TUGAS
ESSAI 6
PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Faiz
Iqbal Fauzi
24310420038
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2025
Pada tanggal 19 April 2025 kami melakukan kuliah
lapangan di TPST Randu Alas, jam 09.00 WIB sampai 11.00 WIB. Dengan narasumber
Pak Tujono, topik yang diangkat hari ini adalah mengenai sampah. Kegiatan ini
menjadi salah satu program dalam perkuliahan Psikologi Lingkungan yang memiliki
maksut agar mahasiswa Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta memiliki kepedulian
yang tinggi akan sampah yang menjadi momok masalah saat ini. Masyarakat sekarang
sangat tergantung sama TPA (Tempat Pembuangan Akhir), tanpa adanya pengeloaan
sampah atau pemilihan sampah. Dilokasi tersebut juga dipertujukan tempat dosen
pengampu kami bu Shinta yang pernah bekerja disini untuk membuat kompos.
Pemerintahan saat ini sedang mencanangkan program
TPST terutama di lokasi yang sedang kami kunjungi ini, TPST ini berbasis dengan
3R dengan pengelolaan. TPST sardono ini memiliki 3 cabang yaitu ada yang berada
di dayakan, randu alan (lokasi saat ini), dan wonosobo. Dalam pengeloaan sampah
ini banyak kendala walaupun sudah banyak tempat pengelolaan sampah yang sudah
mulai peduli. Dari permasalahan sampa yang ada di Indonesia dapat ditarik
kesimpulan akar dari permasalahan sampah berada pada adanya timbunan sampah atau
timbunan bau busuk yang menyengat. Permasalahan sampah bermula pada sampah
rumah tangga, dan yang menjadi permasalahan sampah ketika sampah sudah adanya
timbunan bau busuk.
TPST Randu Alas sendiri baru mendapatkan bantuan
mesin untuk mengolah sampah sekitar 3 bulan ini yang berguna untuk mencacah dan
memililah sampah. TPST Randu Alas berdiri secara swasta tanpa bantua dari
pemerintah, yang membuat mereka memiliki insiatif membuat tungku pembakaran
untuk mengabiskan sampah yang tersisa walaupun dari lingkungan tidak sesuai SOP
tetapi mau tidak mau harus dilakukan karena banyak tumpukan atau timbunan
sampah yang terus menurus dating dari sampah-sampah masyarakat. Hasil dari
pembakaran smapah tersebut juga diolah untuk menjadi bahan pupuk kompos. Setiap
warga yang yang berada di TPST Randu Alas iuran dari Rp 20.000 sampai Rp 40.000
tergantung dari banyaknya sampah yang mereka buang. Untuk tariff iuaran dari
kota Yogyakarta sendiri sudah mencapai Rp 100.000 tetapi untuk di desa-desa
masih mulai dari Rp 20.000.
TPST Randu Alas memiliki 7 orang pekerja yang mereka
digaji dibawah UMR dengan pembagian gaji dari iuran-iuran warga yang ikut,
sekitar upahnya Rp 1.800.000 sampai Rp 2.000.000. Dengan gaji yang dibawah UMR
mereka bertjuh mempunyai resiko pekerjaa yang tinggi yaitu adanya racun, bakteri,
sunduk sate yang bisa mengakibatkan tetanus. Tetapi SOP yang berjalan disini
sangat terjaga dari penggunaan sarung tangan, sepatu boot, serta masker. TPST
Randu Alas juga bekerja sama dengan pihak puskesmas dengan tanda tangan MOU
untuk pendampingan kesehatan pekerjanya. TPST ini dibina oleh DLH (Dinas Llingkungan
Hidup) yang dimana TPST ini masuk dalam tempat pembuangan yang memiliki
pengelolaan yang sudah terdata pada DLH. Jumlah pelanggan di TPST mencapai
350an warga dengan rata-rata iuran mereka Rp 30.000 sampai Rp 45.000 dengan
yang paling tinggi di asrama Jepang yang membayar Rp 400.000. Pembagian iuran
ini dibagi menjadi 3 kelas yaitu rumah tangga, rumah tangga usaha, ruang usaha.
Pengambilan sampah dilakukan setiap hari hanya yang membedakan zonasinya karena
dibagi menjadi 3 zonasi yaitu zonasi A, zonasi B, Zonasi C dengan jadwal pengangkutan
sampah seminggu 2x pengambilan. Lokasi TPST Randu Alas sendiri adalah salah
satu program dari PUPR dari sanitasi lingkungan.
Perkuliahan lapangan ini seakan membuka kami sebagai
mahasiswa akan banyaknya sampah yang manusia produksi terutama pada sampah
plastik. Semakin tahun sampah yang diproduksi oleh manusia semakin naik. Jadi disana
kita diperliatkan bagaimana pengelolaan sampah, bagaiman pekerja yang
memisahkan dan memilah sampah-sampah untuk diolah kembali. Banyak pelajaran
yang kita dapat saat kunjungan ke TPST Randu Alas.










0 komentar:
Posting Komentar