PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MASA PANDEMI
Pandemi Covid-19 adalah krisis kesehatan yang pertama
dan menjadi fokus di seluruh dunia.Pada awal bulan Januari 2020, korona atau
yang dikenal dengan Covid-19 ini mulai menjadi topik terhangat yang dibicarakan
oleh dunia. Indonesia sendiri melalui Presiden Republik Indonesia Bapak Joko
Widodo bersama Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto pada Senin tanggal 2
Maret 2020 mengumumkan bahwa Covid-19 sudah masuk ke Indonesia, sehingga siap
atau tidak Indonesia harus menghadapi, mencegah, dan melawan penyebaran
Covid-19 tersebut. Untuk itu Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dan
kebijakan, salah satunya adalah bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH)
bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), yaitu melaksanakan tugas kedinasan di
rumah/tempat tinggalnya masing-masing untuk mencegah dan meminimalisir
penyebaran virus corona di masyarakat. Seperti halnya juga banyak Negara
lainnya yang memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi, universitas
dan kantor-kantor pemerintahan serta perusahaan swasta juga memberlakukan
bekerja dari rumah.
Pemerintah mengantisipasi penyebaran virus covid-19
melalui surat edaran yang dikeluarkan, terdapat 10 poin salah satunya adalah
anjuran untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring atau online.
Pembelajaran daring atau online memiliki kelebihan dan hambatan dalam
implementasinya. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia dengan cepat
melaksanakan intruksi yang telah dikeluarkan untuk dapat diterapkan di
institusi pendidikan (Yandwiputra, 2020).
Pencegahan penyebaran covid-19 dapat dilakukan dengan
cara menghentikan acara atau kegiatan yang menyebabkan masa berkumpul.
Pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka perlu ditinjau ulang pelaksanaannya
karena mengumpulkan banyak siswa dalam satu ruangan. Upaya pencegahan penularan
dapat dilakukan dengan cara meniadakan pembelajaran secara tatap muka yang
berhubungan secara fisik antara siswa dengan siswa lain maupun dengan pendidik
dapat meminimalisir penyebaran virus ini (Firman dan Rahman, 2020). Pengunaan
teknologi dapat menjadi alternatif dalam melaksanakan pembelajaran walaupun
siswa dengan pendidik tidak berada pada tempat yang sama (Milman, 2015).
Kondisi pendidikan seperti di atas tentunya menjadi
suatu tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Banyak fasilitas fisik maupun
nonfisik serta psikologis yang harus disediakan guna memperbaiki kualitas
pendidikan. Salah satu cara untuk memperbaiki kompleksitas kualitas pendidikan
adalah dengan meningkatkan prestasi belajar siswa (Alfassi, 2004). Untuk
meningkatkan prestasi belajar, melibatkan penguasaan keterampilan baru atau
peningkatan keterampilan yang sudah dimiliki siswa (Duncan dkk, 2007).
Menurut Azwar (2004), secara umum terdapat dua faktor
yang mempengaruhi peningkatan prestasi seseorang, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi antara lain faktor fisik dan faktor
psikologis. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi umum seperti penglihatan
atau pendengaran. Faktor psikologis menyangkut faktor-faktor non fisik seperi minat, motivasi, bakat, intelegensi, sikap, dan kesehatan
mental. Sedangkan faktor eksternal meliputi kondisi tempat belajar,
perlengkapan belajar, materi belajar, kondisi lingkungan belajar, dukungan
sosial, serta pengaruh budaya. Semua faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa selama pandemi.
Dukungan sosial, menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Menurut House dan Kahn (1985)
dukungan sosial didefinisikan sebagai tindakan yang bersifat membantu yang
melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumental, dan penilaian
positif terhadap individu dalam menghadapi permasalahannya. Sumber dukungan
yang diterima oleh siswa akan turut mempengaruhi perkembangannya. Dukungan
sosial memberikan perasaan yang berguna pada individu sehingga ia merasa
diterima. Dukungan akan bermanfaat apabila sesuai dengan situasi yang ada
(Kumalasari dan Ahyani, 2012). Sedangkan menurut Sarafino & Smith (2006),
dukungan sosial merupakan kehadiran orang lain yang dapat membuat individu
merasa nyaman diperdulikan, dihargai serta bantuan yang tersedia jika
diperlukan. Dukungan sosial mengacu pada tindakan yang sebenarnya dilakukan
oleh orang lain.
Berdasarkan penjelasan mengenai dukungan sosial di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan kehadiran dari
orang-orang sekitar yang memberikan keperdulian, penghargaan, dan bantuan
kepada individu yang bersifat membantu agar individu tersebut dapat menghadapi
permasalahannya sehingga ia merasa berguna dan merasa di terima dalam
lingkungannya.
Seorang siswa akan membutuhkan orang tua, keluarga,
teman, guru serta masyarakat di lingkungan tempat ia tinggal untuk mendapatkan
sumber dukungan sosial. Segala sesuatu yang terjadi pasti akan berakibat pada
dukungan sosial baik dari segi emosional, penghargaan, instrumental, maupun
informasi. Siswa yang memperoleh dukungan sosial, secara emosional akan merasa
lega karena diperhatikan, mendapat saran dan masukan yang menyenangkan pada
dirinya dari orang-orang sekitarnya. Hal tersebut dapat membuat siswa lebih
optikis dalam menjalani kehidupannya khususnya pada kegiatan belajarnya
walaupun terdapat tuntutan baru yang harus dihadapi.
Antara sekolah, guru, orang tua, teman, dan masyarakat
harus mampu memberikan dukungan sosial yang positif terhadap setiap siswa agar
mereka merasa nyaman dan senang dalam proses belajar. Peran dukungan sosial yang di terima siswa
dapat membangun kepercayaan, membantu mereka dalam memecahkan permasalahan dan
dapat memperbaiki pencapaian prestasi di sekolah (Lee dkk, 1999). Keberhasilan
siswa dalam meraih prestasi tidak lepas dari adanya dukungan sosial yang
berkontribusi dalam dirinya. Dukungan sosial yang paling berkontribusi bagi
siswa berasal dari keluarga (Conger, 1991). Dukungan sosial yang banyak
diterima yaitu dukungan emosional, diikuti dukungan spiritualm relasional,
informasional, material, dan temporal. Dukungan emosional berupa nasehat yang
diberikan oleh orang tua atau keluarga kepada anak. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa dukungan sosial secara langsung dari keluarga memiliki peran
utama dalam peningkatan prestasi siswa yang diikuti adanya peran guru dan teman
serta lingkungan sekitar selama pembelajaran di masa pandemi.
DAFTAR
PUSTAKA
Alfassi, M. (2004). Effects of a
learner-centred environment on the academic competence and motivation of
students at risk. Learned Environments Research, 7, 1-22.
Azwar, S. (2004). Pengantar psikologi
intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Conger, J.J. (1991).
Adolescenceandyouth: Psychological development in changing world. NewYork:
Harper and Row Publisher.
Duncan, G.J., Dowsett,C.J.,
Claessens,A., Magnuson,K., Huston, A.C., Klebanov, P., Japel, C. (2007). School
readiness and later achievement. Development Psychology,43 (6), 1428-1446.
Firman., & Rahman, S. R. (2020).
Pembelajaran online di tengah pandemi covid-19. Indonesian journal of
educational science (ijes), 02(02), 81-80.
House,T., & Kahn,R.L. (1985).
Measures and concept of social support. London: Academic Press Inc.
Kumalasari, F., & Ahyani, L. N.
(2012). Tentang Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja
Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(1),21-31.
Lee, V.E., Smith, J,B., Perry T,E.,
& Smylie, M.A. (1999). Social support, academic press and student
achievement. Chicago: AViewFromTheMiddle Gradesin.
Milman, N. B. (2015). The flipped
classroom strategy: What is it and how can it best be used?. Distance Learning,
9(3), 85-87.
Sarafino, E., & Smith, T. (2008).
Health Psychology Biopsychology Interanctions Seventh Edition. New Jersey: John
Wilay & Sons, Inc.
Yandwiputra, A. R. (2020). Kuliah
Jarak Jauh karena Virus Corona, UI: Bukan Lockdown. dalam Metro Tempo.co.
Retrieved from https://metro.tempo.co/read/1319537/kuliah-jarak-jauh-karenaviruscorona-ui-bukan-lockdown
0 komentar:
Posting Komentar