Essay Kedua
Persyaratan Mengikuti Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial II
(Semester Ganjil
2021/2022)
Widia Fitriani
(20310410020)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr.
Arundati Shinta, M.A
Sebuah film pendek berjudul “TILIK” (durasi 32 menit)
menjadi sangat populer diperbincangkan masyarakat sejak diunggah pada kanal
berbagi YouTube pada 17 Agustus 2020. Judul Tilik diambil dari Bahasa Jawa yang
bermakna “Menjenguk”. Setidaknya saat artikel ini ditulis (15 September 2020)
film tilik telah ditonton 32 juta kali. Film Tilik merepresentasikan potret
masyarakat pedesaan yang mengambil latar belakang budaya di sebuah desa di
Yogyakarta (Inayaturrobbani, 2020).
Bila melihat
kembali cerita yang digambarkan
dalam film merupakan hubungan
interpersonal yang sangat kompleks dengan individu
lainnya.Banyak perdebatan pro
dan kontra yang melibatkan emosi
ketika menonton film yang berjudul “Tilik” tersebut mulai
dari tokoh, alur cerita, setting dan komunikasi.
Film “Tilik‟mengisahkan sebuah
budaya yang menjadi
yang menjadi kebiasaan masyarakat
Indonesia yaitu menjenguk orang
yang sedang sakit.Budaya
menjenguk ini sampai
sekarang masih banyak diterapkan
di daerah-daerah pedesaan,
terutama di pulau Jawa. (Bagus, 2021).
Lebih spesifik Tilik berkisah tentang aktivitas gosip
rombongan ibu-ibu yang sedang dalam perjalanan menjenguk Ibu Lurah dengan
menggunakan truk. Gosip yang dapat
didefinisikan sebagai pembicaraan evaluatif positif maupun negatif terhadap
seseorang yang tidak hadir saat pembicaraan tersebut berlangsung (Foster, 2004) Pada saat yang sama, para pelaku gosip
memiliki kecenderungan untuk melakukan perbandingan dan evaluasi sosial.
Aktivitas bergosip dapat bersifat fungsional untuk sebagian individu karena
individu membutuhkan informasi evaluatif tentang orang lain guna mengevaluasi
diri mereka sendiri. Evaluasi diri melalui perbandingan sosial seringkali
diperlukan guna melakukan penyesuaian diri dengan norma kelompok (Festinger,
1954; Sedikides & Skowronski, 2000; Sedikides & Strube, 1997).
Tilik adalah salah satu film cerdas yang mengangkat pola
keseharian masyarakat kita pada umumnya. Film ini menampilkan sebuah kenyataan
secara gamblang, tegas dan tepat. Memotret kebiasaan yang sering dihadapi oleh
masyarakat dalam kesehariannya membuat film ini rasanya begitu dekat. Hal ini
juga berkat local value yang ditampilkan melalui dialek dan
bahasa Jawa sepanjang film, seperti mendengar pembicaraan ibu-ibu tetangga dekat
rumah.
implikasi dari teori psikologi hubungan interpersonal
memiliki kaidah yang efektif dalam
menganalisis film yang berjudul “Tilik‟. Berbagai sudut pandang secara
psikologis telah disebutkan dalam analisa mengenai alur cerita secara komprehensif. Banyak
terjadi konflik dalam cerita
dan gangguan secara psikologis
yang terjadi selama
proses interaksi kelompok berlangsung
sehingga memicu emosi setiap menonton. Jika kita mengambil pandangan teori identitas sosial maka dalam level kelompok
individu akan membawa 2 identitas. Pertama, identitas kelompok yaitu dalam film
ini adalah kelompok ibu-ibu. Kedua, identitas diri sebagai individu yang
berbeda dalam kelompok tersebut. Secara
keseluruhan film pendek ini sangat bagus sekali dan sangat layak untuk
disaksikan dan berhasil dalam menampilkan fenomena sosial yang berlaku dan
terjadi di masyarakat
Daftar Pustaka
Inayaturrobbani, Fakhirah.
(2020). MEMAHAMI FUNGSI GOSIP
DALAM MASYARAKAT MELALUI FILM PENDEK “TILIK”. Tonil: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan
Sinema. https://cicp.psikologi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/553/2021/05/Tilik.pdf
Bagus Mitreka
Satata, Dian (2021). ANALISIS HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAMFILM ‘TILIK’ PADA PERSPEKTIF
PSIKOLOGI. Jurnal Dinamika Sosial Budaya. https://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb/article/view/3136/2041
https://aiya.org.au/id/2020/09/15/review-film-pendek-tilik-kehidupan-kita-dalam-setengah-jam/
0 komentar:
Posting Komentar