ambil, masyarakat akan membuang sampahnya pada lahan kosong, sungai,
TPS, TPA secara liar. Padahal Bapak Sujono sudah melakukan edukasi berulang kali
agar masyarakat ini tertib, namun untuk merubah mindset dari masyarakat dalam
menangani sampah masih sangat luar biasa.
Padahal jika masyarakat mau menangani dan mengelola sampah-sampahnya akan
memudahkan para pekerja di TPS. Sampah yang dipilah ini nantinya bisa dimanfaatkan,
misalnya sampah organik bisa dijadikan pupuk kompos dengan cara diberikan
bakteri pengurai, masa fermentasi pupuk ini memakan waktu 1 bulan, namun bisa
lebih cepat jika ukuran partikel sampah ini kecil. lalu ada sampah an-organik
yang dipilah terdapat 17 item, yang mana dapat didaur ulang dengan bantuan
mesin yang baru 3 bulan berjalan, fungsi dari mesin itu adalah untuk mencacah
sampah-sampah plastik yang nantinya akan diambil oleh tukang rongsok dan
dikirim ke pabrik. Di TPS ini juga terdapat tungku pembakaran untuk membakar
sampah-sampah pembalut, popok sekali pakai, residu dari sampah plastik.
Dari kunjungan ini saya dapat menyadari bahwa sampah ini memiliki dampak yang
sangat besar, dampak positif jika kita bisa mengelola dan dampak negatif kepada
orang lain. Dengan begitu kita menjadi tahu pekerjaan bapak-bapak di TPS ini
termasuk pekerjaan yang berat, mereka harus berhadapan dengan bau busuk setiap
hari dan tak jarang terluka akibat sampah dari tusuk sate dan juga kaca/beling,
jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan infeksi pada luka, mengingat sampah
pasti menjadi sarang bakteri. Beruntungnya TPS ini bekerja sama dengan Puskesmas
setempat. Namun kita sebagai masyarakat yang terbantu dengan adanya TPS ini
seharusnya sadar akan sampah dari kita, memilah agar sampah kita tidak membahayakan
orang lain. Saya sangat berharap jika masyarakat yang bergantung dengan TPS
Randu Alas mulai memiliki kesadaran dalam memilah sampah.










0 komentar:
Posting Komentar