Kamis, 08 April 2021

PERILAKU AGRESIF DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

 

PERILAKU AGRESIF

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL


oleh :

Winne Herwina

(NIM 20310410018)

Fakultas Psikologi 

Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta MA.

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 


(Photo Search : Freepik)


Dalam kehidupan kita sehari-hari pasti kita tidak akan jauh-jauh dengan kehidupan sosial. Kehidupan sosial ini sangat penting dalam kehidupan individu. Dalam hal ini pada kehidupan manusia pasti dituntut untuk bisa bersosialisasi atau berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa manusia lainnya, dengan berinteraksi maka diharapkan manusia dengan manusia lainnya akan menjalin hubungan dekat dan bisa saling tolong menolong dalam kehidupan sosial. Inilah mengapa manusia disebut dengan makhluk sosial.

Dengan bersosialisasi atau berinteraksi merupakan proses belajar manusia untuk mengetahui dan memahami karakter lawan bicara, mempelajari cara berpikir, tingkah laku, dan perasaan orang lain. Dan hal tersebut akan memunculkan nilai dan juga norma dalam kehidupan sosial.   

Dalam kehidupan sosial sering kali timbul dan terjadi bentrokan-bentrokan sosial di masyarakat Indonesia sendiri contohnya. Banyak sekali permasalahan di kehidupan sosial terutama akibat banyaknya perilaku yang agresif dalam kehidupan sosial di masyarakat. Banyak dari kita pasti sudah tau apa yang dimaksud dari perilaku agresif. Namun banyak juga yang belum mengetahui tentang perilaku agresif. Apa itu perilaku agresif ?

Perilaku agresif merupakan perilaku baik secara fisik maupun verbal yang ditimbulkan secara sengaja untuk menyakiti ataupun untuk melukai objek atau individu lain. Perilaku agresif ada 2 yakni verbal dan non verbal (fisik). Contoh perilaku agresif verbal yaitu penghinaan, ujaran kebencian. Sedangkan perilaku non verbal (fisik) contohnya penganiayaan, pemerkosaan, dan tindakan kekerasan lainnya yang merugikan. Tapi dibalik adanya perilaku agresif ini pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. 

Menurut Sarwono dan Meinarno (2009: 152), perilaku agresif ditimbulkan karena adanya beberapa faktor yaitu ;


a). Sosial

     Manusia cenderung membalas dengan derajat agresi yang sama atau sedikit lebih tinggi daripada yang diterimanya atau balas dendam. Menyepelekan dan merendahkan sebagai ekspresi sikap arogan atau sombong adalah predator kuat bagi munculnya agresi. Selain itu juga faktor sosial lainnya adalah alkohol.

 b) Personal

     Pola tingkah laku berdasarkan kepribadian. Orang dengan pola tingkah laku tipe A cenderung lebih agresif daripada orang dengan tipe B. Tipe A identik dengan karakter terburu-buru dan kompetitif ( persaingan) dan cenderung melakukan hostile aggression, sedangkan tipe B bersikap sabar, kooperatif, nonkompetisi, nonagresif dan sering melakukan instrumental aggression.

c). Kebudayaan

     Lingkungan juga berperan terhadap tingkah laku maka penyebab perilaku agresif adalah kebudayaan. Beberapa ahli dari berbagai bidang ilmu seperti antropoligi dan psikologi menengarai faktor kebudayaan dengan agresif yaitu dengan melihat pada lingkungan yang hidup dipantai/pesisir, menunjukkan karakter lebih keras daripada masyarakat yang hidup diperdalaman. Nilai dan norma yang mendasari sikap dan tingkah laku masyarakat juga berpengaruh terhadap agresivitas satu kelompok.

d). Situasional

     Kondisi cuaca juga berpengaruh terhadap agresif misalnya pada kondisi cerah membuat hati juga cerah begitu dengan cuaca panas lebih sering memunculkan perilaku agresi seperti timbulnya rasa tidak nyaman yang berujung meningkatnya agresi sosial.

e) Media massa

    Media massa televisi merupakan tontonan dan secara alami mempunyai kesempatan lebih bagi penontonnya untuk mengamati apa yang disampaikan secara jelas sehingga terjadi proses modeling pada anak.

Selain dari beberapa faktor yang telah disebutkan diatas, ada hal lain yang juga sangat mempengaruhi terjadinya perilaku agresif yaitu peran pendidikan yang diajarkan oleh orangtua kepada anaknya. Salah satunya adalah kebiasaan mendidik anak dengan kekerasan yang mana hal tersebut tidaklah boleh dilakukan. Belajar dengan kekerasan tidak hanya boleh dilakukan di dalam keluarga, namun juga eksternal antara lain di sekolah ataupun di lingkungan sekitarnya. Peran pendidikan dengan menggunakan kekerasan akan memicu perilaku agresif lebih tinggi pada anak khususnya remaja.

            Adanya perilaku agresif yang tercipta maka akan berdampak besar pada kehidupan seseorang yang mana tidak akan tercipta nilai dan norma yang baik di masyakarat. Maka dari itu perlu adanya penanganan terhadap hal yang menciptakan perilaku agresif itu sendiri. Kita sebagai mahasiswa psikologi harus paham dan berusaha untuk belajar, mencegah serta mengevaluasi hal yang menjadi faktor-faktor pengaruh munculnya perilaku ini.

Solusi yang bisa kita lakukan untuk menangani hal ini sebenarnya tidaklah sulit. Kita hanya perlu memahami dengan baik perasaan orang terdekat kita yang memiliki perilaku agresif. Kita harus tau apa hal yang membuatnya berperilaku agresif. Contoh seorang anak berperilaku agresif karena pendidikan dari orangtuanya yang salah karena dengan kekerasan. Maka hal yang perlu diubah adalah proses orang tua mendidik anak tersebut dengan tidak memakai kekerasan yang berujung menimbulkan perilaku agresif pada anaknya yang mana itu berdampak besar bagi kehidupan serta kepribadian anak tersebut. Kita sebagai mahasiswa psikologi juga turut berperan dalam hal ini seperti memberikan penyuluhan terhadap remaja dan orang tua untuk memahami dampak perilaku agresif yang timbul karena pendidikan yang salah dan mengajarkan bagaimana cara mendidik dengan benar tanpa adanya kekerasan.

 

Sumber :

1.      Siddiqiah Laela, " Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui Pengelolaan Amarah   (Anger Management)", Jurnal Psikologi Vol. 37 No. 1, Juni 2020 (diakses pada tanggal

2.      Endah Fitriasari & Heryanti Adi N, "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA DI STIMART AMNI SEMARANG, JAWA TENGAH", Jurnal Keperawatan Vol 4 No. 2, Oktober 2011

0 komentar:

Posting Komentar