Kamis, 08 April 2021

 

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MASA PANDEMI

Pandemi Covid-19 adalah krisis kesehatan yang pertama dan menjadi fokus di seluruh dunia.Pada awal bulan Januari 2020, korona atau yang dikenal dengan Covid-19 ini mulai menjadi topik terhangat yang dibicarakan oleh dunia. Indonesia sendiri melalui Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto pada Senin tanggal 2 Maret 2020 mengumumkan bahwa Covid-19 sudah masuk ke Indonesia, sehingga siap atau tidak Indonesia harus menghadapi, mencegah, dan melawan penyebaran Covid-19 tersebut. Untuk itu Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dan kebijakan, salah satunya adalah bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), yaitu melaksanakan tugas kedinasan di rumah/tempat tinggalnya masing-masing untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran virus corona di masyarakat. Seperti halnya juga banyak Negara lainnya yang memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi, universitas dan kantor-kantor pemerintahan serta perusahaan swasta juga memberlakukan bekerja dari rumah.

Pemerintah mengantisipasi penyebaran virus covid-19 melalui surat edaran yang dikeluarkan, terdapat 10 poin salah satunya adalah anjuran untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring atau online. Pembelajaran daring atau online memiliki kelebihan dan hambatan dalam implementasinya. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia dengan cepat melaksanakan intruksi yang telah dikeluarkan untuk dapat diterapkan di institusi pendidikan (Yandwiputra, 2020).

Pencegahan penyebaran covid-19 dapat dilakukan dengan cara menghentikan acara atau kegiatan yang menyebabkan masa berkumpul. Pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka perlu ditinjau ulang pelaksanaannya karena mengumpulkan banyak siswa dalam satu ruangan. Upaya pencegahan penularan dapat dilakukan dengan cara meniadakan pembelajaran secara tatap muka yang berhubungan secara fisik antara siswa dengan siswa lain maupun dengan pendidik dapat meminimalisir penyebaran virus ini (Firman dan Rahman, 2020). Pengunaan teknologi dapat menjadi alternatif dalam melaksanakan pembelajaran walaupun siswa dengan pendidik tidak berada pada tempat yang sama (Milman, 2015).

Kondisi pendidikan seperti di atas tentunya menjadi suatu tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Banyak fasilitas fisik maupun nonfisik serta psikologis yang harus disediakan guna memperbaiki kualitas pendidikan. Salah satu cara untuk memperbaiki kompleksitas kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan prestasi belajar siswa (Alfassi, 2004). Untuk meningkatkan prestasi belajar, melibatkan penguasaan keterampilan baru atau peningkatan keterampilan yang sudah dimiliki siswa (Duncan dkk, 2007).

Menurut Azwar (2004), secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi antara lain faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi umum seperti penglihatan atau pendengaran. Faktor psikologis menyangkut faktor-faktor  non fisik seperi minat, motivasi,  bakat, intelegensi, sikap, dan kesehatan mental. Sedangkan faktor eksternal meliputi kondisi tempat belajar, perlengkapan belajar, materi belajar, kondisi lingkungan belajar, dukungan sosial, serta pengaruh budaya. Semua faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa selama pandemi.

Dukungan sosial, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Menurut House dan Kahn (1985) dukungan sosial didefinisikan sebagai tindakan yang bersifat membantu yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumental, dan penilaian positif terhadap individu dalam menghadapi permasalahannya. Sumber dukungan yang diterima oleh siswa akan turut mempengaruhi perkembangannya. Dukungan sosial memberikan perasaan yang berguna pada individu sehingga ia merasa diterima. Dukungan akan bermanfaat apabila sesuai dengan situasi yang ada (Kumalasari dan Ahyani, 2012). Sedangkan menurut Sarafino & Smith (2006), dukungan sosial merupakan kehadiran orang lain yang dapat membuat individu merasa nyaman diperdulikan, dihargai serta bantuan yang tersedia jika diperlukan. Dukungan sosial mengacu pada tindakan yang sebenarnya dilakukan oleh orang lain.

Berdasarkan penjelasan mengenai dukungan sosial di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan kehadiran dari orang-orang sekitar yang memberikan keperdulian, penghargaan, dan bantuan kepada individu yang bersifat membantu agar individu tersebut dapat menghadapi permasalahannya sehingga ia merasa berguna dan merasa di terima dalam lingkungannya.

Seorang siswa akan membutuhkan orang tua, keluarga, teman, guru serta masyarakat di lingkungan tempat ia tinggal untuk mendapatkan sumber dukungan sosial. Segala sesuatu yang terjadi pasti akan berakibat pada dukungan sosial baik dari segi emosional, penghargaan, instrumental, maupun informasi. Siswa yang memperoleh dukungan sosial, secara emosional akan merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran dan masukan yang menyenangkan pada dirinya dari orang-orang sekitarnya. Hal tersebut dapat membuat siswa lebih optikis dalam menjalani kehidupannya khususnya pada kegiatan belajarnya walaupun terdapat tuntutan baru yang harus dihadapi.

Antara sekolah, guru, orang tua, teman, dan masyarakat harus mampu memberikan dukungan sosial yang positif terhadap setiap siswa agar mereka merasa nyaman dan senang dalam proses belajar.  Peran dukungan sosial yang di terima siswa dapat membangun kepercayaan, membantu mereka dalam memecahkan permasalahan dan dapat memperbaiki pencapaian prestasi di sekolah (Lee dkk, 1999). Keberhasilan siswa dalam meraih prestasi tidak lepas dari adanya dukungan sosial yang berkontribusi dalam dirinya. Dukungan sosial yang paling berkontribusi bagi siswa berasal dari keluarga (Conger, 1991). Dukungan sosial yang banyak diterima yaitu dukungan emosional, diikuti dukungan spiritualm relasional, informasional, material, dan temporal. Dukungan emosional berupa nasehat yang diberikan oleh orang tua atau keluarga kepada anak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dukungan sosial secara langsung dari keluarga memiliki peran utama dalam peningkatan prestasi siswa yang diikuti adanya peran guru dan teman serta lingkungan sekitar selama pembelajaran di masa pandemi.


DAFTAR PUSTAKA

Alfassi, M. (2004). Effects of a learner-centred environment on the academic competence and motivation of students at risk. Learned Environments Research, 7, 1-22.

Azwar, S. (2004). Pengantar psikologi intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Conger, J.J. (1991). Adolescenceandyouth: Psychological development in changing world. NewYork: Harper and Row Publisher.

Duncan, G.J., Dowsett,C.J., Claessens,A., Magnuson,K., Huston, A.C., Klebanov, P., Japel, C. (2007). School readiness and later achievement. Development Psychology,43 (6), 1428-1446.

Firman., & Rahman, S. R. (2020). Pembelajaran online di tengah pandemi covid-19. Indonesian journal of educational science (ijes), 02(02), 81-80.

House,T., & Kahn,R.L. (1985). Measures and concept of social support. London: Academic Press Inc.

Kumalasari, F., & Ahyani, L. N. (2012). Tentang Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(1),21-31.

Lee, V.E., Smith, J,B., Perry T,E., & Smylie, M.A. (1999). Social support, academic press and student achievement. Chicago: AViewFromTheMiddle Gradesin.

Milman, N. B. (2015). The flipped classroom strategy: What is it and how can it best be used?. Distance Learning, 9(3), 85-87.

Sarafino, E., & Smith, T. (2008). Health Psychology Biopsychology Interanctions Seventh Edition. New Jersey: John Wilay & Sons, Inc.

Yandwiputra, A. R. (2020). Kuliah Jarak Jauh karena Virus Corona, UI: Bukan Lockdown. dalam Metro Tempo.co. Retrieved from https://metro.tempo.co/read/1319537/kuliah-jarak-jauh-karenaviruscorona-ui-bukan-lockdown

0 komentar:

Posting Komentar