Senin, 28 April 2025

ESAI 5 - EKSPERIMEN TENTANG SAMPAH

 

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

ESAI 5

EKSPERIMEN TENTANG SAMPAH

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A


Nama: Gunarti

NIM: 23310410118

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2025

 

Sampah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Sayangnya, banyak dari kita masih bergantung pada sistem pengelolaan sampah eksternal dan mengabaikan tanggung jawab pribadi. Dalam upaya kecil untuk mengubah kebiasaan ini, saya melakukan eksperimen sederhana: mengelola sendiri sampah rumah tangga dengan membuat ecoenzim, kompos, sabun cair, dan bahkan parcel kreatif dari barang-barang bekas di Rumah Ibu Shinta pada hari Minggu, 27 April pukul 09.00 bersama dengan mahasiswa Universitas Proklamasi 45 dan juga ibu-ibu binaan Mbak Sari dari Bank Sampah.

Langkah pertama adalah membuat ecoenzim. Kami mengumpulkan limbah organik dari kulit buah apel dan pir, lalu mencampurnya dengan gula merah dan air dalam botol bekas. Dalam eksperimen ini, bahan-bahan tersebut dicampur dalam perbandingan tertentu dan dibiarkan berfermentasi selama tiga bulan, lalu disaring dan ditambahkan irisan serai dan klarak sebanyak 3 biji. Proses ini menghasilkan larutan berwarna cokelat yang memiliki banyak manfaat, mulai dari pembersih alami, pestisida organik, hingga pupuk cair. Selain ramah lingkungan, pembuatan eco-enzyme juga memberikan edukasi tentang pentingnya mengelola limbah organik dengan bijak.

Selanjutnya, eksperimen berlanjut dengan pembuatan kompos. Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan organik yang dapat digunakan sebagai pupuk alami. Dalam praktiknya, sisa makanan, dedaunan kering, dan sampah dapur dikumpulkan dan ditumpuk dalam wadah komposter sederhana. Berdasarkan yang dijelaskan oleh Ibu Shinta campuran yang dipakai adalah molase dengan ukuran 2-3 tutup botol, EM4 sekitar 5 tutup botol, dan trikoderma yang berfungsi sebagai anti jamur, bekatul untuk Vit B alami, POC (kulit buah, air, dan gula merah), lalu sisa gergaji sebagai karbon. Lalu kompos disimpan dalam kendi yan dialasi bantal kompos, bantal tersebut terbuat dari kawat strimin yang berisi serai lalu dijahit menggunakan senar. Dengan menjaga rasio karbon dan nitrogen yang seimbang serta memastikan aerasi yang baik, proses pengomposan berjalan efektif. Dalam beberapa minggu, sampah yang tadinya tidak berguna berubah menjadi tanah subur yang kaya akan nutrisi, siap digunakan untuk menyuburkan tanaman.

Pengelolaan limbah juga mencakup pembuatan sabun cair dari bahan-bahan bekas yang diolah menjadi sabun cair ramah lingkungan. Prosesnya melibatkan penyaringan ecoenzym, pencampuran dengan bahan sabun (MES) yang sudah dicairkan sebanyak 200gr, ditambahkan dengan garam industri/garam tanpa zodium sebanyak 150gr yang berfungsi sebagai pengental, lalu Glyserin sebanyak 270gr yang berfungsi untuk pelicin/keamanan kulit kita, aminon sebanyak 90gr sebagai pengental tambahan dan penambahan EDTH sebanyak 20gr untuk mengawetkan serta pewangi alami seperti minyak esensial sebanyak 5ml. Sabun cair ini aman digunakan untuk membersihkan peralatan rumah tangga dan berkontribusi dalam mengurangi limbah dapur.

Sebagai penutup eksperimen, saya membuat parcel dari hasil daur ulang. Kami mengemas kompos dan sabun cair dalam botol bekas yang diberi stiker dan dibungkus dengan kertas bekas kalender yang diberi gambar dan setiker lalu membagikannya ke teman-teman. Ini adalah bentuk nyata berbagi kesadaran tentang pentingnya bertanggung jawab atas sampah sendiri. Parcel itu bukan sekadar hadiah, tapi ajakan kecil untuk mengubah pola pikir. Selain mengurangi limbah, konsep parcel ini juga memperkenalkan gaya hidup berkelanjutan kepada masyarakat luas.

Eksperimen sampah ini membuktikan bahwa limbah bukanlah akhir dari sebuah siklus, melainkan awal dari potensi baru. Dengan kreativitas dan kesadaran lingkungan, sampah bisa diubah menjadi produk bernilai guna tinggi. Lebih dari sekadar proyek, eksperimen ini menanamkan prinsip tanggung jawab lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui langkah sederhana ini, kita turut berkontribusi dalam menciptakan bumi yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

    





0 komentar:

Posting Komentar