Rabu, 07 April 2021

PSIKOLOGI SOSIAL TERHADAP KORBAN PENCABULAN

 

PSIKOLOGI SOSIAL TERHADAP KORBAN PENCABULAN

Disusu Oleh : Nida Asma Wafiqoh

NIM : 20310410008

Mata Kuliah : Psikologi Sosial I

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

Klinik Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Bukan suatu kejadian yang langka lagi di Indonesia, remaja yang masih di bawah umur berpacaran hingga banyak bermunculan kasus-kasus pelecehan seksual terhadap wanita-wanita dibawah umur. Dan banyak pula terjadi bermula dari mereka berkenalan melalui medsos seperti Facebook dan lainnya. Selain disini bisa memalukan diri sendiri tetapi juga akan memalukan keluarga hingga masnyarakat yang ada di sekitar tempat tinggal.

Seperti kasus yang sedang ramai di Yogyakarta seorang wanita dihamili sang kekasih seorang ABG setelah keduanya berkenalan di Facebook (Senin, 24 Februari 2020). Seorang laki- laki yang berinisial IS warga Gamping menghamili seorang wanita berinisial P warga Gondokusuman, Yogyakarta. IS ditangkap oleh keepolisisn setelah orang tua dari P melaporkannya. Setelah kasus ini diusut oleh kepolisian teryata IS tidak hanya mencabuli P saja, melainkan ada lima wanita muda lainnya.

Hal ini diketauhi oleh pihak kepolisian berawal dari orang tua P yang merasa tidak wajar dengan gelagat anaknya selain itu ada pula perubahan pada fisik sang anak yang membuat orang tua semakin curiga. Setelah itu orang tua P mencoba mengajak komunikasi dengan P dan akhirnya P pun mengaku bahwa dia dihamili oleh kekasihnya yaitu IS. Tidak terima dengan perlakuan pacar anaknya, orang ta P lantar melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.

Lalu apakah kasus ini termasuk kedalam ranah Psikologi Sosial? Tertu saja iya, karena kaus pencabulan bukan hanya merugikan sang wanita saja melainkan keluarga dan masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Bisa saja korban mengalami trauma karena hal tersebut, selain itu orang tua juga akan malu karena merasa gagal merawat dan menjaga anaknya serta merasa gagal pula mendidik anaknya. Dan juga masyarakat yang ada disekitar tempat tinggalnya pasti akan banyak yang menghujat keluarga korban karea disini mereka merasa malu karena dikawasan tempat tinggalnya ada wanita yang hamil diluar nikah yang notabene nya hamil di luar nikah adalah suatu hal yang sangat buruk.

Tapi disini di sini kita bisa lihat pasti korban mengalami tekanan terhadap kasus yang menimpanya dan pasti merasa malu serta bersalah karena membuat keluarganya malu dihujat orang warga di sekitar tempat tinggalnya. Memang benar adanya bahwa hamil di luar nikah merupakan hal yang tidak benar tetapi kita akan buruk juga apabila kita menghujat orang tersebut, kita harus tau bahwa dia sudah merasa tertekan dengan kasus yang menimpanya dan jika kita menghujat dan mengucilkan keluarga korban akan lebih tertekan lagi dengan keadaan di ligkungannya dan merasa terasingkan. Bukan berarti kita membenarka bahwa hamil diluar nikah adalah tindakan yang benar tetapi kita coba memahami diposisi korban. Dengan kita memperumpamakan kasus itu menimpa kita pasti kita juga akan merasakan apa yang dirasakan oleh korban saat ini.

Ada banyak factor yang membuat seorang korban melakukan hal tersebut seperti factor rendahnya pendidikan,  factor teknologi, factor adanya rasa cinta dan factor lainnya. Nah disini kita sebagai mahasiswa Psikologi harus bisa menanggulangi agar tidak terjadi pencabulan terhadap anak-anak remaja, seperti melakukan terjun lapangan seperti bersosialisasi mengenai upaya pencegahan adanya pencabulan. Selain mencegah terjadinya pencabulan pihak keamanan disekitar harus melakuka hokum yang seadilnya bagi pelaku cabul agar merasa jera denga apa yang ia lakukan.

Selain itu sebagai orang tua harus lebih menjaga serta memperhatikan anaknya, memberi nasihat, dan memberikan pemahaman terhadap anak agar tidak melakukan dan terjerumus ke dalam pergaulan bebas untuk menghindari terjadinya pencabulan. Selanjutnya sebagai masyarakat harus lebih berhati – hati dalam menggunakan media social terutama bati ABG yang kemungkinan besar baru mulai memahami media social, kita harus pandai dalam mengoperasikan media social untuk berteman dan yang lainnya, lebih menggunakan hp, laptop atau alat telnologi lainnya untuk lebih bermanfaat seperti googling materi pembelajaran disekolah bukan untuk membuka situs-situs yang seharusnya tidak dilihat oleh ABG di bawah umur. Dan kita harus lebih bijak dalam menggunakan teknologi yang perkembangannya sangat pesat di Era saat ini.

Referensi :


0 komentar:

Posting Komentar