Jumat, 30 April 2021

PASAR TRADISIONAL SEBAGAI RUANG SEDULURAN

Nur Alfiyah (20310410062) 

Dosen Pembimbing: Dr., Dra., Arundati Shinta, M.A

Psikologi Sosial I

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Pasar adalah tempat dimana sektor informal berkembang dan berjalan seksama, sebagai tempat kegiatan jual beli dan penggerak utama ekonomi. Pasar merupakan kegiatan yang nyata dimana jual belinya terjadi langsung, penjual dan pembeli bertemu dalam suatu tempat untuk melakukan proses tukar menukar antara jual beli barang dagangan (Ahmad, 2017). Sedangkan pasar tradisional sendiri merupakan pasar dimana kegiatan jual penjual dan pembelinya dilakukan secara langsung dalam bentuk eceran dalam waktu sementara atau total dengan tingkat pelayanan terbatas. Menurut Rahmad dalam Serafica (2020), pasar tradisional merupakan pasar yang berkembang di masyarakat dengan pedagang asli pribumi. 

Pasar tradisional memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu adanya sistem tawar-menawar antara penjual dan pembeli, pasar tradisional dimiliki, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah daerah, tempat usaha beragam dan menyatu dalam tempat yang sama, dan sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan adalah produksi lokal. Selain itu, pasar tradisional juga memiliki tiga keunggulan. Pertama, dalam aktivitas ekonomi, penjual dan pembeli bisa melakukan transaksi langsung tanpa perantara. Kedua, adanya proses interaksi sosial yang berpengaruh pada keputusan dan kepuasan antara penjual dan pembeli. Ketiga, dari segi lokasi, pasar tradisional letaknya selalu berdekatan dengan permukiman penduduk (Serefica, 2020).

Selain menjadi tempat transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli, pasar juga menjadi salah satu ruang seduluran (interaksi sosial) bagi masyarakat, khususnya di pasar tradisional. Foto pasar di atas yang saya ambil adalah Pasar Indrakila. Pasar tersebut merupakan pasar tradisional yang berada di Kecamatan Alian, Kebumen. Mengapa pasar tradisional bisa menjadi ruang seduluran bagi masyarakat? 

Dalam pasar tradisional kedekatan antara penjual dan pembeli lebih terasa karena interaksi mereka yang berulang-ulang dan mendalam. Hal itu bisa terjadi karena biasanya pasar tradisional berada relatif dekat dengan tempat tinggal atau perkampungan masyarakat. Transaksi yang berulang-ulang dan tawar-menawar yang dilakukan pembeli dengan taktik tertentu agar mendapat harga yang lebih murah, seringkali menciptakan kedekatan yang maknanya tidak bisa dikatakan hanya sekadar hubungan antara penjual dan pembeli. Dalam Binus (2012), bila ini terjadi dalam frekuensi yang sering dan dalam waktu yang cukup panjang maka hubungan yang terjadi sudah beyond customer satisfaction and loyalty. Yang akan terjalin adalah pasar sebagai jaring pengaman sosial ekonomi rakyat bagi penjual termasuk produsen dan konsumen. Interaksi sosial yang hangat dan personal inilah yang menjadikan pasar tradisional sebagai ruang seduluran bagi masyarakat. 



Referensi:

Bastian, Ahmad. (2017). Fungsi Sosial Pasar    Ekonomi Rakyat Bagi Masyarakat Desa Tasik Serai Barat Kecamatan Pinggir Kabupaten Bangkalis. Jurnal FISIP. 4(1), 1-2.

Binus University. (2012). Pasar Tradisional dan Ekonomi Kita. 2 Juli. Retreived on April 30 from: https://ir.binus.ac.id/2012/07/02/pasar-tradisional-dan-ekonomi-kita/  

Gischa, Serafica. (2020). Pasar Tradisional: Pengertian, Ciri, dan Jenisnya. Kompas.com. 28 Januari. Retreived on April 30 from: 
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/28/060000169/pasar-tradisional-pengertian-ciri-dan-jenisnya?page=all#page2



Tulisan ini adalah narasi untuk lomba memotret bertemakan "Street Photography" yang diselenggarakan oleh Kelas Pagi Jakarta bersama @andrydilindra dan @photowalkramean berkolaborasi dengan @xiaomi.indonesia. Periode lomba berlangsung pada tanggal 1 April - 1 Mei 2021.






0 komentar:

Posting Komentar