Selasa, 06 April 2021

 

PERANAN EDUKASI SEKSUALITAS PADA REMAJA DI ERA GLOBAL

 

 

Oleh :

Qho'issul Saufus Salfwa 

(NIM 20310410057)

Fakultas Psikologi 

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta MA.

 


Masa remaja merupakan fase awal peralihan dari masa kanak ke fase menuju dewasa. Luasnya jaringan media dan bebasnya pergaulan menjadi momok yang tidak bisa dihilangkan dari tahapan fase remaja ini. Maraknya pergaulan bebas sekarang ini merupakan salah satu PR bagi kita semua terutama para orang tua akan bagaimana memberikan pengetahuan atau edukasi bagi perkembangan pergaulan anak mereka.

Pentingannya pengetahuan akan hubungan seksual ini merupakan jembatan pengetahuan lebih akan pemberian informasi perihal masalah seksualitas sejak dini. Pemberian edukasi yang tepat pada anak tentang seksualitas ini agaknya membuat mereka mengetahui akan fakta yang sebenarnya bagaimana efek yang ditimbulkan ketika mereka tidak melakukan hal ini dengan benar dan diusia yang matang. Adapun ciri anak yang sudah memasuki fase remaja ini adalah:

1.     Untuk perempuan sudah mulai bersolek tau berdandan serta sudah mulai memunculkan sifar genit pada lawan jenis serta sudah datangnya fase haid mereka.

2.     Untuk anak lelaki ditandai dengan terjadinya mimpi basah dan mulai adanya rasa tertarik antar lawan jenis.

Kerawanan akan mereka mencari informasi sendiri baik dari teman maupun sumber lain. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1994) mengungkapkan bahwa perubahan akan sikap dan perilaku sesksualitas terutama di kalangan remaja sudah menjadi salah satu masalah sosial yang dapat memicu kekhwatiran pada masyarakat. Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat kurangnnya pemberian edukasi ini adalah terjadi nya resiko hamil diluar nikah yang tinggi pada remaja dan hal inipun dapat memicu tingginya penyebaran penyakit HIV/AIDS pada kalangan remaja yang melakukan seks dengan bebas.

Peranan orang tua dirasa sangat memiliki andil yang besar dalam memberikan infomasi serta contoh dari akibat perilaku seks secara bebas serta meluruskan apa yang diterima anak mereka dari media disertai penjelasan yang benar akan informasi yang salah.

Disamping peranan orang tua yang penting, kontrol diri remaja pun dianggap memiliki andil yang besar dalam pegembangan perilaku seksualitas itu sendiri. Hal ini dikarenakan kontrol diri yang terbentuk melalui pendidikan seksual yang diindentifikasikan sebagai sebuah hadi dari terbentuknya proses kognitif dan afektif.

Peranan kontrol diri ini sendiri bagi meremaja mampu mencegah remaja untuk dalam terbentuknya perilaku impulsif yang secara tidak langsung dapat membahayakan remaja itu sendiri dalam hal yang berkonotasi negatif.

Pemberian edukasi pada remaja dapat dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain yaitu:

1.     Orang tua dapat mengambil andil dalam melihat fase peka seorang anak yang telah beranjak memasuki fase remaja baik dalam hal fisik, mental, dan kematangan emosional pada diri anak terebut.

2.     Kecenderungan orang tua yang seakan tidak peduli pada permasalahan transisi remaja ini harus mulai dirubah dengan lebih mengayomi dan memberikan informasi secara benar tentang akibat dari proses pendidikan seksualitas yang dialami secara sadar maupun tidak sadar oleh remaja tersebut.

3.     Meluruskan kesalahan penyimpangan informasi yang baik dan bear tentang penyimpangan seksualitas yangn dapat menganggu terjadinya kesenjangan kesehatan mental dan fisik yang berdampak untuk keadaan remaja itu sendiri.

4.     Pembatasan pergaulan bebas dengan mamantau aktivitas anak sehingga sebagai orang tua dapat mengontrol aktivitas anak diluar rumah sehingga dapat terhindar dari pergaulan bebas seperti terjadinya hamil diluar nikah.

5.     Mengajak remaja untuk menyaluarkan waktu luang nya terhadap hal postif seperti menngaji ataupun melakukan hobi nya. 

 

DAFTAR PUSTAKA 

Damayanti M et al. 2018. Layanan Informasi dengan Media Gambar untuk Meningkatkan Pemahaman Sex Education Siswa.Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application. vol. 7 (1).

Rahmawati E & Nugraheni. 2019. METODE PENDIDIKAN SEKS USIA DINI DI INDONESIA. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 13 (1).

Rinta  L. 2015. PENDIDIKAN SEKSUAL DALAM MEMBENTUK PERILAKU SEKSUAL POSITIF PADA REMAJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KETAHANAN PSIKOLOGI REMAJA.  Jurnal Ketahanan Masyarakat. vol. 21 (3).


0 komentar:

Posting Komentar