Minggu, 20 April 2025

ESAI 6 - BELAJAR DI TPST RANDU ALAS

 

PDIKOLOGI LINGKUNGAN

TUGAS ESAI 6

MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST RANDU ALAS

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

 


Nama   : Gunarti

NIM    : 23310410118

 

PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2025

 

Pada hari Sabtu tanggal 19 April 2025, saya bersama teman-teman mahasiswa dari Universitas Proklamasi 45 melakukan kunjungan edukatif ke Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Randu Alas yang berlokasi di Candi Karang, Sardonoharjo, Kec. Ngaglik, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai pengelolaan sampah yang ramah lingkungan serta melihat langsung proses daur ulang yang dilakukan di TPS.

Setibanya di lokasi, kami disambut oleh pengurus TPS yang bernama bapak Sujono yang kemudian memberikan penjelasan singkat mengenai sejarah berdirinya tempat tersebut, TPS ini dibangun di atas lahan kosong yang dipakai oleh masyarakat sekitar untuk  pembuangan sampah liar sehingga sampah menumpuk. Sebelum tahun 2021, TPS Randu Alas masih menggunakan sistem TPA, cara pengolahan tidak terkoordinir dengan baik dan hanya ditimbun saja. Karena dirasa semakin menumpuk, bapak Sujono mendirikan TPS berbasis 3R agar mengurangi sampah yang ada.

TPS ini di bawah binaan DLH, dengan 7 Sumber Daya Manusia yang turut mengelola TPS setiap hari Senin-Sabtu dengan penghasilan sekitar Rp 1.800.000,00-Rp 2.000.000,00 yang mana penghasilan tersebut hasil dari pengambilan sampah dari pelanggan TPS, bukan dari pemerintah/DLH setempat. Pelanggan di TPS ada sekitar 350, setiap pelanggan mengeluarkan dana yang berbeda-beda, mulai dari Rp 30.000,00-Rp 50.000,00 dan yang paling tertinggi dari Asrama LPK magang Jepang dengan nominal Rp 450.000,00. Namun terkadang ada pelanggan yang selesai hajatan tetapi meminta pihak TPS mengambil, maka akan dikenakan charge tambahan.

Ada 5 padukuhan yang berlangganan yang mana ada sampah 60% plastik, 25% organik. Pernah TPS menerapkan jadwa pengambilan sampah, namu ketika sampah tidak di ambil, masyarakat akan membuang sampahnya pada lahan kosong, sungai, TPS, TPA secara liar. Padahal Bapak Sujono sudah melakukan edukasi berulang kali agar masyarakat ini tertib, namun untuk merubah mindset dari masyarakat dalam menangani sampah masih sangat luar biasa.

Padahal jika masyarakat mau menangani dan mengelola sampah-sampahnya akan memudahkan para pekerja di TPS. Sampah yang dipilah ini nantinya bisa dimanfaatkan, misalnya sampah organik bisa dijadikan pupuk kompos dengan cara diberikan bakteri pengurai, masa fermentasi pupuk ini memakan waktu 1 bulan, namun bisa lebih cepat jika ukuran partikel sampah ini kecil. lalu ada sampah an-organik yang dipilah terdapat 17 item, yang mana dapat didaur ulang dengan bantuan mesin yang baru 3 bulan berjalan, fungsi dari mesin itu adalah untuk mencacah sampah-sampah plastik yang nantinya akan diambil oleh tukang rongsok dan dikirim ke pabrik. Di TPS ini juga terdapat tungku pembakaran untuk membakar sampah-sampah pembalut, popok sekali pakai, residu dari sampah plastik.

Dari kunjungan ini saya dapat menyadari bahwa sampah ini memiliki dampak yang sangat besar, dampak positif jika kita bisa mengelola dan dampak negatif kepada orang lain. Dengan begitu kita menjadi tahu pekerjaan bapak-bapak di TPS ini termasuk pekerjaan yang berat, mereka harus berhadapan dengan bau busuk setiap hari dan tak jarang terluka akibat sampah dari tusuk sate dan juga kaca/beling, jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan infeksi pada luka, mengingat sampah pasti menjadi sarang bakteri. Beruntungnya TPS ini bekerja sama dengan Puskesmas setempat. Namun kita sebagai masyarakat yang terbantu dengan adanya TPS ini seharusnya sadar akan sampah dari kita, memilah agar sampah kita tidak membahayakan orang lain. Saya sangat berharap jika masyarakat yang bergantung dengan TPS Randu Alas mulai memiliki kesadaran dalam memilah sampah.

 


  






0 komentar:

Posting Komentar