Minggu, 04 April 2021

Ujaran Kebencian Pada Media Sosial


Media    sosial    (selanjutnya    disingkat “medsos”) saat ini telah menjadi bagian dari  kehidupan  masyarakat  Indonesia  yang sangat      fenomenal.      Berbagai      macam keunggulan   dan   kemudahan   ditawarkan untuk  melakukan  interaksi  kepada  semua orang  baik  dalam  hal  bisnis  sekalipun  dari berbagai kalangan. Tidak hanya itu, dengan adanya        perkembangan        penggunaan internet       serta       perangkat  teknologi komunikasi  seperti smartphone yang semakin      maju,      menjadi      salah    satu pendorong        pertumbuhan        situs-situs jejaring        baru        yang        menawarkan pertemanan  dan  informasi  secara online.

Ujaran  kebencian  merupakan  fenomena  kebahasaan  yang  bertolak  belakang  dengan konsep   kesantunan   berbahasa   sebagai   indikator   kecerdasan   linguistik   dan   etika berkomunikasi.  bentuk  ujaran  kebencian  yang ditemukan  antara  lain bentuk  penghinaan,  menghasut,  provokasi  politik,  pencemaran nama  baik,  penistaan  agama,  dan  menyebarkan  berita  bohong  (hoax)  yang  tergolong menjadi  empat topik  yaitu  tentang  masalah  politik,  sosial,  ekonomi  dan  agama.

Sifat global internet menyulitkan untuk menetapkan batasan atau batasan ke dunia maya.  Dari pengalaman saya sendiri, banyaknya platform media sosial di jaman sekarang ini Banyak orang-orang  dengan seenaknya melontarkan kata-kata buruk mengenai SARA, ras, suku. Saling balas-membalas komentar, tidak mau kalah dengan perdebatannya, sampai orang lain pun ikut serta karena mereka resah dengan hal tersebut. Penyebabnya adalah orang yang membuat konten yang sensitif, tidak mencari tahu kebenarannya, hanya asal menyebarkan.

Ujaran kebencian ini menular. Jika ada seseorang pembuat ujaran kebencian sebagai sosok yang kredibel, berkuasa, panutan, atau diyakini setiap ucapannya yaitu kebenaran. Tidak peduli yang dikonsumsi dan  disebarkan itu berita bohong atau opini personal sekalipun, selama pembuat ujaran kebencian mengutarankan ketidaksukaannya, hal itu akan dianggap sah untuk dibaca dan dibagikan.

terkadang kita merasa kata-kata yang kita lontarkan pada orang lain itu, hanyalah hal biasa saja, namun ternyata menurut orang lain hal tersebut sangat menyinggung dirinya sehingga hal itu bisa sangat menyakitinya. Mental health menjadi salah satu dampak dari ujaran kebencian.

Sifat opennes  of  media atau  keterbukaan informasi    di    media    sosial    inilah    yang menjadi  pemicu  tingginya  kecenderungan masyarakat     untuk     melakukan     ujaran kebencian,   seperti   ketersediaan   fasilitas komentar untuk pembaca pada media yang berbasis  elektronik.  Hal  itu  menyebabkan hubungan   antara   penulis   dan   pembaca menjadi  resiprokal,  bisa,  dan  mudah  untuk saling mengomentari. masyarakat secara bebas bisa menyampaikan pendapat atau opininya, baik melalui lisan, media cetak, maupun media elektronik/online. Namun, hal yang perlu diingat bahwa kebebasan berpendapat kalau tidak berbudaya dan beretika akan membawa konsekuensi hukum bagi pelakunya, untuk itu masyarakat harus berhati-hati. Selanjutnya ada hal lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk di waspadai yaitu penyampaian opini yang menimbulkan dampak ketidak nyamanan bagi pihak lain. Seringkali hal tersebut dikenal sebagai ujaran kebencian, yaitu tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain. Sehubungan dengan hal ini maka diperlukan suatu kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terkait bahaya yang ditimbulkan oleh hal tersebut. Misalnya, dengan cara memastikan terlebih dahulu  konten sensitif yang akan dibagikan, mengklarifikasi kebenarannya, memastikan manfaatnya, baru kemudian menyebarkannya. 


Referensi

Ningrum, D. J., Suryadi, S., & Wardhana, D. E. C. (2018). Kajian Ujaran Kebencian Di Media Sosial. Jurnal Ilmiah KORPUS, 2(3), 241-252.


Nama : Gideon Petra Malia

NIM    : 20310410066

Matkul : Psikologi Sosial


0 komentar:

Posting Komentar