Kamis, 08 April 2021

DAMPAK BULLYING BAGI PSIKOLOGIS SESEORANG

 Oleh :

Ikhsan Arifudin

NIM :

20310410029

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen pengampu : Dr. Arundhati Shinta, M.A.

    Perundungan bullying dapat diartikan sebagai segala tindakan atau perbuatan yang bersifat menyerang, merendahkan, dan menyakiti dari pihak yang dinilai memiliki kekuatan lebih kepada pihak lain yang cenderung dapat dikatakan lemah atau tidak berdaya.
    Perilaku perundungan dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental. Hal ini terjadi pada korban perundungan. Ketika tindakan perundungan terjadi pada mereka baik verbal, fisik, maupun psikologis/mental, korban akan mengalami sejumlah gangguan psikologis. Menurut sebuah studi di Yunani menyebut bahwa korban perundungan tercatat mengalami gejala depresi, kecemasan, serta pemikiran bunuh diri. Studi lain menyebutkan bahwa korban perundungan cenderung mengalami emotionally withdrawn, sensitif, rasa marah yang meluap-luap, penurunan prestasi akademik, cenderung menghindari interaksi sosial, bahkan mengalami penarikan sosial sehingga ia tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
    
Beberapa ciri-ciri dasar yang menjadi kategori lemah pada setiap korban perundungan antara lain :

1. Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas dari orang yang tidak menjadi korban atau sebaliknya.
2. Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki hubungan yang erat dengan orang tua mereka.
3. Secara mental atau perasaan, korban melihat diri mereka sendiri sebagai orang yang bodoh dan tidak berharga. Kepercayaan diri mereka rendah dan tingkat kecemasan sosial mereka tinggi.
4. Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban laki-laki lebih sering mendapat siksaan secara langsung, misalnya bullying fisik. Dibandingkan korban laki-laki, korban perempuan lebih sering mendapat siksaan secara tidak langsung misalnya melalui kata-kata atau bullying verbal.
5. Secara antar perorangan, walaupun korban sangat menginginkan penerimaan secara sosial, mereka jarang sekali untuk memulai kegiatan-kegiatan yang menjurus ke arah sosial. Anak korban bullying kurang diperhatikan oleh pembina, karena korban tidak bersikap aktif dalam sebuah aktivitas.

  Bullying maupun seseorang yang mengalami bullying sangat berpengaruh pada interaksi sosialnya, adapun faktor yang mempengaruhi yaitu faktor kepribadian anak yaitu anak-anak yang memiliki kepribadian introvert dan ekstrovert akan lebih mudah berpeluang mendapatkan perlakuan bullying maupun sebagai pembully. Maka dari itu kepribadian anak juga sangat berpengaruh pada perilaku bullying maupun kemampuan interaksi sosialnya, banyak ditemukan bahwa sering jadi korban bullying kemampuan interaksinya rendah.
    Dampak jangka panjang pada korban bullying adalah merasa cemas yang berkelanjutan, penyesuaian sosial yang buruk, ingin pindah atau bahkan putus sekolah, sulit berkonsentrasi di kelas dan timbul rasa takut(Athi, 2017). Secara psikologis korban bullying biasanya mengalami murung, trauma, gelisan, cemas, harga diri rendah, isolasi sosial, depresi dan bahkan sampai muncul pemikiran untuk bunuh diri.
    Selain masalah di atas juga dapat menyebabkan korban bullying dapat mengalami perasaan takut, cemas, marah, tak berdaya, kesepian, perasaan terisolasi dan teraniaya serta keinginan untuk bunuh diri. Dampak lain yang di alami korban bullying kesulitan dalam berkonsentrasi pada pekerjaan sekolahnya dan mengalami penurunan prestasi akademik. Korban bullying juga lebih cenderung untuk bolos karena takut pergi kesekolah, sehingga banyak dari korban bullying yang pada akhirnya mengalami putus sekolah.



0 komentar:

Posting Komentar