ESAI 6-KUNJUNGAN TPS RANDU ALAS - FARIDA NURUL HUSNA

Essai 6 : Kunjungan ke TPS Randu Alas
Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Nama : Farida Nurul Husna

NIM : 23310410124

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

    Tempat pembuangan sementara atau biasa disingkat dengan istilah TPS merupakan Lokasi yang digunakan untuk mengumpulkan sampah sementaraebelum diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Lokasi TPS biasanya berada di dekat pemukiman, pasar, atau area publik lainnya. TPS berfungi untuk menampung sampah rumah tangga kemudian dikelompokkan berdasarkan jeisnya supaya mudah diangkut ke TPA untuk didaur ulang. 

Lokasi TPS yang saya kunjungi ini Bernama TPS Randu Alas yang berlokasi di Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Saya bertemu dengan Pak Sujono yang merupakan salah satu pengurus TPS tersebut. Beliau membantu kami dalam menjelaskan sedikit banyak tentang TPS Randu Alas. TPS ini di launching pada tahun 2016 didukung dana APBN pemerintah dan dikelola oleh KSN. Saat ini pengelola TPS tersebut ada 7 orang. Pelanggan dari TPS tersebut hingga saat ini ada 350, terdiri dari sampah rumah tangga hingga sampah tempat usaha. Untuk iuran bervariatif tergantung kelas ada sampah rumah tangga hinggga tempat usaha, berkisar mulai dari Rp 30.000 – Rp 100.000. untuk pendaftarannya bisa melalui WA atau datang langsung ke TPS.

Rute pengambilan setiap 1 viar dibagi menjadi 3, yaitu :

- Rute A : senin dan kamis

- Rute B : selasa dan jumat

- Rute C : rabu dan minggu

    Tumpukan sampah tersebut dipilah terlebih dahulu di karung-karung sendiri berdasarkan jenis sampahnya. 

    Untuk sampah organik dikelola menjadi pupuk kompos dengan diberi bakteri dan dikubur selama kurang lebih 40 hari, sehingga hasilnya nanti bisa dijual. Untuk sampah anorganik (botol, kertas, plastik, dll) dijual ke pengepul.

Sampah yang tidak bisa terurai akan di bakar mengunakan tungku yang sangat panas. Pembakaran juga sering mendapat komplein dari warga, tetapi mereka juga tidak bisa memberi solusi. Pemerintah sendiri tidak menganjurkan pembakaran juga tidak melarang.

Peran pengelola TPS tidak hanya mengelola saja, tetapi juga mensosialisasikan kepada Masyarakat tentang 3R (reduce, reuse, dan recycle) agar meringankan di TPS dan TPA. Hambatannya adalah sulit untuk merubah mindset Masyarakat tentang sampah.